Mohon tunggu...
m harun alrasyid
m harun alrasyid Mohon Tunggu... -

saya adalah warga kebanyakan yang senang kalau bisa belajar dari orang-orang yang pandai dan senantiasa bijak dalam kehidupan. Karena itu saya bergabung dalam blog Kompasiana. Urbanis Bekasi yang berasal dari Bandung Asli Putra Sunda. Pekerjaan: UI maksudnya Udar Ider, sekali-kali nyambi jadi penyiar di Radio Dakta 107 FM, setiap jumat, sekedar menyalurkan hobi. Untuk menemui saya tidak lah terlalu sulit. Tinggal klik www.harunalrasyid.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buah Kerja Keras Anggota DPR ?

19 Februari 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_77749" align="alignleft" width="300" caption="Lima detik di TPS, menanggung akibat 5 tahun kemudian"][/caption]

Setelah berjuang dengan darah dan air mata pada Pemilu tahun lalu, kini para anggota dewan dapat menikmati empuknya kursi DPR. Saking empuknya, kadangkala sebagian dari mereka tertidur lelap ketika sidang paripurna yang notabene membahas nasib rakyat.

Malas ? Janganlah berprasangka buruk dulu. Mungkin mereka menghabiskan malam karena menerima berbagai pengaduan masyarakat, mulai dari kesulitan membayar biaya pendidikan, kesehatan sampai urusan rumah tangga. Pengaduan itu akan menjadi bahan pidatonya esok hari ketika sidang paripurna. Namun apa daya, mereka tetap manusia biasa, bukan lah superman. Begitu masuk ruang sidang, mata sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Meraka tidak malas, hanya tidak sempat bangun ketika gilirannya harus berbicara.

Masih tidak percaya mereka kerja keras ? kalau begitu, lihat aksi para anggota Pansus yang membahas skandal Bank Century. Berbagai kritikan keras, sindiran bahkan teriakan mewarnai pembahasan mega skandal Bank Century. Puluhan orang-orang ternama dipanggil untuk dimintai keterangannya, mulai dari pejabat paling tinggi, seperti Wapres Budiono dan Menteri  Keuangan Sri Mulyani sampai Robert Tantular tidak luput dari pertanyaan anggota pansus. Bahkan, tidak jarang para anggota pansus berdiskusi sampai larut malam. Mereka tidak mengenal lelah berjuang untuk kebaikan negeri ini. Saya mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa para anggota dewan itu sangat serius menjalankan tugasnya sebagai pengemban amanat rakyat.

Mengapa saya harus meragukan kredibilitas para anggota dewan yang terhormat ini ? Dan, apa pentingnya rakyat seperti saya harus diperhatikan aspirasinya ?   Mereka, sama mahasiswa yang rajin demo saja tidak takut, apalagi terhadap saya yang hanya bisa menuliskan uneg-unegnya. Atau jangan-jangan para anggota dewan ini sudah dibekali dengan ilmu kebal kritikan. Sekeras apa pun kritikan itu, akhirnya akan mental dengan sendirinya. Luar biasa ilmu yang mereka miliki ini. Suatu saat, saya ingin pelajari ilmu ini, sebagai jaga-jaga  kalau ditunjuk sebagai pejabat negara.

[caption id="attachment_77750" align="alignright" width="300" caption="Wah...lelap bener !!!! (Smb: http://chessilia.files.wordpress.com/ 2009/04/rapatanggotadpr.jpg"][/caption]

Mungkin sikap saya ini terlalu berlebihan. Pemerintah saja sangat menghargai kerja keras mereka. Betapa tidak ! Berbagai fasilitas untuk menunjang kinerja para anggota dewan rajin digelontorkan, mulai dari kendaraan yang selalu siap mengantar kemana pun mereka pergi sampai fasilitas kesehatan keluarga tidak luput dari perhatian pemerintah.

Bahkan para pejabat dan legislator negeri ini tidak perlu kuatir rumahnya kebanjiran. Mereka tidak perlu was-was, rumah dinas itu akan tetap aman dari segala bentuk bencana banjir sampai maling kaliber dunia pun akan sulit masuk.

Sungguh luar biasa negara ini menjamin fasilitas para pejabat dan anggota dewan yang terhormat. Mulai dari berangkat dari rumah pagi hari sampai pulang di tengah malam, semua telah dianggarkan oleh negara. Menurut rumor, semua itu disediakan untuk menjamin agar para pejabat di negeri ini dapat berpikir dengan tenang agar memperoleh solusi jitu bagi kesejahteraan rakyatnya.

Seandainya rumor ini benar, tentu saja saya sebagai rakyat sangat bangga. Karena saya sendiri bisa menikmati kekayaan negeri ini  dengan lebih baik dan bukan sebagai penonton yang hanya bisa menyaksikan orang yang entah datang dari mana meraup semua kekayaan negeri ini.

Keraguan terhadap kredibilitas para anggota dewan kembali muncul ketika membaca sebuah berita yang tentu saja menggembirakan para anggota dewan, tapi menyesakkan bagi rakyat yang rajin membayar pajak. Menurut sebuah media online (www.detik.com), semua mantan pejabat negara, termasuk anggota DPR, akan mendapatkan uang pensiun seumur hidup. Untuk mantan anggota DPR, syaratnya bahkan tidak perlu satu periode (5 tahun) menjabat. Cukup menjabat 1 tahun, maka uang pensiun tetap dinikmati seumur hidup.

Bagaimana anggota dewan menyikapi kebijakan seperti ini ? Tentu saja responnya positif dan menganggap semua itu adalah sesuatu yang wajar dan seharusnya.  Salah seorang anggota dewan yang dulu partainya dikenal sangat memegang moralitas dan kejujuran, serta sensitif dengan keprihatinan rakyat banyak, mengatakan: "Uang pensiun dinilai layak dan merupakan hak pejabat negara", katanya. Bahkan beliau menyamakan kedudukan anggota dewan yang terhormat sama dengan pegawai negeri yang juga memperoleh pensiun.

Jika memang ini terbukti benar, saya salut terhadap pemerintah yang betul-betul menghargai kerja keras para pejabat yang telah berkorban untuk kepentingan rakyat. Pemerintah sangat memegang teguh prinsip, sebelum mensejahterakan rakyat, sejahterakan dulu para pemimpinnya. Ini juga berarti bahwa kerja keras anggota dewan harus dihargai setimpal karena mereka telah berjasa menjadikan rakyat Indonesia seperti sekarang ini.

Kalau prinsip ini benar-benar yang dipegang, saya tidak tahu apa namanya negeri yang dikendalikan oleh para pejabat dan wakil rakyat seperti ini ? Saya hanya berharap, tulisan ini tidak dianggap melanggar UU ITE atau masuk kategori yang dilarang seperti yang  termuat dalam RPM Konten yang sekarang ini sedang ramai dibicarakan. Seandainya saya dituduh melanggar aturan ITE karena pencemaran nama baik, itu semakin memperkuat keraguan saya terhadap para pejabat dan wakil rakyat negeri ini. Mudah-mudahan ini hanya sekedar dongeng di sebuah negeri yang diceritakan gemah ripah loh jinawi.

Salam Beblog, 20/02/2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun