Mohon tunggu...
MHD Vaeez Ryan Avino
MHD Vaeez Ryan Avino Mohon Tunggu... Editor - Karyawan Swasta, Staff

Saya adalah pribadi yang suka mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terbaru. Saya memiliki ketertarikan pada bidang bahasa asing dan juga tekonologi komputer khususnya desain grafis. Hobi yang sekarang saya geluti adalah mengikuti beberapa seminar online bertajuk teknologi komputer pada beberapa platform. Saya suka olahraga terutama basket dan juga bela diri seperti tae kwon do.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Silika untuk Si Melon

22 Maret 2021   09:12 Diperbarui: 22 Maret 2021   09:36 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melon

Tanaman satu ini banyak terdapat di negara-negara beriklim tropis, dengan tantangan untuk budidaya yang juga tak kalah banyak. Banyak faktor yang menjadi tantangan tersendiri dalam budidaya melon terutama di Indonesia. Budidaya melon sangat mudah terpengaruh karena faktor-faktor eksternal seperti perubahan cuaca dan lingkungan.

Peningkatan Kualitas Melon

Pertumbuhan melon dapat ditingkatkan dengan memperbaiki media tanam yang menyediakan unsur hara. Media tanam yang tersedia saat ini sangat bervariasi dan memiliki banyak kegunaan. Kualitas media tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan kualitas tanaman melon.

Unsur hara tersebut sangat berguna bagi tanaman yang juga dapat kita temukan di pasir silika. Dalam unsur hara yang mengandung silika terdapat kandungan nutrisi yang berguna bagi tanaman. Ada beberapa tanaman seperti padi yang merupakan akumulator silika paling utama.

Yang dimaksud dengan tanaman akumulator adalah tanaman yang membutuhkan suatu zat dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya. Dengan demikian, padi sebagai tanaman akumulator silika membutuhkan unsur silika dalam jumlah besar agar pertumbuhan tanaman padi dapat berlangsung. Jenis tanaman lain misalnya, tebu, bambu, rumput, gandum, dan beberapa jenis lainnya.

Melon dan juga tanaman lainnya membutuhkan unsur silika untuk pertumbuhannya. Kebutuhan silika pada pertumbuhan tanaman tidak dalam jumlah besar, sehingga kebutuhan dalam jumlah sedikit ini sering diabaikan. Fungsi unsur silika pada tanaman terbilang sangat penting karena dapat menjadikan tanaman tahan hama dan penyakit.

Hama dan Penyakit pada Melon

Perlu diketahui bahwa hama dan penyakit yang menyerang ada bermacam-macam. Indikasi yang ditunjukkan dan daerah yang diserang juga sama beravariasinya beberapa hama melon antara lain

  1. Hama virus kuning, atau biasanya lebih dikenal dengan nama kutu kebul. Kutu kebul memiliki warna kuning keemasan dan sayap berwarna perak berbentuk seperti daun sehingga dijuluki silverleaf yang artinya daun perak. Kutu kebul adalah hama yang umum ditemukan pada sektor agrikultural. Keberadaan kutu kebul ini dapat sangat berbahaya pada beberapa negara karena tergolong spesies yang invasif. Spesies dengan kategori invasif memiliki kecenderungan untuk hidup dan berkembang biak di suatu wilayah dan menjadi ancaman bagi wilayah tersebut. Ancaman yang ditimbulkan bisa cukup beragam mulai dari sisi biodiversitas, sosial ekonomi, bahkan kesehatan. Pada suatu kasus dikabarkan kerugian bahkan pernah dialami oleh industri agrikultur di Texas dan California hingga mencapai nilai lebih dari 100 juta Dollar Amerika.
  2. Kutu daun, umumnya memiliki warna hijau seperti daun atau bahkan hitam hingga coklat. Ukuran  kutu daun terbilang kecil untuk golongan serangga yang hanya berukuran 1 mm hingga 2 mm. Selain merupakan hama pada tanaman, kutu daun ternyata juga merupakan carrier virus. Tentunya virus yang dimaksud adalah virus yang menyerang tanaman bernama gemini. Virus gemini merupakan virus yang menyebabkan penyakit bulai. Pergerakan acyrthosiphon pisum yang berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain secara bergerombol menyebabkan virus gemini tersebar dari satu tanaman ke tanaman lain. Fakta menarik lainnya, kutu daun juga mampu mengeluarkan sejenis cairan manis yang mengandung madu dengan rasa manis.
  3. Ulat tanah, merupakan fase metamorfosis ulat dari jenis ngengat yang bernama Agrotis Ipsilon. Ipsilon atau Upsilon merupakan bahasa Yunani dari huruf "Y" yang nampak tersemat pada bagian sayap ngengat ini.  Larva dari ngengat Upsilon inilah yang menjadi hama pada sebagian besar tanaman salah satunya melon. Ulat tanah atau disebut juga cutworm merupakan larva yang aktif pada malam hari dan bergerak fi bawah tanah pada siang hari. Pada malam hari ulat tanah memakan bagian-bagian tanaman yang paling dekat yang bisa mereka temui sejak menetas dari fase telur. Ulat tanah biasanya berwarna coklat, abu-abu, hijau bahkan kuning. Selain menjadi ancaman sebagai hama tanaman yang memakan bagian-bagian tanaman, ulat ini juga merupakan inang dari beberapa jenis tawon parasitoid.
  4. Ulat grayak, sama seperti ulat tanah, ulat yang satu ini juga merupakan fase larva dari ngengat. Spodoptera Litura merupakan wujud dewasa dari ulat grayak yang memiliki julukan lain tobacco cutworm atau cotton leafworm. Ulat grayak ini tergolong sebagai hama yang sangat merugikan dari sisi ekonomi dan agrikultural karena menyerang tanaman-tanaman penting. Sebanyak 87 spesies tanaman yang sering dijangkiti oleh hama larva spodoptera litura adalah tanaman yang sangat penting pada sektor ekonomi. Tanaman tersebut antara lain seperti kapas, jarak, kubis, talas dan pohon perdu.
  5. Ulat jengkal, sama seperti deretan ulat-ulat sebelumnya, ulat yang satu ini juga merupakan fase larva dari ngengat tomato looper atau disebut juga golden twin-spot moth. Ulat ini menyerang tanaman-tanaman penting lainnya selain buah melon seperti tomat, jenis-jenis strawberry dan beberapa lainnya.
  6. Thrips, atau thysanoptera menghisap cairan pada daun terutama daun-daun muda. Thysanoptera memiliki bentuk seperti tomcat akan tetapi memiliki sayap pada bagian punggungnya. Ada setidaknya 6000 spesies thrips atau trips di seluruh dunia dan 450 diantaranya berada di Indonesia.
  7. Tungau, nama yang sudah tidak asing lagi dan sangat dekat keberadaannya dengan tempat yang jarang dibersihkan. Tungau atau Mite dalam bahasa Inggris, merupakan kerabat dari laba-laba. Ukurannya yang sangat kecil sering membuatorang salah kaprah dan menggolongkan tungau ke kategori kutu. Tungau dan kutu meskipun sama-sama berukuran kecil, nyatanya berasal dari dua keluarga yang berbeda.
  8. Oteng-oteng, atau disebut juga dengan kutu kuya, memiliki nama latin Aulacophora Femoralis, merupakan hama yang menyerang tanaman. Oteng-oteng berwarna coklat berukuran kecil dan merupakan jenis kumbang.
  9. Lalat buah, merupakan serangga yang umum ada di buah-buahan dan juga tempat sampah. Lalat buah atau Bactrocera Carambolae adalah lalat yang berkembang biak dan meletakkan telur-telur mereka pada buah-buahan. Fase paling merugikan dari lalat ini pada saat larva-larva mereka menetas dan memakan jaringan buah atau tumbuhan karena berdekatan tempat mereka menetas.
  10. Pengorok daun, merupakan sejenis lalat yang merupakan hama bagi tanaman. Liriomyza Huidobrensis merupakan lalat yang menjadi hama setelah adanya pemusnahan hama secara besar-besaran di sebagian daerah di Amerika Selatan.

Bukan hanya deretan hama yang kerap menyerang tanaman melon, sederet penyakit pada tanaman melon juga tak kalah banyaknya. Berikut beberapa penyakit yang menyerang tanaman melon.

  1. Kresek, penyakit yang menyerang tanaman melon yang disebabkan oleh serangan jamur. Ciri-ciri tanaman melon yang tmengidap penyakit yang satu ini dapat dilihat dari warna daun yang diselimuti oleh bercak kekuningan.
  2. Embun Tepung, atau Podosphaera Leucotrica dapat kita amati dengan adanya bercak-bercak seperti tepung di bagian bawah daun. Penyakit ini merupakan jamur yang memakan nutrisi tanaman inangnya sehingga menyebabkan tanaman tidak tumbuh optimal atau bahkan mengalami perubahan bentuk atau deformity. Embun tepung atau powdery mildew umumnya menyerang tanaman apel, akan tetapi terdapat penemuan juga bahwa, jamur yang satu ini juga menyerang tanaman lain salah satunya melon.
  3. Penyakit Layu Fusarium, disebabkan oleh jamur berjenis fusarium yang umumnya menyerang jaringan pengangkut pada tanaman. Jaringan yang berfungsi sebagai saluran utama transportasi tumbuhan ini memiliki peranan penting seperti pembuluh darah pada manusia. Tanaman yang terserang fusarium tentu menjadi layu karena proses peredaran nutrisi terhambat sehingga lama-kelamaan menyebabkan kematian. Fusarium juga dapat menyerang manusia dengan imunitas yang rendah juga hewan dengan cara aerosol.
  4. Penyakit Layu Bakteri, atau Pseudomonas Solanacearum merupakan bakteri aerob yang juga berkoloni pada jaringan pengangkut. Sebagaimana penyakit sebelumnya yang disebabkan oleh fusarium, penyakit layu yang disebabkan bakteri ini juga menyebabkan terhambatnya peredaran nutrisi pada tanaman. Ralstonia Solanacearum, nama lainnya, berkoloni pada  xilem tanaman yang berfungsi sebagai peredaran cairan menuju ke daun.
  5. Busuk Daun, merupakan penyakit yang membuat daun menjadi berwarna kecoklatan bercak membusuk yang disebabkan oleh bakteri. Pseudomonas Cichorii adalah bakteri yang menjadi penyebab penyakit ini pada tanaman. Penyakit ini dapat dijumpai hampir di setiap tanaman dengan indikasi awal seperti bercak yang basah pada bagian ujung daun atau menyebar di bagian daun yang lain. Bakteri ini merupakan bakteri epifit yang tumbuh pada permukaan tanaman dan bersifat parasit layaknya jamur.
  6. Penyakit Antraknosa, merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan jamur. Antraknosa diindikasikan dengan adanya peradangan pada jaringan hingga menyebabkan kematian jaringan. Antraknosa berasal dari kata anthrax yang artinya peradangan dan nonos yang artinya bisul, keduanya berasal dari bahasa Yunani.
  7. Penyakit Bercak Daun, terindikasi dari bagian daun yang terkena nekrosis yaitu terbentuknya jaringan mati pada daun. Daun yang terkena penyakit ini lama kelamaan akan mati dan rontok. Jika daun rontok maka tanaman akan kehilangan kemampuan untuk meyerap cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman hingga menyebabkan kematian.
  8. Rebah Kecambah, merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia Solani. Penyakit ini dapat terindikasi dari adanya kebusukan pada beberapa bagian tanaman. Kebusukan terjadi pada bibit, pangkal batang, akar, atau pada tanaman muda.

Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan

Pertumbuhan tanaman melon terbilang cukup sulit, ditambah dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Tanaman yang tidak memiliki cukup nutrisi tentu tidak akan bisa bertahan dengan kondisi cuaca tidak menentu. Penyakit pada tanaman melon sebagian besar merupakan dominasi dari penyakit yang berasal dari infeksi jamur. Jamur tumbuh subur pada area lembab atau memiliki kelembaban yang tinggi.

Dengan kondisi eksternal dan lingkungan tersebut tentunya para petani akan bersiap untuk menangkal serangan hama dan penyakit dari luar, akan tetapi banyak yang melalaikan ketahanan tanaman dari dalam. Tanaman membutuhkan nutrisi untuk perrtumbuhan dan tentunya ketahanan terhadap penyakit. Nutrisi tersebut berupa senyawa yang berfungsi menunjang pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan buah. Salah nutrisi untuk ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit adalah unsur Si atau kita kenal dengan silika.

Silika memang bukan termasuk unsur esensial, akan tetapi hal tersebut bukan berarti silika tidak memiliki kegunaan dan fungsi terhadap pertumbuhan tanaman. Keberadaan dan kebutuhan silika pada tanaman layaknya suplemen makanan yang kita butuhkan karena asupan gizi yang kita dapatkan untuk kebutuhan nutrisi kita masih belum tercukupi. Adanya silika pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan resistensi terhadap serangan biotik dan juga abiotik. Selain itu, silika juga berfungsi pada proses fotosintesis dalam meningkatkan kandungan klorofil dan juga stomata.

Fotosintesis ibarat sistem pernafasan pada manusia, pertukaran zat oksigen dan CO2 semua bergantung pada dua hal penting, klorofil dan stomata. Klorofil atau yang kita kenal dengan zat hijau daun merupakan molekul yang berfungsi untuk meyerap energi dari sinar matahari.  Selain klorofil, satu poin penting lainnya adalah stomata yang berfungsi menangkap CO2 pada siang hari. Dengan kebutuhan silika yang tercukupi maka kemampuan fotosintesis tanaman akan lebih optimal sehingga ketahanan tanaman akan penyakit, hama dan juga cuaca juga lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun