Selain itu peran politik Islam di Indonesia juga sangat signifikan dalam perkembangan politik negara. Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Islam telah menjadi salah satu kekuatan politik yang penting di negara ini. Meskipun Indonesia bukan negara Islam secara konstitusional, mayoritas penduduknya adalah Muslim, sehingga Islam memainkan peran yang kuat dalam kehidupan politik dan sosial negara ini. Partai politik Islam di Indonesia setelah masa kemerdekaan, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN), memiliki peran yang signifikan dalam sistem politik Indonesia. Partai-partai ini berusaha mewakili dan mempromosikan agenda-agenda politik yang berkaitan dengan Islam, seperti keadilan sosial, penerapan hukum Islam, dan isu-isu moral. Mereka juga berperan dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan umat Muslim di Indonesia. Selain partai politik, organisasi Islam yang kuat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga memiliki pengaruh politik yang besar. Keduanya adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia dan memiliki jutaan anggota. Mereka terlibat dalam kegiatan politik seperti mendukung kandidat politik, memberikan pandangan tentang kebijakan publik, dan memobilisasi basis massa mereka dalam pemilihan umum.
 Peran politik Islam juga tercermin dalam pembentukan kebijakan negara. Meskipun Indonesia memiliki dasar negara yang menjunjung tinggi prinsip pluralisme dan kebebasan beragama, faktor-faktor Islam sering kali diperhatikan dalam proses pembuatan kebijakan. Misalnya, undang-undang tentang perkawinan, hukum Islam, dan pendidikan agama sering kali mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam. Peran politik Islam di Indonesia terus berkembang dan bervariasi seiring waktu. Sementara beberapa kelompok dan partai politik Islam lebih moderat dalam pendekatan dan tujuan mereka, ada juga kelompok-kelompok yang lebih radikal atau konservatif. Dalam konteks yang lebih luas, peran politik Islam di Indonesia dipengaruhi oleh dinamika politik, sosial, dan budaya yang kompleks dalam masyarakat Indonesia.
Â
Posisi Islam pada Masa Revolusi di Indonesia
Masa Revolusi Indonesia adalah masa peralihan yang sebelumnya Indonesia adalah sebuah negara jajahan menjadi Negara Kesatuan. Masa ini juga merupakan kembalinya Belanda ke Indonesia untuk merebut kedaulatan Indonesia. Masa yang terjadi antara tahun 1945 hingga 1949 tentunya merupakan peristiwa penting dalam sejarah perkembangan Islam. Islam memiliki peran yang signifikan dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia. Islam sendiri merupakan agama mayoritas di Indonesia, sehingga pengaruhnya sangat kuat dalam gerakan nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajahan.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Belanda kembali datang ke Indonesiabersama paskan NICA untuk melucuti tentara Jepang yang ada di Indonesia dan bermaksud mengambil alih Indonesia yang merupakan Negara jajahan Jepang sebelumnya. Hal ini memicu kemarahan Indonesia ditambah Belanda melarang untuk megibarkan bendera merah putih saat itu. Kemudian terjadilah protes dari masyarakat Indonesia di Surabaya yang mayoritas dari kalangan santri. Protes yang dilakukan kemudian berujung pada kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak. Namun keesokan harinya bentrok kembali terjadi yang menewaskan Jenderal Mallaby, pemimpin tentara Ingris. Kemudian Belanda mengeluarkan ultimatum yang membuat marah rakyat Indonesia. Laskar Hizbullah dan para santri di Surabaya membentuk aliansi untuk melakukan perlawanan. Â Tokoh yang menggerakkan perjuangan rakyat Surabaya antara lain KH. Hasyim Asy'ari dan Sutomo. KH. Hasyim Asy'ari menetapkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman atau sering dikenal dengan ungkapan "hubbul wathan minal iman".[16] Kemudian atas peristiwa itu ditetapkanlah hari santri nasional pada tanggal 22 Oktober. Sutomo juga memiliki peran penting dalam mengobarkan semangat masyarakat Surabaya. Sebelum berangkat ke medan perang ia berpidato, gema takbirnya membawa semangat bagi para pejuang Indonesia.
Pada masa revolusi, tokoh-tokoh Muslim memainkan peran penting dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah Soekarno, pendiri dan presiden pertama Indonesia, yang juga seorang muslim. Soekarno memiliki visi nasionalis-religius yang kuat, di mana ia menggabungkan nilai-nilai agama Islam dengan ideologi nasionalis dalam perjuangan kemerdekaan. Gerakan pemuda Islam juga memainkan peran penting dalam revolusi. Misalnya, organisasi seperti Hizbullah, Sarekat Islam, dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah berperan aktif dalam perlawanan terhadap penjajahan dan menyediakan bantuan sosial serta pendidikan kepada rakyat Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, Islam tetap memegang peranan penting dalam kehidupan politik dan sosial negara ini. Meskipun Indonesia menganut prinsip negara berdasarkan Pancasila yang menjunjung tinggi kebhinekaan, Islam tetap menjadi agama dominan di negara ini dan diakui secara resmi. Islam juga memiliki peran dalam pembentukan hukum dan kebijakan negara, termasuk dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam sejarah Indonesia, pemahaman tentang Islam dan peran agama dalam masyarakat terus berkembang. Hal ini tercermin dalam perdebatan dan dinamika sosial yang berlangsung di negara ini. Beberapa isu yang menjadi perhatian adalah hubungan antara Islam dan negara, isu kebebasan beragama, peran perempuan dalam masyarakat Muslim, dan sebagainya.
Peran Islam dalam Kemerdekaan Indonesia
Peran Islam dalam upaya kemerdekaan tidak perlu dipertanyakan lagi. Peran Islam dalam kemerdekaan Indonesia sangat signifikan dan terlihat dalam berbagai aspek perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda dan Jepang. Hal ini terbukti dengan adanya perjuangan perjuangan yang dilakukan oleh Umat Islam Indonesia. Â Perlawanan fisik dan perlawanan diplomatis dilakukan demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
 Berikut adalah beberapa contoh peran Islam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia:
Gerakan Keagamaan: Pada awal abad ke-20, muncul gerakan keagamaan yang kuat di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi Islam terbesar saat ini memperjuangkan Indonesia dari berbagai aspek. Pendidikan Islam dan semangat nasionalis digencarkan yang terbukti dengan berdirinya pesantren pesantren dan lembaga pendidikan atas nama kedua organisasi tersebut. Selain itu tokoh tokoh dari kedua organisasi btersebut saling bertukar pikiran dalam merumuskan dasar Negara Indonesia. Gerakan-gerakan ini terbukti memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional dan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Mereka mendorong para ulama dan umat Muslim untuk terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan.
Pendidikan: Pendidikan Islam menjadi salah satu sarana penting untuk menyebarkan semangat perjuangan dan kesadaran nasional. Sekolah-sekolah Islam, seperti pesantren, menjadi tempat yang menginspirasi dan mempersiapkan para pemimpin masa depan. Tempat ini juga menjadi kekuatan Islam yang tidak bisa diruntuhkan oleh penjajah. Banyak tokoh-tokoh nasionalis yang dilahirkan dan dididik di pesantren, seperti KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU, dan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Fatwa Jihad: Pada tahun 1945, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa jihad melawan penjajahan Belanda. Fatwa ini memberikan dukungan agama kepada perjuangan kemerdekaan dan memobilisasi umat Muslim untuk berperang melawan penjajah. Fatwa tersebut memberikan legitimasi religius bagi perjuangan kemerdekaan. Fatwa ini kemudian dikenang oleh bangsa Indonesia sebagai hari santri nasonal. Karena dengan fatwa ini memantapkan semangat perjuangan dari para santri yang tergabung dalam Laskar Hizbullah dan Sabilillah.
Organisasi Islam: Organisasi-organisasi Islam seperti Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berperan aktif dalam politik dan perjuangan kemerdekaan. Organisasi ini terlibat dalam perumusan dasar negara Indonesia. Masyumi menyediakan platform bagi para pemimpin Muslim untuk berpartisipasi dalam perjuangan politik dan merumuskan visi negara yang independen. Tidak hanya dalam upaya kemerdekaan organisasi ini juga berjuang untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dan menolak ideology ideology yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Pemimpin Muslim: Banyak tokoh-tokoh Muslim yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu contohnya adalah Soekarno, presiden pertama Indonesia, yang merupakan seorang nasionalis dan juga seorang Muslim yang memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda. Contoh lainnya ada KH. Hasyim Asy'ari yang mengobarkan semangat santri santrinya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu H. Agus Salim juga memiliki peran penting dengan melakukan diplomasi dengan Negara Negara lain untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia
Pidato-pidato Agung: Pidato-pidato agung yang diucapkan oleh para pemimpin Muslim, seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, memberikan inspirasi dan semangat kepada rakyat Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Pidato-pidato tersebut menekankan nilai-nilai Islam, keadilan sosial, dan kemerdekaan sebagai hak asasi manusia.
Peran Islam dalam kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian integral dari perjuangan yang beragam untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Umat Muslim, tokoh agama, dan organisasi Islam memainkan peran penting dalam menginspirasi, menggerakkan, dan memobilisasi masyarakat Indonesia dalam perjuangan tersebut.