Hari-hari kita sangat tersesaki dengan informasi yang diviralkan. Tak jarang informasi yang viral itu memiliki manfaat yang sangat kecil, bahkan mudaratnya lebih dominan. Kini saya mencoba untuk menambahkan alternatif informasi bermanfaat. Informasi tentang Maulana Syaikh, Pahlawan Nasional RI yang patut menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan.
Sebelum memulai, saya perlu menjelaskan bahwa keinginan saya menulis tentang Maulana Syaikh muncul sesaat ketika mendengarkan rekaman kajian Gus Baha dan Prof. Quraish Shihab. Tiba-tiba saya ingat bahwa kedua tokoh tersebut pernah menyebutkan nama Maulana Syaikh.Â
Gus Baha menyebut nama Maulana Syaikh karena terkait dengan Tuan Guru Bajang (TGB) KH M. Zainul Majdi (Ahli Tafsir Al-Qur'an; Gubernur NTB periode 2008-2018). Sedangkan Prof. Quraish Shihab menyampaikan sosok Maulana Syaikh saat memberikan tausiyah dalam rangka Hari Ulang Tahun (Hultah) NWDI.
Mungkin ada di antara Sahabat yang bertanya, mengapa mesti membahas Maulana Syaikh? Kan masih banyak tokoh lain di Indonesia. Atas pertanyaan ini saya memberikan penjelasan begini, informasi tentang tokoh-tokoh besar lainnya sangat mudah kita dapatkan di berbagai media. Justru sering kali kita yang kurang memperhatikan kisah-kisah inspiratif beliau semua. Mengingat bahwa informasi tentang Maulana Syaikh masih jarang, saya mencoba untuk berbagi inspirasi mengenai perjuangan beliau dalam dunia pendidikan.
Maulana Syaikh sebenarnya merupakan gelar yang disematkan pada sosok putra bangsa dari kawasan timur negeri ini. Nama beliau adalah Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Para 'ulama' di berbagai belahan dunia mengenal beliau dengan sebutan Syaikh Zainuddin. Jika di tanah air, sering juga beliau disebut Kyai Hamzanwadi (Hamzanwadi adalah akronim Haji Muhammad Zainuddin Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah).
Maulana Syaikh lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Pancor, Kabupaten Lombok Timur. Maulana Syaikh adalah putra dari Tuan Guru Haji (TGH) Abdul Madjid dan Hj. Halimatussa'diyah. Maulana Syaikh disebut sebagai keturunan ke-17 dari Kerajaan Selaparang, sebuah kerajaan Islam yang pernah berkuasa dan berjaya di Lombok (sumber: Buku Nilai-Nilai Monumental dalam Semboyan NW: "Refleksi Pemikiran Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam Buku Wasiat Renungan Masa")
Maulana Syaikh memiliki beberapa julukan lain yang begitu melekat di hati para murid dan pencintanya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Abu Rauhun wa Raihanun; karena beliau memiliki dua orang putri, yaitu: Hj. Siti Rauhun (Ibunda TGB KH M. Zainul Majdi) dan Hj. Siti Raihanun.
- Abul Madaaris wal Masaajid; karena beliau mendirikan dan menginspirasi pendirian banyak madrasah, masjid dan mushalla. Oleh karena itu pulau Lombok kini dikenal dengan sebutan Bumi Seribu Masjid.
- Abul Yataama wal Masaakin; karena beliau mendirikan banyak panti asuhan untuk anak yatim dan berjuang mengentaskan kemiskinan.
Setelah mengenal sedikit tentang siapa sosok Maulana Syaikh, berikutnya kita perlu mengetahui mengapa beliau dapat menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan. Secara ringkas akan saya tunjukkan beberapa hal yang patut kita teladani dari Maulana Syaikh. Hal-hal tersebut tidak hanya dalam posisi Maulana Syaikh sebagai 'ulama', tetapi saya coba dari sisi yang lebih dekat dengan kita, yakni posisi beliau selaku murid dan guru.
Maulana Syaikh adalah Murid Jenius, Kesayangan Guru
Maulana Syaikh menempuh pendidikan formal di Sekolah Rakyat Negara yang ditempuh selama empat tahun di Selong, Lombok Timur. Sedangkan pendidikan agama diperoleh langsung dari sang ayah sejak usia lima tahun. Kemudian Maulana Syaikh memperluas penguasaaan ilmu agama pada beberapa tuan guru di Lombok.
Pada tahun 1923, Maulana Syaikh berangkat menuntut ilmu ke tanah suci Makkah al-Mukarramah. Pada awalnya Maulana Syaikh belajar pada beberapa 'ulama' terkemuka di Masjidil Haram. Kemudian Maulana Syaikh melanjutkan studi di Madrasah Shaulatiyyah, sebuah madrasah yang legendaris di Makkah.