Mohon tunggu...
mhmmddaffa
mhmmddaffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi basket badminton traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sistem Penyesuaian Harga dalam Sistem Kurs Mengambang dan Sistem Baku pada Pasar Valuta Asing

10 Juli 2024   15:47 Diperbarui: 10 Juli 2024   16:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sistem kurs mengambang mengacu pada sistem di mana nilai tukar mata uang ditentukan oleh mekanisme pasar tanpa campur tangan langsung dari pemerintah atau otoritas moneter. Dalam sistem ini, nilai tukar mata uang dapat berfluktuasi secara bebas tergantung pada permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Ketika permintaan untuk suatu mata uang meningkat, nilai tukarnya cenderung naik karena ketersediaan mata uang tersebut menurun relative terhadap permintaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika penawaran melebihi permintaan, nilai tukar akan turun untuk mencerminkan kelebihan pasokan tersebut.

Keuntungan utama dari sistem kurs mengambang adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan nilai tukar secara otomatis sesuai dengan kondisi pasar dan ekonomi yang berubah. Hal ini memungkinkan untuk lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan ekonomi global dan lokal, serta mendorong stabilitas ekonomi jangka panjang dengan mengurangi risiko intervensi yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. Meskipun demikian, kerentanan terhadap volatilitas pasar dapat menjadi tantangan, terutama bagi negara-negara dengan ekonomi yang lebih kecil atau tergantung pada perdagangan internasional yang signifikan. Dengan demikian, sistem kurs mengambang mempengaruhi dinamika pasar valuta asing secara langsung, mencerminkan kekuatan pasar dalam menentukan nilai tukar mata uang secara adil dan efisien.

Sistem penyesuaian harga otomatis dalam sistem kurs mengambang mengacu pada mekanisme di mana nilai tukar mata uang dapat berubah secara otomatis untuk mencerminkan kondisi permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Dalam sistem ini, tidak ada campur tangan langsung dari pemerintah atau otoritas moneter untuk menetapkan nilai tukar secara tetap. Sebaliknya, nilai tukar mata uang akan berfluktuasi sesuai dengan kekuatan pasar, di mana faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kondisi politik secara langsung mempengaruhi harga tukar.

Keuntungan utama dari penyesuaian harga otomatis adalah responsibilitas sistem terhadap perubahan kondisi pasar yang cepat dan dinamis. Ini memungkinkan nilai tukar untuk secara fleksibel menyesuaikan diri terhadap fluktuasi ekonomi global, menjaga stabilitas dan keseimbangan yang lebih baik dalam perekonomian. 

Selain itu, sistem ini juga mendorong transparansi dan keadilan dalam menentukan nilai tukar, mengurangi risiko manipulasi atau intervensi yang dapat mempengaruhi pasar secara tidak seimbang. 

Meskipun demikian, penyesuaian harga otomatis juga dapat menimbulkan volatilitas pasar yang lebih tinggi dalam jangka pendek, mempengaruhi stabilitas makroekonomi jika tidak diimbangi dengan kebijakan moneter dan fiskal yang tepat. Oleh karena itu, efektivitas sistem ini tergantung pada kapasitas otoritas ekonomi untuk mengelola fluktuasi pasar secara efektif demi mencapai tujuan jangka panjang dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga.

Intervensi pemerintah dalam sistem kurs mengambang merujuk pada tindakan yang diambil oleh pemerintah atau otoritas moneter untuk mempengaruhi atau mengatur nilai tukar mata uang dalam pasar valuta asing. 

Meskipun dalam sistem kurs mengambang nilai tukar secara umum ditentukan oleh mekanisme pasar, ada situasi di mana pemerintah merasa perlu untuk campur tangan untuk mengontrol fluktuasi yang berlebihan atau untuk mencapai tujuan kebijakan ekonomi tertentu. Contoh dari intervensi ini bisa berupa pembelian atau penjualan mata uang di pasar terbuka oleh bank sentral, atau penggunaan instrumen kebijakan moneter lainnya untuk mempengaruhi suplai dan permintaan mata uang tertentu.

Tujuan dari intervensi pemerintah dapat bervariasi, mulai dari menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan domestik, melindungi daya saing ekspor, hingga mengurangi dampak fluktuasi ekstrem terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 

Meskipun demikian, intervensi ini juga dapat memicu kontroversi dan menimbulkan risiko, terutama jika dilakukan tanpa keterlibatan yang tepat dari pasar atau jika tujuan kebijakannya tidak tercapai dengan efektif. Selain itu, efektivitas dari intervensi pemerintah dalam sistem kurs mengambang sering kali tergantung pada kondisi ekonomi global yang lebih luas serta kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan secara bersama-sama.

Keuntungan utama dari sistem kurs mengambang adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan nilai tukar secara otomatis sesuai dengan kondisi pasar dan ekonomi yang berubah. Dalam sistem ini, mekanisme pasar memungkinkan nilai tukar mata uang untuk berfluktuasi sesuai dengan permintaan dan penawaran yang ada di pasar valuta asing. Fleksibilitas ini memungkinkan negara-negara untuk lebih cepat menyesuaikan nilai tukar mereka terhadap perubahan ekonomi global dan lokal, mengurangi risiko intervensi yang mungkin dilakukan oleh pemerintah atau otoritas moneter. Dengan demikian, sistem kurs mengambang dapat mendukung stabilitas ekonomi jangka panjang dengan memungkinkan pasar untuk beroperasi secara lebih efisien dan efektif.

Namun demikian, keuntungan dari sistem kurs mengambang ini juga dapat menjadi tantangan, terutama bagi negara-negara dengan ekonomi yang lebih kecil atau tergantung pada perdagangan internasional yang signifikan. Volatilitas pasar yang tinggi dapat menyebabkan fluktuasi yang ekstrem dalam nilai tukar mata uang, yang pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik. 

Oleh karena itu, penting bagi negara-negara dengan sistem kurs mengambang untuk memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang kuat serta mekanisme pengawasan pasar yang efektif untuk mengatasi potensi risiko volatilitas ini. Dengan demikian, keuntungan dan tantangan dari sistem kurs mengambang perlu dipertimbangkan secara hati-hati dalam konteks strategi ekonomi dan kebijakan nasional suatu negara.

Sistem kurs baku adalah kebalikan dari sistem kurs mengambang, di mana nilai tukar mata uang ditetapkan secara tetap oleh pemerintah atau otoritas moneter. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk menciptakan stabilitas dalam nilai tukar dan mencegah fluktuasi yang terlalu besar yang dapat mempengaruhi ekonomi domestik. 

Dalam praktiknya, pemerintah akan menetapkan nilai tukar yang dianggap sesuai dengan kondisi ekonomi, dan kemudian berkomitmen untuk mempertahankan nilai tersebut dengan intervensi aktif di pasar valuta asing. Hal ini dapat dilakukan dengan membeli atau menjual mata uang domestik untuk menjaga nilai tukar tetap stabil atau dalam kisaran tertentu terhadap mata uang asing lainnya.

Kelebihan utama dari sistem kurs baku adalah dapat memberikan prediktabilitas dan kepastian kepada pelaku ekonomi, termasuk perusahaan dan konsumen. Hal ini dapat mendukung stabilitas harga dan biaya produksi, serta memudahkan perencanaan jangka panjang dalam investasi dan perdagangan internasional. Namun, kelemahan dari sistem ini adalah bahwa pemerintah harus memiliki cadangan devisa yang cukup besar dan kemampuan untuk mengintervensi pasar secara efektif untuk menjaga nilai tukar yang ditetapkan. 

Selain itu, sistem kurs baku rentan terhadap tekanan eksternal, seperti perubahan besar dalam ekonomi global atau kebijakan moneter dari negara-negara mitra dagang utama, yang dapat menyulitkan pemerintah untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan secara konsisten. Dengan demikian, implementasi sistem kurs baku perlu dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan kondisi ekonomi domestik serta dinamika pasar global yang mungkin mempengaruhi keberhasilannya.

Kelebihan dan kelemahan sistem kurs baku perlu dipahami dalam konteks efeknya terhadap ekonomi suatu negara. Salah satu kelebihan utama dari sistem kurs baku adalah kemampuannya untuk memberikan stabilitas dan prediktabilitas dalam nilai tukar mata uang. Dengan nilai tukar yang tetap, perusahaan dapat merencanakan biaya produksi dan harga jual dengan lebih baik, mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar yang dapat mengganggu kegiatan ekonomi. Selain itu, stabilitas nilai tukar juga dapat memberikan kepastian kepada konsumen dan investor, meningkatkan kepercayaan dalam perekonomian negara dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Namun, sistem kurs baku juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kurangnya fleksibilitas dalam menyesuaikan nilai tukar sesuai dengan kondisi pasar dan ekonomi yang berubah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekonomi, terutama jika nilai tukar yang ditetapkan tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari mata uang yang bersangkutan. Selain itu, sistem kurs baku juga rentan terhadap spekulasi pasar dan tekanan eksternal yang dapat memaksa pemerintah untuk membelanjakan cadangan devisa yang besar untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan. Oleh karena itu, keberhasilan sistem kurs baku sangat tergantung pada kebijakan ekonomi yang bijaksana, cadangan devisa yang memadai, serta kemampuan pemerintah untuk mengelola tekanan ekonomi dan pasar dengan efektif.

Tantangan dan perbandingan antara sistem kurs mengambang dan sistem kurs baku menyoroti perbedaan fundamental dalam pengaturan nilai tukar mata uang di pasar valuta asing. 

Salah satu tantangan utama dari sistem kurs mengambang adalah volatilitas pasar yang tinggi yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara. Fluktuasi nilai tukar yang cepat dan besar dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi, termasuk perusahaan dan investor, yang mungkin kesulitan dalam merencanakan biaya dan investasi jangka panjang. 

Di sisi lain, kelebihan utama dari sistem ini adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan nilai tukar secara otomatis terhadap perubahan kondisi pasar, memungkinkan untuk respons yang lebih cepat terhadap dinamika ekonomi global.

Sementara itu, sistem kurs baku menawarkan stabilitas nilai tukar yang lebih besar karena pemerintah atau otoritas moneter menetapkan nilai tukar yang tetap dan berkomitmen untuk mempertahankannya. Hal ini dapat memberikan kepastian kepada pelaku ekonomi dalam perencanaan dan operasi mereka. 

Namun, sistem ini juga dapat menjadi tantangan karena kebutuhan akan cadangan devisa yang besar dan kemampuan yang memadai untuk mengintervensi pasar secara efektif agar nilai tukar tetap stabil. Tantangan lainnya adalah risiko terhadap tekanan eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan, terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak stabil.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun