Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nasib IRT di Tengah Persaingan Dunia Blogging

27 Oktober 2023   07:17 Diperbarui: 27 Oktober 2023   07:33 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Memangnya BLOG bisa kasih kamu makan?”

Kalimat ini masih terngiang. Rasanya nyerinya masih kuat menyerang. Pasalnya, yang bertanya bukan orang sembarang. Namun, saya memahami kekkhawatirannya karena kini anak saya sudah tiga. Baginya, biaya akan banyak untuk masa depan mereka. Sementara penghasilan tidak menentu adanya. 

Saya pernah mengurung diri hanya memikirkan nasib ketiga anak ke depannya seperti apa. Menyalahkan pilihan resign dari pekerjaan sebagai dosen, tidak perlu ditanya. Mungkin saja ketika saat ini saya bekerja, mereka bisa sekolah di tempat yang lebih baik dan ternama. Mungkin juga, sekarang sudah tidak bingung mencari kontrakan yang nyaman dan aman buat anak-anak dan juga saya. 

Semua itu berkecamuk ketika kondisi iman memang sedang down sehingga segala hal yang sifatnya duniawi semata jadi beban. Ada beberapa halaqah yang terlewatkan. Biasanya dari halaqah itulah saya kembali semangat dan penuh harapan. 

Lalu, kalau ditanya dengan pertanyaan yang sama di atas, jawaban saya seperti apa? Coba simak cerita saya sampai habis... 

Survive di Tengah Pandemi karena BLOG 

Percaya atau tidak, finansial keluarga kami benar-benar terguncang saat pandemi datang. Suami yang bekerja dengan penghasilan tidak seperti karyawan, tentu mendadak harus berpikir keras hingga akhirnya tumbang. Saya yang berprofesi utama sebagai ibu rumah tangga akhirnya menjadikan blog sebagai penolong kala itu. Meski semua datang dariNya dan saya sudah yakini itu. 

Sempat berpikir jika saja Allah tidak mengenalkan saya dengan dunia blogging, bisa jadi saya sudah bingung harus berbuat apa. Tidak mungkin pulang ke kampung halaman karena akan bertambah celaan dari keluarga. Keputusan sudah diambil untuk merantau maka harus menjalani bagaimanapun kisahnya. Untungnya, saya tidak benar-benar melangkahkan kaki ke bandara. Ujian finansial ternyata tidak membuat saya begitu tega. 

Ya, namanya rumah tangga dibangun berdua. Jika ada badai menghadang di tengah perjalanan, sudah pasti harus didiskusikan dan mencari solusi bersama. Jika salah satu menyerah, bahtera yang dibangun dengan niat suci bisa jadi tinggal cerita. Dan kami sepakat untuk tidak membiarkan hal itu terjadi dan membuat semuanya benar-benar seperti neraka. 

Blog bisa mendatangkan manfaat sehingga bisa bangkit pasca pandemi. Keraguan demi keraguan yang datang setiap hari berhasil kami tepis dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah lari. Satu per satu sahabat membantu dengan berbagai jenis makanan setiap hari. Bibir saya tidak berhenti mengucap terima kasih pada Allah yang menggerakkan mereka dengan suka hati. 

BLOG yang Membawa Saya Punya Paspor 

Flashback ke masa 2011... 

Tidak banyak tahu kalau blog sudah membawa saya terbang jauh meninggalkan Indonesia selama lebih kurang 5 hari. Meski memang masih dalam lingkup Asia Tenggara, saya sudah bisa percaya bahwa blog bisa membawa orang kemana-mana bahkan tanpa biaya sama sekali (baca: segala sesuatu dilayani). Sejak saat itu, saya berdoa di antara awan-awan yang terlewati bahwa tidak akan berhenti ngeBLOG selama masih mampu membayar perpanjangan blog. Saya pun selalu meminta pada yang memberikan kesempatan mengenal dunia lebih luas, bahwa ikhlas menerima keadaan tak menjadi orang kaya raya tetapi bahagia karena tidak pernah galau jika sudah waktunya perpanjangan domain, hosting dan hal-hal berkaitan dengan blog.

Sejak bisa punya paspor karena blog, sejak saat itu pula kesungguhan merawat blog terus ada. Kalau kata orang Jawa, eman-eman. Ya, sayang kalau blog sudah bisa memberikan makna yang sangat berarti kemudian ditinggalkan begitu saja. 

Dari BLOG bisa Ketemu Ayah Trio S 

Tidak pernah menyangka bisa merantau di Pulau Jawa bahkan beranak pinak dengan bahagia, haha. Dari pertemuan komunitas se-Indonesia di GOR Sidoarjo 2011 silam, jodoh saya akhirnya dijawab olehNya. Ya, sekarang memang beliau tidak menulis blog lagi seperti dahulu, tetapi beliau adalah penyandang dana untuk keberlangsungan setiap blog yang saya punya. Meski sesekali harus turun tangan karena lagi-lagi penghasilan dari pekerjaan beliau tidak seperti karyawan yang setiap bulan pasti ada. 

Ya, semua dari blog. Jika saja tidak menulis blog waktu itu, jodoh saya pasti laki-laki di sebelah rumah mama. Bisa jadi juga saya masih belum menikah karena sibuk mengurus keperluan mahasiswa. That's why kejutan dari blog itu memang tidak pernah bisa diterka. Ditekuni saja. Siapa tahu yang belum ketemu jodoh, akhirnya bisa. Berbenah saja.

IRT dan Dunia Blogging di Masa Depan 

Ibu rumah tangga saat ini sudah dibekali fasilitas pendukung yang bisa dengan mudah dimanfaatkan. Hanya saja masih belum semua bisa merasakan kenyamanan saat memulai membuat tulisan. Apalagi kalau pemula dan dikejar dengan deadline, pastinya sekadar memenuhi absensi tugas sekolah sehingga tidak dapat hukuman. 

Sudah waktunya IRT tidak lagi seperti dahulu kala. Tampil hanya menggunakan daster, sibuk mengurus anak hingga lupa makan dan tidur secukupnya. Bahkan dengan aroma yang khas sehingga pasangan jadi tidak betah berada di dekatnya. Harus berubah sejak dini dengan menghargai diri kita sebagai ciptaanNya yang sempurna. 

IRT yang menjalankan perannya sebagai blogger pastinya butuh effort yang tidak sedikit, khususnya tenaga. Sebab, mulai memutuskan menekuni dunia blogging sudah otomatis harus yakin akan masa depan jauh di sana. Dunia blogging tidak akan pernah hilang selama manusia masih mencari tulisan yang informative, comprehensive dan pastinya jujur sesuai dengan kenyataan yang ada. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Namun, skill menulis tidaklah cukup. IRT yang ingin tetap sukses di dunia blog meski sukses dengan versi masing-masing, maka harus memahami persaingan di berbagai titik, seperti kemampuan menjadikan blog tidak semata hanya berupa tulisan tetapi juga lebih ciamik karena ada tampilan desain yang menarik minat pembaca untuk berlama-lama. Selain itu, harus mampu menuangkannya lebih sederhana di media sosial dengan tampilan visual, baik audio maupun video, sebagai hook mereka untuk membuka halaman blog. Sulit, pastinya butuh usaha dan kemauan.  

Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah apakah ngeBLOG sudah tak senyaman dulu? 

Hmm, bagi ibu rumah tangga seperti saya memang melihat dunia blogging ada banyak yang bergeser. Tadinya blog dijadikan pekerjaan sampingan, sekarang jadi sumber penghasilan. Dulu bisa nulis dengan santai bahkan selalu terpatok sama kata kunci, sekarang harus banyak yang diperhatikan karena nulis bukan hanya untuk mesin pencari, tetapi juga pembaca setia yang berkunjung setiap hari. Dulu komunitas tak sebanyak sekarang sehingga waktu menulis lebih banyak, sekarang sepertinya waktu habis untuk scroll grup WA komunitas blogger, ngobrol bahkan ikut blogwalking nyaris di semua komunitas demi views. Padahal anggotanya tidak lain mayoritas 4L (Loe Lagi Loe Lagi). Dengan begitu, IRT seperti saya benar-benar harus punya manajemen waktu yang baik agar tidak kebablasan. 

Ditambah lagi soal kompetisi lomba blog. Dimana-mana nama pemenang yang keluar seperti sudah bisa ditebak. Meski saya akui tulisan juara memang bagus banget. Namun, secara tidak langsung seperti ada blocking statement yang menari-nari di atas kepala yang mengatakan: "Ah, nulis lomba tapi yang menang pasti si A, B dan C lagi karena tampilan blog dan gaya ceritanya sudah terkenal sering juara." dan sedikit banyaknya ini yang membuat saya mundur, apalagi ditambah memang waktu tak sebanyak mereka yang tidak punya balita. 

Eits, unek-unek di atas tidak perlu dibantah ya. Namanya juga menyampaikan apa yang dirasakan, kan? Selow aja, gaesss... 

*** 

Well, ibu rumah tangga memang tampak sekadar pelayan di rumah. Namun, percayalah dari rumah IRT bisa berdaya meski memang semua tak mudah. Percaya bahwa status dan kehadiran kita sebagai ibu rumah tangga yang tetap berkarya dengan tulisan di blog suatu saat akan mendatangkan kebahagiaan berlimpah. Apa saja bahagianya? Ya, semua kembali pada persepsi masing-masing akan bahagia itu sendiri.

Jadi, BLOG tetap bisa ngasih saya makan enggak nih? Hehe... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun