Mohon tunggu...
Muhammad Daffa
Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Lainnya - GEOGRAPHY EDUCATION '20 UNILA

Pemuda yang sedang memperjuangkan gelar S. Pd.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sistem Informasi Geografis dan Pemanfaataanya dalam Pemetaan Resiko Bencana Alam Tsunami

1 Juni 2023   23:49 Diperbarui: 1 Juni 2023   23:57 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, perangkat lunak, data geografis, dan sumber daya manusia yang bekerja sama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data secara berbasis informasi geografis. Informasi spasial menggunakan lokasi, dalam sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensi. Oleh karena itu, Sistem informasi geografis (SIG)  memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi Sistem informasi geografis (SIG)  menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, tren, pola, dan model. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Dilihat dari definisinya, Sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri.

Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah proses pengumpulan, pengelolaan, analisis, interpretasi, dan visualisasi data geografis untuk memahami hubungan spasial antara objek atau fenomena di bumi. SIG mengintegrasikan data geografis dengan atribut non-geografis untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang masalah atau pertanyaan yang berhubungan dengan lokasi atau ruang.

Berikut ini adalah beberapa komponen utama dalam analisis sistem informasi geografis:

  • Data Geografis: Data geografis merupakan komponen penting dalam analisis SIG. Data ini mencakup informasi spasial seperti koordinat, bentuk, dan atribut yang terkait dengan objek geografis. Contoh data geografis meliputi peta, citra satelit, data medan, atau data sensor.
  • Pengelolaan Data: Analisis SIG melibatkan pengelolaan data geografis untuk memastikan integritas, konsistensi, dan aksesibilitas data. Ini melibatkan proses penyimpanan, pemrosesan, dan pemeliharaan data geografis menggunakan teknologi seperti basis data geografis atau sistem file geografis.
  • Analisis Spasial: Analisis spasial adalah inti dari analisis SIG. Ini melibatkan penggunaan teknik statistik dan matematika untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan tren dalam data geografis. Beberapa contoh analisis spasial meliputi overlay (penyusunan peta tematik), buffering (menciptakan zona sekitar suatu fitur), analisis jarak, atau analisis klaster.
  • Visualisasi: Visualisasi data geografis adalah aspek penting dalam analisis SIG. Ini melibatkan representasi grafis dari data geografis menggunakan peta, diagram, atau grafik. Visualisasi membantu dalam pemahaman dan komunikasi hasil analisis kepada pemangku kepentingan.
  • Keputusan dan Perencanaan: Analisis SIG memberikan wawasan yang berharga dalam pengambilan keputusan dan perencanaan. Dengan memahami hubungan spasial antara objek atau fenomena, SIG dapat membantu dalam mengidentifikasi lokasi potensial, memprediksi dampak kebijakan atau perubahan lingkungan, serta merencanakan tindakan atau mitigasi yang tepat.Integrasi Data: Analisis SIG sering melibatkan integrasi data geografis dengan data non-geografis, seperti data demografi, ekonomi, atau sosial. Integrasi ini memungkinkan penggunaan data geografis dalam konteks yang lebih luas, meningkatkan pemahaman tentang fenomena yang diamati.

Keuntungan menggunakan analisis SIG termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi pola tersembunyi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memahami dampak lingkungan, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Dalam prakteknya, analisis SIG dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti perencanaan kota, manajemen bencana, pemetaan kesehatan, transportasi, pengelolaan sumber daya alam, dan banyak lagi.

Salah satu contoh pemanfaatan SIG adalah dalam bidang manajemen bencana. Pada penelitian yang berjudul Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pemetaan Risiko Bencana Alam Tsunami menggunakan Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: di Pesisir Lampung Selatan, Provinsi Lampung) memberikan gambaran besar bahwa SIG sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. teknik analisis adalah analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan Quantum GIS. QGIS memungkinkan peta yang akan terdiri dari lapisan raster atau vektor. Tipikal untuk jenis perangkat lunak, data vector disimpan baik sebagai titik, garis, atau ciri-poligon. Berbagai jenis citra raster yang didukung, dan perangkat lunak ini dapat menampilkan citra georeferensi.

Dalam pengolahan data, Adapun data-data yang digunakan dalam kajian Penilaian Tingkat Risiko Bencana Tsunami Adalah sebagai berikut:

  • Pengambilan Data Spasial dari Udara Menggunakan Drone (Pesawat) dan Google Earth dari lokasi yang ditetapkan sebagai wilayah terdampak
  • Data Provinsi Lampung Dalam Angka Tahun 2020
  • Peta Administrasi Provinsi Lampung
  • Peta Penggunaan Lahan Provinsi Lampung
  • Data persebaran Early Warning System (EWS) Provinsi Lampung
  • Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Anak Krakatau PVMBG

Langkah analisis data yang dilakukan dimulai dengan menginput data peta dan memasukkan koordinat lokasi survey (Georefrence) yaitu 6 desa di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan (Canti, Sukaraja, Rajabasa, Banding, Way Muli, Kunjir) yang sebelumnya telah dipetakan dan disurvey, kemudian di import di Quantum GIS, setelah di import secara otomatis QGIS sudah menerapkan Georeference dibantu dengan import data raster peta wilayah tersebut. Konversi Kontur ke Vektor Layer (Shapefile Layer) Model data vector menampilkan, menempatkan dan menyimpan data keruangan dengan menggunakan titik-titik, garis atau kurva, poligon beserta atributnya. Zonasi rawan tsunami yang telah dibuat dalam bentuk poligon perlu di konversi ke Shapefile Layer.

Dari penelitian ini dihasilkan sebuah Prototype aplikasi GIS yang dapat menampilkan zonasi rawan bencana tsunami di wilayah pesisir Lampung Selatan dengan Petunjuk Operasional Prosedure untuk mengoperasikan aplikasinya. Dari hasil Pengujian prototype yang dilakukan menggunakan 2 perangkat yang berbeda yaitu Personal Computer dan Smartphone dengan menggunakan Web Browser yang sama yaitu Google Crhome, Aplikasi dapat berfungsi dengan baik di kedua perangkat tersebut dan tidak tampak ada perbedaan dari tampilan dikedua aplikasi kecuali pada ukuran layar.

Hasil dan Analisis Pemetaan Daerah Risiko Bencana Visualisasi yang dihasilkan menggunakan Aplikasi GIS, Visualisasi Aplikasi GIS Menunjukkan pemetaan dimana wilayah yang menjadi fokus penelitian dapat ditampilkan pada Gambar berikut:

Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pemetaan Risiko Bencana Alam Tsunami menggunakan Pengolahan Data Spasial SIG (Studi Kasus: di Pesisir LamSel)
Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pemetaan Risiko Bencana Alam Tsunami menggunakan Pengolahan Data Spasial SIG (Studi Kasus: di Pesisir LamSel)

Peta tersebut dihasilkan dari proses pengolahan sehingga akhirnya menghasilkan peta zonasi rawan bencana tsunami di Pesisir Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pelaksanaan penelitian tersebut dihasilkan prototype Aplikasi GIS yang dapat memetakan beberapa titik wilayah terdampak, dalam Aplikasi GIS juga terlihat jarak 100m dari garis pantai sebagai wilayah terdampak dan diketahui titik dimana yang perlu dibangun Jalur Evakuasi dan Jalur Pertolongan yang ditandai dengan attribute khusus.Pemetaan Zona Rawan Bencana Tsunami merupakan suatu bentuk mitigasi bencana alam yang diharapkan dapat mengurangi banyaknya korban jiwa berdasarkan adanya jalur evakuasi yang dapat digunakan sebagai suatu langkah mitigasi/penyelamatan secara cepat pada terjadi peringatan dini bencana.Daerah terdampak tsunami sekitar 452 ha di wilayah kalianda, Kec.Rajabasa, Provinsi Lampung dimana salah satunya wilayah yang kami survei desa kunjir dimana pada desa ini memiliki 2 kondisi kejadian tsunami yaitu dampak sedang dan tinggi dimana dampak tinggi mengambil bagian pesisir wilayah sedangkan untuk daerah dampak sedang sebatas wilayah SMP Negeri 1 Rajabasa sehingga untuk posko bencana masyarakat dapat menggunakan SMA Negeri 1 Rajabasa untuk posko bencana sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun