Tradisi Lebaran setiap keluarga pasti berbeda. Ada yang sepekan sebelum Lebaran sudah mengharuskan mudik. Ada juga yang terikat dengan aturan pekerjaan sehingga menunggu tanggal libur tiba.Â
Kalau di keluarga saya sendiri tidak terlalu kaku. Ketika ada rezeki pulang, maka kami akan berusaha untuk melakukannya. Mudik memang sesuatu yang selalu memberi cerita tersendiri.Â
Persiapan Lebaran
Pastinya persiapan sederhana yang selalu ada setiap tahun seperti:
1. Zakat FitrahÂ
Ini kewajiban yang enggak boleh terlupakan. Wajib hukumnya apalagi memang punya kemampuan untuk menunaikan.Â
Hitungan untuk zakat fitrah pun sudah ditentukan. Tinggal niat dan usaha untuk menunaikan serta menentukan tempat untuk menyalurkan zakat tersebut agar terdistribusi dengan baik.Â
2. Alat Sholat Ied
Hari Raya tiba pastinya berbondong-bondong untuk melaksanakan Shalat Ied. Salat Sunnah yang kemudian dirindukan setiap Lebaran tiba. Dan setelah 2 tahun vakum, akhirnya bisa berkumpul kembali seperti layaknya kehidupan normal.Â
3. Kue Lebaran
Meski tidak banyak setidaknya ada makanan yang bisa disantap bersama keluarga atau tamu yang datang bersilaturahim.Â
Jenisnya pun sesuai selera. Pastinya tidak memberatkan hingga memaksakan bujet. Jangan sampai makna Lebaran kabur dengan bujet berlebihan untuk hal yang tidak penting.
4. Menu Lebaran Keluarga
Karena tahun ini saya Lebaran di pulau Jawa, maka harus ikut tradisi makanan yang harus ada. Salah satunya sambal goreng kentang. Masih ada lagi yang lainnya dan semua dipersiapkan ibu mertua yang dibantu kakak ipar.Â
5. Uang Hari RayaÂ
Tak perlu memaksakan juga jika tak ada. Jika ada jumlahnya pun seikhlasnya. Uang Hari Raya atau biasa disebut angpao Lebaran seringkali dicari anak-anak karena memberikan kebahagiaan tersendiri.Â
Namun, orang tua juga jangan sampai meminta sehingga membiasakan anak-anak dengan sikap demikian. Didik anak untuk tidak meminta tetapi tidak menolak ketika diberi agar yang memberi juga senang.Â
6. Masker untuk Jaga Diri Saat Silaturahim
Pandemi masih berlangsung. Virus masih ada. Kebijakan bisa mudik dan berkumpul keluarga juga jangan sampai jadi kebablasan sehingga masker tidak lagi terpakai.
Tetap gunakan masker apalagi kalau ada keluarga jauh atau tetangga yang datang berkunjung. Bukan berprasangka buruk, tetapi lebih baik mencegah daripada mengobati.
***Â
Well, meskipun tidak Lebaran di kampung halaman sendiri, tapi di kampung suami, semoga makna Idulfitri tetap dirasakan. Suatu saat pasti akan berkumpul pada kesempatan atau Lebaran selanjutnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H