"Sampaaah... Sampaaah.... " Teriak tetangga di depan rumah dan berharap saya keluar membawa kantongan sampah yang banyak karena kebetulan tukang sampahnya tiga hari tidak beroperasi.
"Iya, Pak. Maaf sampah saya belum ada. Cuma ada sampah kering saja." Jawab saya saat membuka pintu.
"Kok bisa, Bu? Bukannya tiga hari tukang sampahnya tidak ada? Ibu tidak masak?" Ternyata tetangga penasaran.
"Masak tapi yang sederhana saja dan selalu habis tak bersisa." Jawab saya singkat.
Tetangga pun berlalu dan mulai meneriaki tetangga lainnya yang belum muncul membawa sampah. Biasanya memang kalau pagi-pagi di sekitar lorong rumah saya itu sepi. Banyak yang sudah berangkat kerja dari subuh bahkan ada yang memang masih tidur.
***
Ya, selama puasa memang saya rasakan betul bagaimana sampah pun ikutan "puasa". Kalau pun ada, itu sampah kemasan makanan karena ada orang baik yang mengirim hampers atau lauk untuk kami jadikan menu sahur atau berbuka.
Soalnya prinsip saya, bulan puasa bukan untuk mengeluarkan banyak biaya untuk sekadar makanan dan minuman yang berlebihan. Paling nyesek kalau masuk kulkas beberapa hari kemudian akhirnya dibuang.
Pasangan saya pun demikian. Saat puasa tidak banyak ingin makanan ini dan itu. Kalau sudah ada yang bisa dijadikan pengganjal perut itu sudah cukup. Bahkan kalau beli selalu bawa tempat makan seperti rantang sendiri. Jadi gak perlu dibungkus plastik atau jenis kemasan lainnya dari pedagang.
Tips Supaya Diet Sampah Berjalan Baik di Bulan Puasa
Nah, berikut beberapa langkah yang bisa diambil agar diet sampah bisa berjalan dengan lancar selama puasa:
Usahakan Bawa Tas Belanja Sendiri Saat Ikut War Takjil
Jangan pernah lupa. Selalu sematkan di tas, kantong baju atau mungkin di kendaraan. Sebab, memang kebiasaan ini harus dilatih pelan-pelan. Kalau sudah terbiasa, pasti akan bingung sendiri kalau keluar rumah tanpa membawa tas belanja yang biasanya dilipat jadi lebih kecil sehingga mudah penyimpanannya.
Jika Bisa Megusahakan Buat Sendiri Menu Sahur dan Buka, Buatlah Sendiri
Ini bukan pelit dengan pedagang di bulan Ramadan karena kita tidak membeli dagangannya. Tidak. Ada kalanya membuat sendiri akan jauh lebih bermakna daripada beli. Upayakan juga yang dibuat benar-benar sederhana saja dan dipastikan semua anggota keluarga suka sehingga habis tak bersisa. Jika demikian, maka sampah pun akan makin berkurang.
Terapkan Mindful Life dalam Berpuasa
Maksudnya di sini, hadirkan dengan sadar bahwa keberadaan bulan puasa ini adalah untuk memberikan "rem" bagi tubuh kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman berlebihan. Jika ada makanan dan minuman berlebih justru lebih baik berbagi dengan yang lebih membutuhkan makanan atau minuman di sekitar kita.
Kalau kita sudah menyadari makna puasa demikian, maka yakin kita tidak akan pernah lapar mata ketika berada di pusat jajanan takjil sekali pun. Beli sesuai kebutuhan saja karena kita yang tahu batas kemampuan tubuh kita menerima jumlah asupan makan atau minum.
***
Well, puasa sudah mengajarkan kita untuk "menahan" yang tak hanya makan dan minum tetapi juga lapar matanya karena lihat ini itu seperti menarik dan bisa masuk ke perut. Nyatanya, segelas air putih saat berbuka sudah sangat mengenyangkan. Bisa bayangkan sampah takjil yang kita beli terus ada setiap hari. Jangan sampai esensi Ramadan ada menjadi tergerus hanya karena lupa menahan hawa nafsu belanja makanan dan minuman yang tampak enak di mata saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI