"Mbak Rahmah jadi host-nya ya. Live-nya akhir bulan."
Kalimat itu benar-benar membuat saya jadi berpikir bahwa kesempatan memang selalu datang tak disangka. Sebenarnya saya sudah pernah membuat agenda untuk bincang-bincang dengan narasumber yang paham soal HS tetapi karena beberapa penghalang, kegiatan itu diurungkan.Â
Nah, masuk pertengahan tahun 2024, tawaran menjadi host live IGÂ datang lagi. Kali ini yang membuat saya sedikit berpikir adalah narasumbernya yang bukan perempuan. Saya sebenarnya tidak masalah, hanya saja di luar sana pasti ada yang beranggapan aneh mengapa mau menerima tawaran sementara narasumbernya laki-laki.Â
Saya pun diskusi dengan suami, beliau mendukung. Katanya, "Semua yang dilakukan di dunia itu tergantung sama niatnya, Bun. Mau melaksanakan salat saja, niatnya benar-benar ibadah. Kalau di luar itu niatnya meski aktivitasnya bagus yaa tetap saja salah."
Suami saya memang bukan tipe laki-laki yang kaku dengan aktivitas online istrinya. Selama kewajiban dijalankan, tidak akan pernah dipermasalahkan. Jangan sampai terlena sama aktivitas pribadi tetapi lupa sama keluarga. Maka jadilah saya meneruskan untuk tetap mencoba ranah baru, host live IG.Â
Deg-degan? Sudah tentu! Namun, saya percaya bahwa ke depannya akan lancar. Melakukan sedikit kesalahan saat live kerap terjadi pada semua orang, tetap tenang saja kuncinya.Â
Hal yang Dirasakan Setelah Menjadi Host Live IG
Ploong! Ketagihan, haha!
Ya, saya jadi ingin menjadi host live IG acara Cak Kaji selanjutnya. Rasanya menjadi host saya dilatih untuk mengatur kalimat yang baik dan benar sebelum diucapkan. Belajar bagaimana mengungkapkan sesuatu tanpa njlimet bahasanya sehingga orang lain memahami. Bahkan saya jadi makin percaya diri untuk tampil di depan banyak orang untuk menunjukkan ke keluarga besar bahwa IRT dengan latar belakang pendidikan S2 tidak hanya bisa mengurus anak di rumah. Banyak aktivitas positif yang bisa dilakukan meski semuanya dari rumah.Â
Setidaknya langkah saya bisa dijadikan referensi ibu-ibu rumah tangga lainnya di luar sana agar tidak stress karena harus menelan kata-kata tidak enak dari keluarga sendiri, apalagi kalau punya pendidikan tinggi. Jadi host live IG membuka kesempatan besar di luar sana untuk penawaran yang bisa jadi datang tanpa diduga. Apakah benar? Yakin saja!Â
Lalu, Hal Apa Saja yang Disiapkan untuk Menjadi Host Live IG?
Berikut beberapa hal yang perlu disiapkan:
- Pastikan ponsel punya paket data mumpuni atau sebaiknya terkoneksi dengan WiFi yang lancar
- Ponsel yang digunakan support dengan aplikasi InstagramÂ
- Baterai ponsel sebisa mungkin juga dalam keadaan full
- Cahaya penerangan pun sebisa mungkin dimaksimalkan agar tidak mengganggu pemandangan saat orang-orang menyaksikan live
- Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang perlu ditanyakan pada narasumber
- Bisa mengutak-atik fitur Instagram saat live seperti membuka kolom Q&A dan scroll untuk mengecek pertanyaan di kolom komentar
- Punya timer sehingga durasi tetap bisa diperhatikan karena biasanya jika narasumber dan host sudah berbincang, maka pembicaraan akan terus mengalir tanpa terasa dan waktu berjalan terus. Instagram biasanya ada di durasi 60 menit.Â
- Segala hal yang bisa mengganggu sebaiknya disingkirkan dulu karena akan mempengaruhi kualitas suara saat liveÂ
Dan pastinya sih selalu siapkan air minum agar mulut tidak kering yang bisa mempengaruhi cara kita bicara.Â
Hal yang Dipetik dari Perbincangan dengan Narasumber yang Profesinya Editor
Bahwa menjadi editor itu tidak mudah tetapi bukan berarti sulit dijalani. Bahkan untuk mendapatkan peluang menjadi editor pun saat ini masih terbuka lebar karena belum terlalu banyak. Hanya saja, kadang pembagian job desk editor seringkali masih menjadi satu antara Editor dan Copy Editor. Padahal keduanya sangat berbeda. Kalau mau tahu lebih jelasnya bisa nonton Live IG di akun @ammachemist x @belalangcerewet saja.Â
Saya masih menyematkannya di feed, tak sekadar untuk kenangan tetapi saya bisa menontonnya kembali jika ada hal terlupa soal editor.Â
***Â
Well, bagaimana pun profesi editor yang terlihat njlimet karena tidak hanya menyunting naskah, saya tetap bangga dan ingin mencoba dengan profesi tersebut. Semoga ke depannya saya bisa mendapatkan peluang untuk mencoba ranah satu ini. Sebab, keluar dari zona nyaman ternyata tidak selalu membuat kita menghadapi masalah. Justru dengan masalah, kita belajar bagaimana menikmati hidup yang cuma sesaat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H