Mohon tunggu...
Muhamad Reza Al Farel
Muhamad Reza Al Farel Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang yang memiliki minat dalam bidang desain dan seni digital, khususnya dalam penggunaan software Adobe Illustrator. Saya menikmati membuat kreasi-kreasi visual dengan menggunakan teknologi dan memadukan elemen-elemen artistik untuk menghasilkan hasil desain yang menarik. Saat ini, saya tertarik untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan desain saya dengan mengeksplorasi berbagai media dan alat desain. Saya juga senang mengikuti perkembangan teknologi terbaru dan terus mencoba hal-hal baru dalam dunia desain. Di waktu senggang saya, saya sering menghabiskan waktu dengan menggambar dan mengedit gambar menggunakan software Illustrator. Saya merasa sangat puas ketika berhasil menghasilkan sebuah karya yang kreatif dan berkesan. Secara keseluruhan, saya merasa senang dan terinspirasi oleh segala hal yang berkaitan dengan desain dan seni digital, dan saya berharap dapat terus mengembangkan keterampilan saya dalam bidang ini di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Budidaya Larva Maggot sebagai Solusi Permasalahan Sampah Organik dan Potensi Menghasilkan Keuntungan di TPS3R Desa Wantilan

7 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   09:14 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maggot mampu mengurai bahan organik dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengolahan limbah organik yang efektif dan ramah lingkungan. Maggot farming dapat dijadikan sebagai alternatif pengolahan limbah organik dari sisa makanan, kotoran hewan, dan lain sebagainya.

Sebagai pakan, maggot memiliki kandungan asam amino dan protein sebesar 40%. Selain itu, terdapat pula zat-zat lain yang menguntungkan untuk dijadikan pakan peternakan atau perikanan. Dalam segi ekonomi pun, maggot memiliki harga jual yang tinggi, maggot dewasa yang masih hidup berkisar Rp 15.000/kg, sedangkan telur maggot berkisar Rp 10.000/gram.

Maggot menghasilkan kotoran yang kaya akan nutrisi dan dapat digunakan sebagai pupuk organik yang efektif. Maggot farming dapat dijadikan sebagai alternatif penghasil pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. Maggot dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan luka terbuka dan menghilangkan jaringan mati.

Kepala desa Wantilan, Komaruddin, mendukung dan bangga dengan adanya budidaya maggot di desanya. "Dengan budidaya maggot, desa Wantilan berhasil menjadi desa percontohan di Subang sebagai bentuk nyata suksesnya pemanfaatan maggot". Ujar Komaruddin.

Dalam kesimpulannya, pemanfaatan larva maggot sebagai pengurai sampah organik dan peluang bisnis yang menjanjikan dapat menjadi solusi bagi masalah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Edukasi dan sosialisasi mengenai pemanfaatan larva maggot perlu dilakukan agar penggunaannya dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat yang optimal bagi lingkungan dan ekonomi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun