Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Fachrezzy
Muhammad Naufal Fachrezzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perdagangan Internasional Melalui Pelabuhan Sabang Dari Lima Pilar Kemalikusalehan

9 Desember 2024   21:37 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Uraian jejak sejarah kemalikussalehan berdasarkan kunjungan lapangan

Kemalikussalehan sebagai konsep historis dan identitas kultural berkaitan erat dengan
sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Berdasarkan dokumen, Sultan Malik Al-Salih, yang sebelumnya dikenal sebagai Meurah Silu, menjadi simbol transformasi ideologi Islam di Nusantara. Perubahan ini tampak jelas dalam pengaruh Islam pada struktur pemerintahan, sistem pendidikan,perdagangan, dan hubungan sosial masyarakat Aceh pada masa itu.


Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada abad ke-13 menjadi pusat penyebaran Islam
di Asia Tenggara. Bukti fisik yang dapat ditemukan pada lokasi sejarah seperti batu nisan Malik Al-Salih menegaskan peran pentingnya sebagai pelopor Islamisasi. Artefak seperti mata uang dirham dan sistem pemerintahan berbasis syariah menunjukkan kontribusi signifikan kerajaan ini
dalam membangun tatanan sosial-ekonomi yang harmonis dan relijius. Meurah Silu, dikenal sebagai pendiri Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13, mengalami transformasi besar setelah menerima ajaran Islam. Ia mengganti namanya menjadi Sultan Malik Al-Salih, yang berarti "Raja yang Taat." Perubahan ini tidak hanya membawa identitas baru tetapi juga mengubah sistem pemerintahan dan sosial di wilayahnya menjadi berbasis syariah.

Dalam kunjungan lapangan, batu nisan Sultan Malik Al-Salih menjadi bukti nyata
kehadiran peradaban Islam awal di Nusantara. Artefak ini menunjukkan gaya arsitektur dan seni pahat yang mengintegrasikan elemen lokal dan Islam. Batu nisan bertuliskan bahasa Arab ini menyebutkan keutamaan spiritual dan kebijaksanaan Sultan sebagai pemimpin. Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara. Berdasarkan temuan lapangan, kerajaan ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan internasional dan pendidikan Islam. Pelabuhan Pasai, yang strategis di Selat Malaka, menjadi pusat perdagangan lada, emas, dan sutra, menarik pedagang dari Arab, Persia, dan Cina.

Analisis implementasi lima pilar kemalikusalehan pada Perdagangan Internasional melalui Pelabuhan Sabang 

1. Religius 

Perdagangan internasional melalui Pelabuhan Sabang dilakukan dengan prinsip-prinsip
keadilan, kejujuran, dan keberkahan,sebagaimana diajarkan dalam nilai-nilai agama. Pelabuhan menjadi tempat yang menjaga norma-norma keagamaan dalam proses perdagangan, termasuk memastikan kehalalan produk yang diperdagangkan dan transparansi dalam transaksi. Prinsip keadilan dalam transaksi perdagangan diterapkan, mencerminkan nilai-nilai religius yang menekankan kejujuran dan transparansi. Fasilitas pelabuhan menyediakan ruang untuk kegiatan keagamaan, seperti masjid dan mushola, yang mempermudah pekerja dan pelaku perdagangan menjalankan ibadah. Aktivitas perdagangan juga diorientasikan pada keberkahan,dengan menghindari praktik korupsi dan eksploitasi dalam rantai pasok.

2.Akademis

Pelabuhan Sabang menjadi pusat pengembangan keterampilan dan pengetahuan bagi masyarakat sekitar, terutama terkait perdagangan internasional, logistik, dan pengelolaan pelabuhan. Kerjasama dengan lembaga pendidikan dan penelitian dilakukan untuk memberikan pelatihan kepada para pekerja pelabuhan tentang teknologi modern dan regulasi perdagangan global.Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja pelabuhan dan pelaku usaha mengenai manajemen logistik, teknologi pelabuhan modern, dan regulasi perdagangan internasional.Kolaborasi dengan
lembaga pendidikan dan penelitian maritim mendukung inovasi pengelolaan pelabuhan dan strategi perdagangan.Kualitas sumber daya manusia di sekitar Pelabuhan Sabang meningkat, menjadikan mereka lebih kompetitif dalam menghadapi tantangan global. Efisiensi operasional pelabuhan dan
kemampuan bersaing dalam pasar internasional mengalami peningkatan signifikan. 

3.Transfomatif

Pelabuhan Sabang memfasilitasi transformasi ekonomi Aceh melalui pembukaan akses pasar
global, yang menghubungkan pengusaha lokal dengan mitra dagang internasional.Pengembangan infrastruktur pelabuhan dan layanan logistik berbasis teknologi menciptakan transformasi
signifikan dalam rantai pasok regional.Kebangkitan aktivitas perdagangan internasional di Sabang menciptakan dampak positif terhadap sektor lain, seperti pariwisata dan industri kreatif.Ekonomi lokal berubah dari berskala kecil menjadi terintegrasi dalam pasar global, dengan peluang usaha baru yang mendukung pengurangan kemiskinan. Tumbuhnya ekosistem ekonomi
yang lebih inklusif di Sabang meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. 

4.Berwawasan Global 

Pelabuhan Sabang menerapkan standar internasional dalam pengelolaan pelabuhan, seperti sistem logistik digital, keamanan laut, dan efisiensi operasional.Perdagangan internasional melalui Sabang memperkenalkan budaya Aceh ke pasar global, termasuk produk lokal seperti kopi,rempah-rempah, dan kerajinan tangan.Kolaborasi dengan pelabuhan-pelabuhan internasional lain meningkatkan posisi strategis Sabang dalam rantai perdagangan global.Pelabuhan Sabang menjadi gerbang bagi Indonesia ke pasar internasional, meningkatkan daya
saing regional dan nasional. Hubungan antara budaya lokal dan mitra global semakin kuat,
mendukung harmoni dalam perdagangan lintas budaya. 

5.Cinta Damai

Perdagangan internasional di Sabang mengedepankan transparansi dan keadilan, yang meminimalkan potensi konflik antara pelaku usaha. Melalui perdagangan, Sabang menjadi tempat pertemuan budaya dan bangsa, memperkuat pesan perdamaian dan kerjasama internasional.Pembangunan ekonomi yang inklusif melalui pelabuhan mendukung stabilitas sosial dan mengurangi ketimpangan ekonomi yang dapat memicu konflik.Terwujudnya hubungan perdagangan yang harmonis dan saling menguntungkan antara Sabang dan mitra global. Stabilitas sosial di Aceh semakin terjaga dengan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat melalui perdagangan internasional. 

Kesimpulan

 Perdagangan internasional melalui Pelabuhan Sabang merupakan contoh nyata bagaimana nilai-nilai Kemalikussalehan dapat diterapkan untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pelestarian budaya lokal, dan stabilitas sosial. Pelabuhan ini berperan sebagai simbol keterhubungan global yang berakar pada nilai-nilai lokal, menciptakan harmoni antara kepentingan ekonomi dan kemanusiaan.Dengan pengelolaan yang tepat, Pelabuhan Sabang dapat terus dikembangkan sebagai model pelabuhan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada penguatan posisi Indonesia di panggung perdagangan global. Hal ini juga menjadikannya contoh bagi pengelolaan pelabuhan lain di Indonesia yang ingin mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, pendidikan, dan transformasi ekonomi dalam pembangunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun