Sebagaimana yang kita rasakan bersama, kehadiran covid-19 telah memberikan pressure yang luar biasa bagi penduduk dunia saat ini. Dan di awal tahun inilah penduduk dunia "panik".
Kepanikan ini sangat beralasan, mengingat corona menjadi media bagi kita untuk dekat dengan Allah SWT. Bagaimana tidak, orang yang biasanya sehat tahu-tahu mendadak meninggal, banyak dipublikasikan Corona penyebabnya. Sementara penularannya begitu tenang, pelan, nggak disangka-sangka, namun matinya jelas alias mematikan.
Sehingga dengan Corona, bayangan kematian begitu dekat dan nyata, wajarkan jadinya bila setiap orang panik berada dalam situasi ini.
Memang sebagai muslim seluruh orang Indonesia bahwa hidup dan kematian semua takdir, tapi kita tentu harus berikhtiar.
Yang semakin membuat semua orang "ngeri" adalah kematian akibat corona. Keluarga dan saudara menjadi dikucilkan dari masyarakat, karena dianggap sebagai pembawa virus.
Namun, di sisi lain yang juga jadi masalah adalah, jasad korban corona mendapat perlakuan ekstrim. Keluarga tidak bisa merawat jenazah sesuai yang selama ini dilakukan, namun harus menggunakan standart penanganan jenazah pasien corona. Yang pasti membuat kita ragu keabsahan protokoler penanganan jenazah akibat corona secara syara'....
Walaupun pihak perawat, dokter dan rumah sakit meyakinkan tetapi mungkin karena ngga ditangani keluarga sendiri, keraguan itu pasti ada.
Gambaran diatas tentu merupakan bayangan-bayangan yang menambah kondisi dimana kita semakin panic.
Kepanikan ini pulalah yang membuat seluruh masyarakat Indonesia menjadi sadar akan perlunya informasi dan adanya kemauan untuk belajar.
Sehingga pemahaman akan perlunya kita menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) menjadi sesuatu yang penting dan semua orang mau tahu dan mau menggunakannya lagi.
Ini tentunya sudah menjadi perubahan budaya yang bagus, dimana sebelumnya masyarakat kita memiliki budaya malas baca dan cuek dan kurang peduli, sekarang menjadi peduli dan penuh hati- hati.
Yang pasti ini akan menjadi bagus, bila moment ini menjadi kebiasaan yang berkelanjutan, yakni peduli dan berkeinginan keras untuk mau tahu alias belajar.
New Normal juga memberikan aturan perlunya keluar rumah pakai masker, selalu cuci tangan dengan handsanitizier dan menjaga jarak.Â