Mohon tunggu...
Muhamad AryaDzulfikar
Muhamad AryaDzulfikar Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

hobi saya hiking,olahraga danmenceritakan dalam sebuah tuliasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keistimewaan Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar: Ibnu Taimiyyah

16 Juni 2023   03:54 Diperbarui: 16 Juni 2023   04:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Amar ma'ruf nahi mungkar adalah ciri khas yang membedakan dan memberikan keistimewaan kepada umat Islam, yang akan berdampak positif terhadap kehormatan dan kemuliaan mereka sebagai umat

Allah Swt menjelaskan, inilah umat terbaik bagi manusia. Ia paling banyak memberi manfaat dan paling banyak berbuat baik (ihsan) karena ia menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan mereka melakukan itu melalui jihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka, dan ini adalah manfaat yang sempurna bagi makhluk.

Abu hurairah kagum kepada umat islam dalam mengajak kepada hal kebaikan. "Kalian adalah manusia terbaik bagi manusia lain. Kalian membawa mereka dalam belenggu-belenggudan rantai sampai kalian memasukkan mereka ke dalam surga."

Tertera dalam surah al imran ayat 110 '' Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk (membawa) manfaat bagi manusia; kamu menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan kamu beriman kepada Allah''. Ayat ini menyampaikan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik di antara umat-umat lainnya. Mereka diberikan kehormatan ini karena mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan manfaat kepada umat manusia secara luas. Mereka diwajibkan untuk mengerjakan amal-amal yang baik dan mencegah perbuatan-perbuatan yang buruk (ma'ruf dan munkar) sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Allah.

Dalam keseluruhan, tafsir ayat ini menggarisbawahi keistimewaan umat Islam dalam memberikan manfaat kepada manusia melalui perbuatan-perbuatan yang baik, serta dalam mengemban tanggung jawab untuk mempromosikan kebajikan dan mencegah kemungkaran dalam masyarakat.

Surah At-Taubah ayat 71 '' Orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya''. Keistimewaan umat muslim yang diberikan kemampuan  untuk saling mendukung dan bekerja sama dalam mendorong kebaikan, mencegah kemungkaran, mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menggarisbawahi keistimewaan mereka dalam membangun solidaritas, kerjasama, dan komitmen terhadap ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Syeikh Abdurrahman As Sa'diy menyatakan, kaum Muslim seharusnya mempersiapkan individu yang bertanggung jawab dalam memajukan kepentingan umum mereka. Individu tersebut harus mengabdikan waktu dan usahanya sepenuhnya, tanpa terpecah-belah, demi mewujudkan kebaikan dan manfaat bagi mereka. Tujuan dan arah mereka haruslah sama, yaitu menjaga dan meningkatkan kepentingan agama dan dunia mereka.

Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar. Hal ini disebabkan oleh persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh orang yang ingin menegakkannya. Syarat-syarat tersebut meliputi pemahaman tentang hukum-hukum syariat, pemahaman tingkatan dalam menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar, pemahaman tentang cara melaksanakannya, dan kemampuan untuk melakukan tindakan tersebut. Selain itu, dikhawatirkan bahwa orang yang melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar tanpa ilmu yang cukup akan melakukan kesalahan. Mereka mungkin memerintahkan kemungkaran dan mengabaikan yang baik, atau melakukan tindakan yang terlalu keras saat seharusnya bersikap lembut, dan sebaliknya.

Umat-umat yang lain tidak menyuruh orang kepada setiap yang ma'ruf dan tidak pula mencegahnya dari setiap yang mungkar. Dan mereka tidak melakukan jihad untuk itu, bahkan dari mereka ada yang belum pernah malakukan jihad. Umat yang berjihad, misalnya Bani Israil, umumnya mereka berjihad karena membela negeri mereka dari serangan musuh, sebagaimana berperangnya melawan penyerang yang dzalim, bukan buat dakwah kepada petunjuk dan kebajikan, dan bukan pula menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dari yang munkar.

ketika hati masyarakat telah mati atau setidaknya sakit akibat terlalu lama terpapar dengan kemungkaran dan diam terhadapnya. Hal ini menyebabkan mereka kehilangan rasa keberagamaan dan moralitas. Mereka kehilangan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, yang halal dan haram, yang benar dan yang salah. Akibatnya, standar moralitas masyarakat menjadi rusak.

Lebih buruk dari semua yang telah disebutkan sebelumnya adalah ketika suara kebenaran mulai meredup dan hilang, sedangkan teriakan kebathilan semakin meningkat dengan kuatnya, menyebar ke seluruh penjuru dunia untuk mendorong kerusakan. Mereka memerintahkan orang untuk melakukan kemungkaran dan melarang dari melakukan yang baik. " barangsiapa menyambut ajakan mereka, maka mereka akan melemparkannya ke neraka jahannam."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun