Setelah Kesultanan Banten berakhir, sekarang hanya terdapat peninggalan-peninggalan sejarah berupa bekas istana kerajaan Banten, yang terdiri dari Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Masjid Agung dan Menara Banten, Masjid Pacinan Tinggi, Masjid Kasunyatan, Masjid Caringin, makam-makan para Sultan Banten, dll.Â
Bangunan-bangunan itu tidak terlepas dari pengaruh Hinduisme dan Islam serta terjadinya akulturasi dari negara-negara seperti Belanda, Cina, dan Gujarat.Â
Bangunan-bangunan sejarah itulah yang menjadi saksi pada masa kesultanan Banten yang sangat kental terhadap kebudayaan Islam di dalamnya. Saat ini bangunan-bangunan bersejarah tersebut sudah sangat dikenal oleh masyarakat khususnya diluar Banten.
Selain hal tersebut jangkauan kebudayaan di Banten ini sangatlah luas, yaitu didalamnya terdapat aspek-aspek pendukung kebudayaan, seperti aspek kehidupan spiritual, bahasa dan kesusastaraan, kesenian, sejarah, dan ilmu pengetahuan.Â
Aspek kehidupan spiritual masyarakat Banten mencakup kebudayaan fisik, seperti sarana candi, patung nenek moyang, arsitektur, pakaian, alat-alat, makanan, dan upacara. Jangkauan kebudayaan Banten juga mencakup sistem sosial yang kental seperti pelaksanaan upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian.Â
Peninggalan kesenian Banten yang masih melekat yaitu arsitektur masjid dengan tiga tingkat sebagai simbolisasi iman, islam dan ihsan, atau syaria’t, tarekat dan hakikat.Â
Banten juga memiliki beberapa khas budaya yaitu Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari topeng, Tari cokek, Dog-dog, Palingtung, dan lojor.Â
Serta peninggalan sejarah warisan leluhur yang terdapat di Banten antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H