Awal tahun 2020 ini, kita telah dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang menginfeksi tersebar hampir seluruh negara di dunia. Khusus di Indonesia sendiri, beberapa daerah bahkan menetapkan penyebaran virus corona (Covid-19) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).Â
Menjaga pola hidup sehat menjadi sangat penting agar tetap sehat dan menjaga sistem kekebalan tubuh atau imun dalam kondisi pandemi virus corona sekarang ini.Â
Seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan, penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan atau pengobatan dengan cara tradisional atau alami lebih digemari demi menjaga imunitas tubuh terutama di masa pandemi ini, karena relatif lebih murah, mudah didapat dan minim efek samping dibandingkan dengan menggunakan obat-obat modern atau obat-obatan dari bahan kimia.Â
World Health Organization (WHO) juga telah merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Indonesia merupakan salah satu satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama tumbuh-tumbuhannya. Tumbuhan tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan termasuk penghasil rempah-rempah maupun herbal atau tanaman obat-obatan.Â
Selain itu juga, Indonesia juga kaya dengan keragaman etnis menghasilkan keragaman budaya, tradisi, dan kearifan lokal yang berbeda antar satu etnis dengan etnis yang lain atau antar satu daerah dengan daerah yang lain.Â
Salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh etnis Indonesia ini adalah memanfaatkan sumber daya alam hayati nabati di sekitarnya. Kajian inilah yang dikenal dengan istilah Etnobotani. Sedangkan kajian Etnobotani tumbuhan berkhasiat obat lebih dikenal dengan istilah etnomedisin.
Tradisi dan pengetahuan masyarakat lokal di daerah pedalaman tentang pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah berlangsung sejak lama.Â
Pengetahuan ini dimulai dengan dicobanya berbagai tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk digunakan dalam bidang kesehatan. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang merupakan alternatif dan langkah awal untuk pengobatan penyakit yang diambil langsung dari hutan, pekarangan rumah dan ada juga yang dibudidayakan masyarakat.
Sebagai salah satu contoh kearifan lokal yang ada adalah masyarakat suku Dayak Kanayant Desa Kayu Tanam di Kalimantan Barat yang memiliki kearifan lokal meramu obat tradisional. Paling banyak dimanfaatkan adalah tanaman rimpang dari family Zingiberaceae seperti jahe, kencur, kunyit, dan lengkuas.Â
Tumbuhan rimpang yang juga sebagian besar digunakan dalam bumbu dapur dipercaya memiliki khasiat untuk menjaga daya imunitas tubuh, seperti jahe yang bermanfaat untuk mengatasi masalah pencernaan, mengatasi rasa sakit dan membantu proses detoksifikasi serta antiradang.Â
Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa tanaman herbal sepeti kunyit dan jahe dipercaya mampu menangkal virus corona. Curcumin (kunyit dan temulawak) mengandung zat aktif kurkuminoid yang berfungsi sebagai antivirus dan imunomodulator.
Masyarakat Indonesia mengenal jamu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan tanaman obat. Berdasarkan suatu riset, penggunaan jamu oleh masyarakat Indonesia mencapai jumlah lebih dari 50%.Â
Jamu meliputi segala bahan alam yang diolah atau diracik, menurut cara tradisional manfaat dari jamu sendiri adalah untuk memperkuat badan manusia, mencegah penyakit atau menyembuhkan manusia yang menderita penyakit.Â
Biasanya jamu digunakan dalam pengobatan komplementer alternatif yaitu pengobatan non konvensional yang bertujuan untuk upaya preventif, promotif, dan kuratif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain dapat langsung dibeli, racikan jamu menggunakan bahan yang murah dan mudah didapatkan sehingga jamu juga dapat diracik sendiri.
Mengingat telah ada himbauan agar mengurangi aktivitas di luar dan tetap di rumah. Bahan-bahan yang sering digunakan diantaranya adalah tumbuhan rimpang seperti kunyit, jahe, bangle, temulawak dsb serta tumbuhan lain seperti brotowali, cabe puyang, sambiloto dll. Oleh karenanya, pemanfaatan jamu bisa menjadi salah satu alternatif untuk menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.Â
Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah.Â
Dengan demikian, untuk hidup sehat di masa pandemi corona ini dapat kita mulai dan pelajari dari kearifan lokal masyarakat di lingkungan kita sendiri yang bisa disesuaikan dengan sumber daya hayati yang tersedia di sekitar kita.
Sumber:
Wardenaar, E., & Sisillia, L. (2015). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Etnis Suku Dayak Di Desa Kayu Tanam Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari, 3(2).
Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. SALAM:Â Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3).
Andriati, A., & Wahjudi, R. T. (2016). Tingkat penerimaan penggunaan jamu sebagai alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-menengah dan atas. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 29(3), 133-145.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H