Mohon tunggu...
MHD IKHSAN TRISNADI
MHD IKHSAN TRISNADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiswa Uin Imam Bonjol Padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sombong dalam Tafsir Al-Azhar, Sombong Membawa Penderitaan

12 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 12 Januari 2024   00:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Sombong Dalam Tafsir Al-Azhar

Sombong merupakan kata yang sering kita dengar dan sering sekali kita melihat banyak orang yang memiliki ciri-ciri sombong dalam kehidupan sehari-hari. Dalam istilah sombong disebut juga Arogan, didalam bahasa arab disebut dengan Takabur, dengan asal katanya Takabbara-yatakabbaru. Yang artinya orang yang membanggakan diri terhadap apa yang seseorang miliki dan menganggap rendah orang lain atas harta yang dimilikinya daripada orang lain. Sikap sombong dengan ciri-cirinya yaitu salah satunya susah dikritik oleh orang lain, susah melihat orang senang, senang melihat orang susah.membanggakan diri bahwa dirinya yang paling hebat

Orang dengan sikap sombong akan merasa dirinya akan lebih hebat, lebih pintar, dan merasa lebih dari orang lain, yang mana seseorang itu tidak menyadari akan kekurangan dirinya sendiri. Ingin selalu dianggap hebat, dipuji oleh banyak orang. Padahal dengan sombong yang menjerumuskan kepada kehinaan terhadap orang lain yang belum tentu diri-nya lebih baik daripada orang lain. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S Al-Hujurat ayat 11 :

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.

Ketika sikap sombong berada didalam diri. Akan mudah meremehkan orang lain dengan kata yang mengandung penghinaan. Sikap sombong    memandang orang, karena sikap sombong ini sudah berada didalam jiwa manusia semenjak lahir. Yang mana  berasal dari Hawa Nafsu yang diciptakan oleh Allah Swt.  Sikap sombong tidak hanya berlangsung didunia namun sudah terjadi juga di akhirat, yang merupakan asal muasal sikap sombong yaitu sombongnya Iblis terhadap  Nabi Adam   yang membangkang perintah dari Allah  Swt atas perintah untuk bersujud kepada Nabi Adam.

Dengan keegoisan Iblis yang  sadar bahwa dirinya diciptakan dari   api  dan merupakan  makhluk yang dimuliakan Allah Swt, menganggap dirinya lebih baik karena melaksanakan segala perintah  yang diberikan oleh  Allah Swt dengan baik. Maka dengan keegoisan Iblis yang berpikir bahwa dirinya lebih baik daripada Nabi  Adam   sehingga membangkang perintah dari Allah Swt, dan Allah sudah mengetahui hati dalam Hati Iblis yang tidak diketahui penduduk langit. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S  A'raf ayat 13

Dia (Allah) berfirman, "Turunlah kamu darinya (surga) karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina."

Dalam tafsir Al-Azhar Iblis masih menyatakan dan tetap meneguhkan Tauhid yaitu tiada tuhan selain Allah, yang tidak menentang perintah Allah, namun dialah sendiri yang keberatan karena merasa lebih mulia. Karena iblis diciptakan dari api yang lebih mulia daripada Nabi Adam yang diciptakan dari tanah. Bahwa iblislah disini memandang bahwa kedudukan dia lebih hebat dari yang lain. Dikarenakan penyebab sombong-nya iblis, makna ayat disini yaitu iblis diturunkan tidak hanya dibumi namun juga dijatuhkan pangkatnya. ( ) yang mana Ihbith bermakna turunlah engkau. Sedangkan kalimat Habatha yang berarti turun dan jatuhlah engkau daripadanya.

Bahwa dapat disimpulkan disini sombong adalah penyebab seseorang mulai terjatuh dirinya sendiri, apalagi kesombongan itu disandingi dengan tidak melaksanakan perintah Allah. Disini aja iblis cuma tidak melaksanakan perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, yang lebih parahnya apabila ada seseorang yang tidak bersujud kepada yang menciptakan Adam dan Iblis serta dirinya sendiri.

Allah membenci sifat sombong, karena dengan sombong ini akan menghancurkan segala hal baik hubungan silahturahmi dengan keluarga dan teman dekat. Menimbulkan sikap benci terhadap seseorang, cuek terhadap lingkungan dan hanya mementingkan dirinya sendiri daripada harga diri orang lain. Sikap sombong sudah banyak sekali dijelaskan dalam Al-Qur'an yaitu terdapat pada kisah Fir'aun dengan Nabi Musa yang ingin menentang Allah,  yaitu kesombongan dengan jabatan sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Qasas ayat 38-42 :

38.  Firaun berkata, "Wahai para pembesar, aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selainku. Wahai Haman, bakarlah tanah liat untukku (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa! Sesungguhnya aku yakin bahwa dia termasuk para pendusta."

39.  Dia (Firaun) dan bala tentaranya bersikap sombong di bumi tanpa (alasan yang) benar. Mereka mengira bahwa sesungguhnya mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.

40.  Kami menghukum dia (Firaun) dan bala tentaranya. Kami menenggelamkan mereka ke dalam laut. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang zalim.

41.  Kami menjadikan mereka (Firaun dan bala tentaranya) para pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka. Pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong.

42.  Kami memperikutkan laknat kepada mereka di dunia ini dan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).

Masih ada lagi contoh lain yaitu terdapat pada kisah Qarun yang sombong dalam harta, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Qasas ayat 76 :

76.  Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.

Dalam Tafsir Al-Azhar Qarun termasuk kaum serta sepupu Nabi Musa a.s yang sombong karena kekayaan-nya, Dimana setelah kisah fir'aun yang sombong hingga menjadikan dirinya sebagai tuhan atas kekuasaan yang dimilikinya. Dalam kisah Qarun Allah mengabadikan bahwa Kunuuz yang berarti perbendaharaan yang digunakan dalam menyimpan barang berharga. Dan orang yang memegang kunci berjumlah lebih dari satu orang. Mujahid mengatakan satu 'ushbah yaitu antara 15 sampai 20 orang, Qatadah mengatakan 40 orang sedangkan Al-Kalbi mengatakan 'Ushbatun 12 orang setara dengan saudara Nabi Yusuf. Yang memegang kuncinya dilakukan oleh banyak orang dengan dipikul hingga terbungkuk-bungkuk.

Dia sewenang-wenang dengan kaumnya dan sekitarnya atas harta yang dia milikinya, yang berjanji tidak dia tepati, yang memberi upah dengan sedikit diberinya, yang selalu menganggap rendah orang lain dan memandang rendah orang-orang miskin.

Dari kisah tersebut Allah sangat tidak menyukai orang yang bersikap sombong yang mendatangkan banyak mudharat-nya, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Lukman ayat 18 :

18.  Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.

 Dalam tafsir Al-Azhar yang dijelaskan ayat ini oleh Ibnu Abbas " Janganlah sombong dan memandang hina hamba Allah, janganlah engkau palingkan muka engkau kearah tempat lain apabila berbicara kepada orang lain." Janganlah berjalan congkak,angkuh, sombong, takabbur, banggakan diri, yang mana mentang-mentang kaya, mentang-mentang gagah, mentang-mentang jago,pandai, punya jabatan tinggi dll. Karena dengan sombong ini Allah tidak menyukai-nya

              Ingatlah semua yang ada didunia ini tidaklah bermanfaat apabila engkau sombong, jangan engkau lupakan tentang kematianmu, bukan harta yang berlimpah yang engkau kumpulkan didunia, atau jabatan tinggi yang engkau miliki itu dapat menyelamatkan mu dari pertimbangan diakhirat apabila engkau menggunakannya dengan kesombongan, tidak membantu orang lain dan hanya pamer agar engkau mendapatkan pujian dari banyak orang. Gunakanlah hartamu kepada jalan Kebajikan dan dalam menolong orang lain, dapat bermanfaat kepada banyak orang. Karena sesungguhnya yang ditanya diakhirat bukan tentang banyaknya harta kamu didunia, namun seberapa banyak amalan kamu yang telah dilakukan didunia ini. Ingatlah didunia ini tujuannya untuk menabung amal kebaikan, bukan harta yang ditumpuk-tumpuk, dan diakhiratlah itu menuai amalan bukan membuka Tabungan harta dunia.

Refrensi 

Kitab Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka

Hasiah 2018 " Mengintip Prilaku Sombong Dalam Al-Qur'an" Jurnal El-Qanuny, Vol 04, No 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun