Mohon tunggu...
M Haris Sukamto
M Haris Sukamto Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat berkemajuan

Menulis untuk berbagi pengetahuan dan informasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

New Normal, Momen Penting Mengubah Budaya

16 Juni 2020   17:32 Diperbarui: 16 Juni 2020   17:34 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana yang kita rasakan bersama, kehadiran covid-19 telah memberikan pressure yang luar biasa bagi penduduk dunia saat ini. Dan di awal tahun inilah penduduk dunia "panik".

Kepanikan ini sangat beralasan, mengingat corona menjadi media bagi kita untuk dekat dengan Allah SWT. Bagaimana tidak, orang yang biasanya sehat tahu-tahu mendadak meninggal, banyak dipublikasikan Corona penyebabnya. Sementara penularannya begitu tenang, pelan, nggak disangka-sangka, namun matinya jelas alias mematikan.

Sehingga dengan Corona, bayangan kematian begitu dekat dan nyata, wajarkan jadinya bila setiap orang panik berada dalam situasi ini.
Memang sebagai muslim seluruh orang Indonesia bahwa hidup dan kematian semua takdir, tapi kita tentu harus berikhtiar.

Yang semakin membuat semua orang "ngeri" adalah kematian akibat corona. Keluarga dan saudara menjadi dikucilkan dari masyarakat, karena dianggap sebagai pembawa virus.

Namun, di sisi lain yang juga jadi masalah adalah, jasad korban corona mendapat perlakuan ekstrim. Keluarga tidak bisa merawat jenazah sesuai yang selama ini dilakukan, namun harus menggunakan standart penanganan jenazah pasien corona. Yang pasti membuat kita ragu keabsahan protokoler penanganan jenazah akibat corona secara syara'....

Walaupun pihak perawat, dokter dan rumah sakit meyakinkan tetapi mungkin karena ngga ditangani keluarga sendiri, keraguan itu pasti ada.

Gambaran diatas tentu merupakan bayangan-bayangan yang menambah kondisi dimana kita semakin panic.
Kepanikan ini pulalah yang membuat seluruh masyarakat Indonesia menjadi sadar akan perlunya informasi dan adanya kemauan untuk belajar.

Sehingga pemahaman akan perlunya kita menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) menjadi sesuatu yang penting dan semua orang mau tahu dan mau menggunakannya lagi.

Ini tentunya sudah menjadi perubahan budaya yang bagus, dimana sebelumnya masyarakat kita memiliki budaya malas baca dan cuek dan kurang peduli, sekarang menjadi peduli dan penuh hati- hati.

Yang pasti ini akan menjadi bagus, bila moment ini menjadi kebiasaan yang berkelanjutan, yakni peduli dan berkeinginan keras untuk mau tahu alias belajar.

New Normal juga memberikan aturan perlunya keluar rumah pakai masker, selalu cuci tangan dengan handsanitizier dan menjaga jarak. 

Tentu ini kebiasaan positif yang perlu untuk dilanjutkan, yakni dengan maksud sebagai upaya untuk menjaga kebersihan.

Jabat tangan dan peluk sayang dengan sahabat yang baru ketemu menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

Sehingga secara keseluruhan Corona membuat bangsa ini naik kelas dalam peradaban dan budaya. Cepat tanggap, mau tahu tentang kesehatannya dengan menggunakan banyak media yang ada adalah bentuk belajar dengan sistem baru yang cepat dan dapat dilakukan oleh seluruh komponen bangsa ini di berbagi lini dan level. Nggak hanya orang kota, tapi juga orang kampung diseluruh wilayah tanah air dan bahkan di seluruh penjuru dunia.

Hikmah datangnya Corona ini telah menjadi dunia naik kelas dalam peradabanya. Manusia pembelajar, cepat tanggap, selalu menjaga diri dan mau tahu akan kondisi dirinya sendiri, baik mengenai kesehatannya, kekuatanya dan pengetahuannya.

Kita tentu tak ingin berlama-lama dengan corona, semoga segera kembali kekandangnya, dan ngga ada lagi didunia ini. Agar hidup kita menjadi semakin bahagia tanpa dihantui bahaya, kematian yang selalu mengancam kita.

Penulis: M Haris Sukamto, pengamat sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun