Sumatera Selatan merupakan provinsi yang kaya akan budaya dan sejarah. Namun sayangnya, tingkat literasi masyarakat, terutama pemuda, masih menjadi tantangan besar bagi daerah ini. Hal ini terlihat dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, bahwa tingkat melek huruf di Sumatera Selatan masih di bawah rata-rata nasional. Faktor rendahnya tingkat literasi ini juga dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran dan minat baca pada kalangan pemuda.
Namun kini, sebuah gerakan kesadaran literasi pemuda Sumsel hadir di tengah-tengah masyarakat. Gerakan ini dibentuk oleh sekelompok pemuda yang peduli dengan kondisi literasi di Sumsel. Salah satunya adalah Ahmad, seorang mahasiswa yang berinisiatif untuk membentuk kelompok literasi di kampusnya. Dalam wawancaranya, Ahmad mengatakan bahwa ia merasa prihatin dengan kondisi literasi di daerahnya, dan ia berharap gerakan literasi yang dibentuknya dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitarnya.
Gerakan ini langsung mendapat dukungan dari banyak kalangan, terutama dari kalangan pemuda. Mereka mulai bergabung dan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok literasi tersebut, seperti pelatihan membaca cepat, lomba menulis, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan kesadaran literasi di Sumsel.
Tidak hanya mahasiswa, para pelajar juga turut berpartisipasi dalam gerakan ini. Salah satunya adalah Lila, seorang pelajar SMA yang aktif mengikuti kegiatan literasi di sekolahnya. Menurut Lila, ia merasa terinspirasi oleh gerakan literasi ini dan ia berharap melalui kegiatan ini, ia dapat memperluas wawasan dan pengetahuannya.
Gerakan literasi ini juga dikawal oleh beberapa lembaga terkait, seperti Perpustakaan Daerah Sumsel dan BPS. Mereka memberikan dukungan dan saran kepada kelompok literasi dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan yang diselenggarakan.
Tidak hanya itu, gerakan literasi ini juga mendapat dukungan dari beberapa tokoh di Sumsel, seperti mantan gubernur Sumsel Alex Noerdin dan budayawan Herlin Pirena. Keduanya memberikan apresiasi dan dukungan atas gerakan literasi yang dibentuk oleh para pemuda Sumsel dan berharap gerakan ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah tersebut.
Dengan adanya gerakan kesadaran literasi pemuda Sumsel ini, diharapkan tingkat literasi masyarakat khususnya pemuda di daerah tersebut dapat meningkat. Selain itu, gerakan ini juga dapat membangun kebiasaan membaca sejak dini dan memperluas wawasan masyarakat. Semoga gerakan ini dapat terus berjalan dan memberikan dukungan positif bagi masyarakat Sumsel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H