Mohon tunggu...
Muhammad HaritsZhafran
Muhammad HaritsZhafran Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konformitas: Perilaku penyesuaian terhadap kelompok

30 September 2021   23:12 Diperbarui: 30 September 2021   23:22 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : shutterstock

Pernahkah anda merubah gaya berpakaian atau merubah selera musik anda ketika anda memasuki sebuah kelompok yang baru? Baik itu didalam kelompok informal maupun formal? Baik dalam ukurang kelompok yang besar maupun kecil? 

Nah, perilaku tersebut dinamakan konformitas, konformitas sendiri memiliki arti singkat ketika seseorang merubah "sesuatu" yang disebabkan oleh orang lain atau suatu kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut. Untuk lebih jauh mengenal tentang konformitas, yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai konformitas.

Pengertian konformitas

Pengertian menurut beberapa ahli

Yang pertama, menurut Kiesler dalam Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau yang dibayangkan

Berikutnya, menurut David O'Sears, Konformitas adalah bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut.

Sedangkan itu, menurut rehm dan Kassin (dalam Suryanto dkk., 2012) konformitas sebagai kecenderungan individu untuk mengubah persepsi, opini dan perilaku mereka sehingga sesuai atau konsisten dengan norma-norma kelompok.

Lalu, Konformitas adalah proses dalam diri anggota kelompok untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang ada dalam kelompok (Riggio, 2009). Hal ini dilakukan sebagai gambaran kepatuhan anggota terhadap norma kelompok dan hal tersebut akan sangat membantu mempertahankan keteraturan dan keseragaman dalam kelompok.

Dan juga, menurut Myers (2010) konformitas berarti perubahan perilaku pada individu sebagai akibat dari adanya tekanan kelompok. Ditambahkan oleh Myers, konformitas bukan sekadar berperilaku seperti orang lain, namun juga dipengaruhi oleh bagaimana orang lain berperilaku.

Lalu, menurut Cialdini dan Gold Stein, mengungkapkan konformitas adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain

Dari beberapa pengertian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa konformitas adalah sebuah perubahan perilaku dan sikap karena pengaruh sosial atau sebagai hasil dari tekanan kelompok baik nyata maupun yang dibayangkan. 

Lebih lanjut, menurut kompas.com, pada dasarnya, konformitas merupakan bentuk menyerah pada pengaruh mayoritas atau sering disebut dengan tekanan kelompok. Bentuk tekanan kelompok berbeda-beda, misalnya intimidasi, persuasi, ejekan, kritik, dan sebagainya.

  • Contoh dari konformitas adalah ketika seorang remaja berpakaian dengan gaya tertentu karena dia ingin menyesuaikan diri dengan orang-orang lain yang berada didalam kelompok sosialnya.

Penyebab konformitas

Lalu, apa sih yang jadi penyebab terjadinya konformitas itu? Setidaknya, ada dua penyebab konformitas dilakukan oleh seseorang, yang pertama sebab infarmasional dan yang kedua adalah sebab normatif. Menurut Wikipedia, sebab infarmasional dan sebab normatif adalah sebagai berrikut

Sebab infarmasional

Salah satu alasan penting mengapa seseorang melakukan konformitas adalah seseorang belajar bahwa dengan melakukan konformitas bisa membantu untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan yang diinginkan. 

Sumber konformitas ini dikenal sebagai pengaruh sosial normatif karena pengaruh sosial ini meliputi perubahan tingkah laku untuk memenuhi harapan orang lain. 

Misalnya ketika sesorang bersama dengan teman lain yang sangat menyadari pentingnya kesehatan, maka orang tersebut akan memperlihatkan kepadanya bahwa ia sangat suka pada buah dan ikan segar serta tidak merokok, meskipun sesungguhnya orang tersebut tidak begitu suka pada makanan itu. 

Dalam situasi ini, jika seseorang mengubah perilakunya agar sesuai dengan norma kelompok, mungkin juga cenderung akan mengubah keyakinannya.

Singkatnya, sebab konformitas infarmasional dilakukan oleh seseorang agar mereka menjadi benar.

Sebab normatif

Dasar dari konformitas yang kedua adalah pengaruh sosial informasional, yakni kecenderungan seseorang untuk bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi tentang berbagai aspek dunia sosial.

Contohnya adalah seorang turis Amerika yang mencari tahu cara membeli tiket kereta di Paris mungkin akan mengamati perilaku orang Paris dengan cermat, memperhatikan ke mana mereka membeli tiket, bagaimana mereka melewati peron dan bagaimana cara mereka mencari gerbong kereta. 

Dengan mengikuti langkah-langkah dari orang lain yang lebih tahu, turis itu bisa menguasai dasar-dasar pembelian tiket kereta api di sana. Kecenderungan untuk menyesuaikan diri bergantung pada dua aspek situasi: seberapa besar keyakinan seseorang pada kelompok dan seberapa yakin seseorang pada penilaian diri sendiri.

Jenis konformitas

Ada beberapa jenis atau tipe perilaku konformitas, antara lain :

  • Konformitas normatif (Normative conformity) melibatkan perubahan perilaku seseorang agar sesuai dengan kelompoknya.
  • Kesesuaian informasi (Informational conformity) terjadi ketika seseorang tidak memiliki pengetahuan dan melihat kepada suatu kelompok untuk memperoleh informasi dan arahan.
  • Identifikasi (Identification) terjadi ketika seseorang menyesuaikan diri dengan apa yang diharapkan dari kelompoknya berdasarkan peran sosial mereka.
  • Kepatuhan (Compliance) melibatkan perubahan perilaku seseorang yang sementara masih secara internal tidak setuju dengan kelompok.
  • Internalisasi (Internalization) terjadi ketika seseorang mengubah perilaku mereka karena ingin menjadi seperti orang lain.

Faktor terjadinya konformitas

Ada beberapa faktor terjadinya suatu perilaku konformitas oleh seseorang, antara lain :

  • Level kesulitan tugas. Tugas yang sulit dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan konformitas.
  • Perbedaan individu. Karakteristik pribadi seperti motivasi untuk berprestasi dan kemampuan kepemimpinan yang kuat terkait dengan penurunan kecenderungan untuk menyesuaikan diri.
  • Ukuran kelompok. Seseorang akan  lebih cenderung menyesuaikan diri dalam situasi yang melibatkan antara tiga dan lima orang lain.
  • Karakteristik situasi. Seseorang akan lebih cenderung menyesuaikan diri dalam situasi ambigu dimana mereka tidak jelas tentang bagaimana mereka harus merespons.
  • Perbedaan budaya. Orang dari budaya kolektif lebih cenderung konformis

Nah, itulah beberapa pengertian, penyebab, jenis, dan faktor terjadinya konformitas. Apakah anda merasa bahwa anda menyesuaikan diri anda dengan kelompok anda? well, pasti iya, ya. Karena manusia harus beradaptasi, entah dengan alam maupun dengan sosialnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun