Mohon tunggu...
M Hikmal Abrar J
M Hikmal Abrar J Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa - Universitas Airlangga

Sebuah musisi part-time yang suka fotografi dan videografi.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Jazz, Apakah Improvisasi Kreativitas atau Abstrak Gimmick?

25 Juni 2024   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:45 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi muda sekarang lebih memandang aliran musik mereka ke arah musik populer, sebuah musik yang mencerminkan era tertentu. 

Kebanyakan dari mereka hanya mendengar musik itu karena terpengaruh oleh pengaruh budaya dan tren sosial – seperti kalangan remaja yang memutar lagu tersebut melewati platform digital streaming musik (ex: Spotify, Apple Music, dll).

Stasiun radio yang juga menyiarkan dan memberi berita ketika ada artis mengeluarkan sebuah single atau album, dan memiliki daya tarik yang tidak terhingga karena dianggap enak didengar. Namun, dengan ini, apakah remaja generasi muda mengerti dengan jazz atau hanya namanya saja?

Jazz adalah sebuah genre musik yang mengutamakan dan dikarakterisasikan dengan swing (seperti shuffle: ta, ta-ta), chord-chord miring, call & response dari satu musisi dengan yang lain dan elemen yang penting, improvisasi. 

Tidak dipungkiri lagi bahwa lagu-lagu jazz sangat dipenuhi dengan improvisasi yang sungguh luar biasa dengan berbagai macam styling dari berbagai artis jazz, dimulai pada tahun 1920 yang dikembangkan terus-menerus hingga muncullah artis jazz seperti Chet Baker, Miles Davis, Ella Fitzgerald, Bill Evans, Frank Sinantra dan masih banyak lagi.

Jazz juga mulai populer pada tahun 1970an di Indonesia dengan kaum generasi saat itu. Penyanyi seperti Utha Likumahuwa, pianist Christ Kayhatu dan band-band yang bermarak jazz seperti Karimata dan Krakatau. 

Bisa dibilang bahwa pada masa itu, jazz sedang masuk pada tahap perkembangan, mencoba hal-hal improvisasi yang sebelumnya tidak pernah tidak dicoba. 

Mendapatkan sebuah inspirasi dari negara sebelah, Jepang, dengan band bernama CASIOPEA, band-band yang sebelumnya hanya melakukan komposisi yang dasar, tidak lama mereka melakukan komposisi yang berat.

Pada abad ke-21 saat ini, kaum generasi muda pastinya mengenal dengan nama jazz, mereka terkadang memainkan lagu jazz saat suasananya berpapasan dengan apa yang mereka sedang hadapi. Mereka mengenal dan memutar, tetapi tidak berteman dengan jazz. 

Terkadang, ketika mereka mendengarkan sebuah lagu jazz yang amat banyak improvisasinya, mereka cenderung untuk melewati lagu tersebut. 

Dengan ini bisa dikatakan kesalahan antara generasi saat ini atau dengan para musisi yang memainkan jazz yang penuh improvisasi, siapakah yang salah?

Mari kita backtrack sedikit dan memperkenalkan diri dengan cerita yang akan saya paparkan. Saya adalah musisi part-time, memainkan instrumen drum yang mengutamakan unsur-unsur jazz pada lagu-lagu yang akan dimainkan. 

Walaupun tidak terlatih jazz sejak dini, cinta saya terhadap jazz tidak terbatas. Pada beberapa bulan kebelakang, saya mulai banyak bermain dengan grup jazz yang berfokus dengan jazz dan improvisasi yang extreme. 

Dengan ini, saya mengetahui resep dapur apa saja yang digunakan pada saat menampilkan lagu-lagu jazz. Dari sejak awal yang telah disinggung, improvisasi, mengutip dari sebuah jurnal, merupakan cerminan kreatif sebuah individu atau kelompok untuk merangkai nada-nada yang indah secara spontan, atau tanpa persiapan. 

Hal utama yakni bermain bersama, secara indah, yang peduli dengan sesama. Saya pada saat itu memainkan lagu ‘Softly, As In A Morning Sunrise’ yang dikomposisi oleh Sigmund Romberg dengan lirik yang dikembangkan oleh Oscar Hammerstein II. 

Lagu jazz ini membawakan vokal dengan lirik yang menceritakan tentang kepahitan dan ingin mencoba mencari cinta yang hilang. Saya dan musisi yang lain harus mengembangkan sebuah ide, improvisasi yang bisa dikatakan masuk dalam tema dan cerita lagu yang sedang dibawakan. 

Lagu yang kita bawakan, walaupun tidak memakai vokal, akhirnya dipenuhi dengan emosi seperti ombak, memainkan instrumen dengan sepenuh hati seolah-olah jiwa sedang tertusuk dari berbagai perang cinta. 

Kita bergantian memainkan solo, sebuah bagian yang dimainkan sendiri untuk memenuhi pesan sendiri untuk lagu tersebut.

Penampilan Jazznation. Sumber Gambar: Herwan Jefri
Penampilan Jazznation. Sumber Gambar: Herwan Jefri

Audiens pada saat itu kita bawakan lagu tersebut, mayoritas berumur 40 sampai 80 tahun. Mereka benar-benar mengapresiasi musik jazz yang sedang dibawakan oleh para remaja umur 20an dan dari tampak wajah mereka yang saya observasi dari tempat duduk drum saya, mereka terlihat terkesan. 

Memainkan sebanyak 11 lagu yang kebanyakan improvisasi, tetapi ada beberapa yang normal untuk mencoba break the ice. 

Namun, ada beberapa individu yang tidak bisa mengikuti aliran atau improvisasi yang dibawakan oleh kita. Setelah selesai main, pulang dan mixing rekaman performa pada acara itu, ibu dan kakak saya  (berumur 52 & 24) mengkritik bahwa performance tersebut terlalu membingungkan dan walaupun sesuai kreativitas kita, para musisi, ada beberapa momen yang sangat abstrak. 

Ini memperlihatkan bahwa tidak semua individu bisa mencerna lagu jazz, apalagi yang cepat dan penuh improvisasi para musisi jazz.

Jazz bisa santai dan bisa penuh dengan cerita, penuh improvisasi yang menceritakan apa yang kita rasakan pada hari itu. 

Jangan takut untuk dikritisasi bahwa jazz itu abstrak, tetapi mencoba memasukkan dalam mindset untuk dikelola dengan diri bahwa, jazz seaslinya tidak rumit. 

Sesuai disiplin dan emosi para musisi jazz, pasti akan berbeda-beda – apalagi musisi jazz zaman dulu. Saya sarankan untuk mendengarkan beberapa jazz yang upbeat dan penuh improvisasi karena tanpa pengalaman untuk menghadapi, sekiranya akan terkejut jika langsung mengalami dengan hal yang sebenarnya.

Jika penasaran dengan penampilan yang kita bawakan dan ingin mengetahui dengan jazz. Klik text ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun