Mohon tunggu...
Maqbul Halim
Maqbul Halim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Politisi dan penulis

Saya maqbul halim. Setiap hari bekerja sebagai konsultan media (khusus untuk urusan politik).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkda 2024, Kotak Kosong Kembali "Tegur" Elit dan Parpol

3 Desember 2024   20:01 Diperbarui: 3 Desember 2024   20:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontroversi ini kian runyam karena KPU dianggap tidak punya dasar untuk menafsirkan suara untuk Aditya-Said ini sebagai suara tidak sah. Warga dan pendukung paslon yang dibatalkan ini akan menggugat ke MK jika KPU tetap melanjutkan tafsirannya.

Nasib yang dialami paslon Aditya-Said ini serupa yang dialami Paslon Danny Pomanto - Indira Mulyasari (DIAmi) pada Pilkada Makassar 2018, yang awalnya juga diikuti oleh dua paslon. Akibat pelanggaran hukum yang dituduhkan kepada DIAmi, paslon ini lantas didiskualifikasi. Rivalnya, Munafri Arifuddin yang berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu), ditetapkan oleh KPU Makassar sebagai paslon tunggal.

Sebelumnya, masyarakat Makassar sangat bersimpati kepada Danny Pomanto. Ada dua lembaga riset survei meneliti pendapat warga Kota Makassar pada akhir 2017, yakni CRC (Celebes Research Centre) dan JSI (Jaringan Suara Indonesia. Menurut temuan survei, sebanyak 88% (CRC) dan 78% (JSI) warga Makassar puas terhadap kinerja Danny Pomanto dan akan memilihnya nanti pada Pilkada 2018. Elektabilitas Munafri saat akhir 2017 itu belum menembus angka 30%.

Seperti disebutkan sebelumnya, pasca Danny Pomanto didiskualifikasi, Paslon Appi-Cicu menjadi calon tunggal. Tanpa lawan. Tapi upaya mengidentikkan Kota Kosong dan Danny Pomanto atau DIAmi, rupanya berhasil seperti di Pilkada Kota Banjarbaru di atas. Elektabilitas Danny tertransfer ke sosok Kotak Kosong. Endingnya, Paslon Appi-Cicu sebagai paslon tanpa lawan, dinyatakan kalah oleh KPU Makassar.

Pilkada Makassar dua tahun kemudian, yakni Desember 2020, menjadi penuntas terhadap apa yang tidak selesai pada 2018. Munafri yang berpasangan Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), kalah dengan tuntas, sempurna, dan meyakinkan dari Danny Pomanto yang berpasangan dengan Fatmawati Rusdi (ADAMA). Munafri yang berhati besar, langsung memberi ucapan selamat kepada Danny Pomanto tidak lebih dari dua jam setelah hitung cepat dirilis oleh beberapa lembaga survei.

Munafri Arifuddin yang pernah menjadi korban kemarahan masyarakat Makassar pada Pilkada Makassar Juni 2018 di atas, akhirnya terpilih pada Pilkada Nopember 2024 ini. Ia berpasangan dengan Aliyah Mustika Ilham, mantan anggota DPR RI. Pasangan ini memilih akronim MULIA sebagai nama identitasnya. Apakah masyarakat Makassar sudah tidak marah lagi pada Munafri?

Salah satu yang mungkin jadi penyebab kemenangan Munafri adalah Danny Pomanto tidak bisa calon untuk ketiga kalinya. Penyebab kedua adalah adanya kesalahan mekanik di dalam mesin pemenangan Paslon SEHATI (Andi Seto dan Rezki Mulfiati) selama tahapan kampanye. Ibarat permainan bulu tangkis, pukulan smash Shuttlecock SEHATI nyangkut di punggung jaring net dan jatuh di daerah permainan sendiri. Artinya, Munafri memang hanya menunggu kesalahan lawan untuk menang.

Makassar 3 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun