Saya sadari penuh jelang 10 akhir Ramadan banyak sekali hal yang membuat rencana jadi berubah. Kesehatan yang tiba-tiba mengharuskan jadi pasien IGD pun tidak bisa dihindari, hanya bisa pasrah.Â
Padahal akhir Ramadan banyak yang fokus dengan ibadah. Berbondong-bondong meraih kemuliaan satu malam dengan memacu semangat agar makin giat beribadah.Â
Begitulah sebagai IRT, harus memastikan internal dulu sebelum memikirkan eksternal sehingga tidak ada yang timpang dalam keluarga.Â
Lalu, kalau ditanya apa yang saya lakukan sebagai IRT dalam menjemput Lailatul Qadar, tentunya nyaris sama dengan kebanyakan orang yang saat ini sedang i'tikaf di masjid, tetapi dengan berbagai keterbatasan:
Tetap Hidupkan Malam dengan Ibadah
Banyak yang mengira kalau menghidupkan malam harus dengan i'tikaf di masjid. Jika mampu dan memang tidak ada halangan yaa bisa saja. Namun, bagi seorang IRT menghidupkan malam dengan melanjutkan ibadah yang sudah dikerjakan sebelumnya jauh lebih baik.Â
Tidak perlu memaksakan i'tikaf jika memang kondisi tidak memungkinkan. Di rumah cukup buat mihrab atau tempat khusus untuk khusyu' melakukan ibadah di situ. Ajak anak-anak jika memang tidak akan mengganggu agar sekaligus jadi bahan pelajaran buat mereka bahwa di akhir Ramadan itu sebaiknya lebih banyak ibadah.
Kurangi Aktivitas Dunia yang Menyibukkan
Saya sadar betul bahwa kesibukan sebagai bloger memang menuntut untuk menghasilkan tulisan demi tulisan. Namun, selama Ramadan mungkin sebaiknya mengurangi pekerjaan yang menyita waktu. Ketika mengejar akhirat, insya Allah dunia pun mengikuti.
Tak Perlu Memaksakan I'tikaf di Masjid
Sebenarnya banyak yang salah kaprah. I'tikaf di masjid bukan jaminan bahwa Lailatul Qadar diperoleh dengan mudah. Semua tergantung niat, kekhusyu'an hingga kesungguhan kita dalam menjalankannya.
Tidak sedikit yang i'tikaf tetapi pamer kesana kemari di media sosial jika sedang melakukannya. Memang sih tidak ada UU yang mengatur bahwa tidak boleh dipasang di media sosial sebagai informasi, hanya saja ini sudah menggeser niat awal melakukan i'tikaf dengan dalih menjemput Lailatul Qadar.
Makanya banyak ulama yang menyarankan lebih baik ibadah dan hidupkan malam di rumah saja daripada ke masjid tetapi banyak mudharat-nya. Apalagi jika memang di rumah ada anak kecil yang harus disusui atau dijaga.Â
Kurangi Tidur Perbanyak Ngaji
Tidur memang sesuatu yang sangat menyenangkan. Apalagi seorang IRT lelahnya bertambah-tambah setiap hari. Nah, ada baiknya untuk mengurangi jika mampu agar semangat tetap terpacu dalam meraih Lailatul Qadar.
Motivasi Anggota Keluarga untuk Meraih Lailatul Qadar
Jika sedang tidak dalam keadaaan baik untuk ibadah, misal sedang menstruasi, maka ibadah bisa dilakukan dengan terus memberi dukungan pada anggota keluarga agar tidak kendor ibadahnya.Â
Basahi Bibir dengan Dzikir Tiada Henti
Hal sederhana tetapi nilai timbangannya berat jika terus diamalkan. Dalam keadaan rebahan, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak dan lain sebagainya, jangan berhenti bibir dan hati melantunkan dzikir agar tetap tenang dalam menghadapi kenyataan atau realita kehidupan.
***
Well, apa pun yang terjadi sampai hari ini, saya tetap ingin sukses di garis akhir Ramadan dan menjadi manusia baru kembali. Meski status Ibu Rumah Tangga tetapi bahagia dengan apa pun yang harus terjadi sampai hari ini.Â
Semoga Ramadan mengizinkan saya untuk bertemu dan struggling lagi. Dan tetap semangat menghidupkan malam-malam di luar Ramadan seperti semangat hendak mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar seperti saat ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H