Mohon tunggu...
Muhammad Aidan
Muhammad Aidan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Manusia itu fana, suatu saat akan meninggalkan dunia. Lain halnya dengan gagasan/pemikiran, ia abadi dalam bentuk sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Udara di Jakarta Memburuk: Salah Industri, Pemerintah, atau Justru Masyarakat?

27 Agustus 2023   15:00 Diperbarui: 27 Agustus 2023   15:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sobat kompasiana, akhir-akhir ini tingkat polusi udara di Ibukota negara kita ini yaitu Jakarta sedang mengalami peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai apa penyebab terbesar yang mengakibatkan polusi udara di Jakarta menjadi seburuk ini? 

Dalam artikel ini kita akan membahas apa saja faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya polusi udara di Jakarta, dan bagaimana upaya kita dapat mencegah ataupun mengurangi hal tersebut.

Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya Polusi Udara di Jakarta

Lalu Lintas dan Transportasi

Pertumbuhan jumlah pengguna kendaraan bermotor yang tinggi, khususnya kendaraan sepeda motor dan mobil pribadi turut ikut menyumbang terhadap emisi gas buang yang mencemari udara, serta kemacetan lalu lintas yang parah juga berkontribusi terhadap tingginya polusi udara di Jakarta.

 

Industri

Berikutnya yang banyak diperbincangkan masyarakat, mengenai banyaknya industri yang telah melakukan pencemaran udara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa dua sumber utama polusi udara di Jakarta berasal dari asap kendaraan bermotor dan juga kegiatan industri berbasis batubara.

Para akktivis lingkungan menduga limbah udara dari kawasan industri pabrik menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar, selain asap akibat kendaraan bermotor di Jakarta.

Mengutip dari Greenpeace, Jakarta dikelilingi 8 PLTU batubara dalam radius 100 km. Selain itu, terdapat 118 fasilitas industri di sekitar Jakarta yang juga punya andil atas meningkatnya pencemaran udara di Jakarta.

Sejauh ini, sumber polutan S02 terbesar di Jakarta berasal dari sektor industri yaitu sebesar 61,96%. Sementara sumber polutan lainnya seperti NOX, CO, PM10 dan PM2,5 mayoritas berasal dari sektor transportasi.

Konstruksi

Yang terakhir yaitu berbagai pembangunan proyek-proyek konstruksi berskala besar di Jakarta menyebabkan debu dan partikel-partikel kecil lainnya terlepas ke udara. Aktivitas ini juga berkontribusi pada peningkatan partikulat di udara yang dapat membahayakan kesehatan.

Solusi-Solusi yang Dapat Diupayakan 

Pengembangan Transportasi Berkelanjutan

Mendorong penggunaan transportasi umum, seperti kereta api, busway, dan sepeda, serta dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan dan kalau bisa menghindari penggunaan satu kendaraan satu orang dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan datangnya polusi udara.

Pengawasan Industri dan Penerapan Teknologi Bersih

Pemerintah juga harus lebih memperketat pengawasan terhadap industri-industri yang berkontribusi besar pada polusi udara. Mendorong penerapan teknologi bersih dan ramah lingkungan juga tidak kalah pentingnya.

Kebijakan Lingkungan yang Kuat

Beikutnya, juga harus ada peningkatan regulasi dari pemerintah terkait emisi kendaraan, batas emisi industri, dan penanganan limbah secara ketat yang dimana juga sangat diperlukan untuk mengendalikan polusi udara.

Pada akhirnya masalah polusi udara ini adalah tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, pemilik industri, maupun kita sendiri sebagai masyarakat, dengan langkah-langkah dan upaya kolaboratif saya yakin kita dapat bekerja sama untuk mengurangi tingkat polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta berkelanjutan bagi warga Jakarta.

Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat, sampai bertemu di artikel berikutnya.

Referensi:

- Sediksi.com

- dw.com

- Greenpeace.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun