Mohon tunggu...
muhammad Shiddiq
muhammad Shiddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Perjalanan hidup penuh dengan pasang surut". Di blog ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengembangan diri, motivasi, serta cara mencapai tujuan hidup. Mari bersama-sama tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abon Abdul Aziz dalam "Membumikan Buet Seumubuet di Bumi Aceh"

23 Desember 2023   19:57 Diperbarui: 23 Desember 2023   20:10 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abon pulang ke dayah mudi pada tahun 1958 M, Setelah mendapatkan ijazah dari gurunya abuya muda wali Al-Khalidi dari kelas Bustanul Muhaqqiqin Walmudaqiqin. Kepulangan beliau ke mudi ini merupakan setelah beberapa bulan wafatnya guru beliau abi hanifah. Dan abon pun menjadi pimpinan dayah Mudi.

Namun setiap insan tiada kekal hidupnya, pada tanggal jumadil Akhir 1409 H bertepatan dengan 17 januari 1989 abon menginggal dunia pada usia ke 59 tahun dirumah sakit adam malik medan.

Membumikan Beut Seumubeut

Dalam wasiat-wasiat abon, beliau sering menyampaikan kepada murid-muridnya tentang pentingnya Buet Seumubuet (Belajar mengajar). Nasehat yang beliau sampaikan kepada muridnya sering sekali berulang-ulang sehingga melekat didalam hati murid beliu. Maka tak heran bila hari ini kita melihat diaceh maupun luar aceh banyak sekali bertebaran dayah cabang mudi yaitu Al-Aziziyah. Semangat yang beliau wasiatkan itu kemudia terus kita dengar dari para alumni mudi.

Abon Berpesan " Ureung Drohneuh wajeb neusemubuet. Menye na neusemeubuet na lon sajan. Meuyo hana neusemeubuet hana lon sajan. Walapun aleh ba''. ( Kalian itu harus mengajarkan ilmu. Walaupun kalian mengajar, saya bersama kalian. Tapi kalau kalian tidak mengajar saya tidak bersama kalian. Mengajarlah walaupun hanya alif ba )

Mengajar yang dimaksud oleh abon adalah tidak harus dengan kitab kuning. Apa saja boleh diajarkan walaupun hanya memperkenalkan huruf hijaiyah pada anak. Aboh pernah berwasiat 'mengajarlah walapun alif ba. Kalau tidak ada murid, jadikanlah istri dan anak mu dan saudaramu. Carikan bambu, pohon pinag untuk lantai, daun rumpia untuk atap. Dirikanlah balai ditanah sendiri, insyallah akan diberikan keberkahan oleh Allah.

Dalam memotivasi santri belajar, abon berpesan agar jangan merisaukan bagaimana nasib kedepan. Abon menanamkan kayakinan dalam hati muridnya bahwa bila mereka belajar bersungguh-sunguh, pintu kesuksesan akan terbuka lebar.

Untuk kesuksesan dalam belajar abon selalu menasehati muridnya agar tidak disibukkan dengan aktivitas lain selain belajar, termasuk berceramah diluar dayah.  Namun bila abon sudah dianggap layak, barulah abon memberikan rekomendasi kepadanya untuk berceramah sekaligus diperkenalkan kepada masyarkat, salah satu murid beliau sekarang adalah abu ishak langkawe.

Beberapa wasiat abon diatas, menjadi obor penyemangat bagi kita dalam menuntut ilmu. Sehingga sampai sekarang wasiat abon selalu dicerikan oleh guru kepada murid supaya dalam belajar mangajar yang terpenting adalah istiqamah. Walaupon abon sudah tiada namun semangat beliau istiqamah beliau menjadi panutan bagi kita semua. Selamat jalan Abon ! namamu akan terus dikenang seiring berkembangnya zaman dan tak bosan untuk menceritakan wasiat abon untuk anak cucu-cucu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun