Lebaran memang selalu identik dengan silaturahim. Berkunjung dari satu rumah ke rumah lain. Dari satu kerabat kerabat lain. Semuanya dengan satu tujuan, minta maaf dengan setulusnya. Bahkan bagi anak-anak kecil, momen silaturahim saat Lebaran adalah jalan untuk mengisi pundi-pundi tabungan mereka. Lumayan dong ditabung untuk keperluan lebih urgent dari sekadar foya-foya, haha.
Larangan mudik lagi tahun ini memang harus diambil sisi positifnya saja. Tidak perlu terlalu dibesar-besarkan meskipun memang jiwa yang menghadapinya berbeda. Bahkan kalau boleh dikatakan, saya harusnya paling sedih karena mama di kampung Lebaran sendirian di rumah. Momen yang pasti tidak pernah terbayangkan oleh beliau juga.Â
Namun, beliau memahami kondisi saya yang tidak bisa mudik karena masih punya balita juga. Dan tidak hanya saya saja yang kemudian tidak pulang. Adik-adik yang berada di dua kota berbeda pun demikian. Meskipun mereka masih satu pulau dengan mama. Semua demi keamanan diri agar tidak jadi penyebar virus Corona.Â
Bagaimana dengan silaturahim saat Lebaran? Simak tips silaturahim yang aman saat pandemi, yuk!
Tips Silaturahim yang Aman selama PandemiÂ
Lalu, bagaimana tips silaturahim yang aman selama pandemi? Hmm, sesuai dengan yang sejak setahun lalu saya lakukan, maka seperti inilah agar tetap aman:
1. Virtual SajaÂ
Teknologi ada untuk kemudian dimanfaatkan. Jika saat ini mudik dilarang, maka jalin silaturahim dengan menggunakan teknologi tersebut. Ada banyak jalan untuk menghubungi sanak saudara, mulai dari video call sampai dengan berkirim video ucapan lebaran.Â
Mengapa virtual, karena ini yang paling aman untuk mencegah penyebaran Covid-19 makin bertambah banyak. Meskipun sedih karena ini sudah 2 tahun Lebaran di kota besar dan tidak berjumpa dengan keluarga secara langsung, tetapi inilah cara agar mereka dan kita juga pastinya lebih aman.Â
2. Berkirim Hampers atau Parsel Lebaran
Ini juga jadi jalan untuk menyambung silaturahim. Ketika tangan tak bisa berjabat, maka perhatian kita dengan mengirimkan hampers atau paket Lebaran baik dalam bentuk makanan atau peralatan salat, peralatan dapur atau sejenisnya, itu bisa dilakukan. Tinggal sesuaikan dengan bujet saja.Â
Pastikan juga bahwa paket tesebut tiba tepat waktu sehingga menjadi kebahagiaan tersendiri. Â
3. Berkirim Kartu LebaranÂ
Kartu Lebaran ini belum hilang kok. Bahkan saya di salah satu komunitas masih menjadikan kartu Lebaran sebagai media silaturahim. Bahkan dengan menggunakan kartu pos berprangko. Jadi, kartu pos agar bisa sampai sebelum hari raya bisa dikirimkan jauh-jauh hari.Â
Kartu Lebaran pun ada juga yang berbentuk digital. Tinggal menyesuaikan dengan keadaan yang akan dikirimi saja. Â
4. Perhatikan Protokol KesehatanÂ
Jika memang akan mengunjungi tetangga atau saudara yang masih satu kota, bisa lakukan silaturahim langsung asal yakin bahwa kedua belah pihak sudah menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Hal ini untuk benar-benar tidak menghasilkan penyesalan di akhir.Â
Jangan sampai lengah apalagi beranggapan: "Ah, ini saudara saya kok. Aman kok. Tidak perlu khawatir." Sebab, beberapa penderita Covid-19 pun berawal dari terlalu longgar dalam berinteraksi karena menganggap tidak mungkin terkena virus dari keluarga sendiri.Â
***Â
Well, sejauh dan sedekat apa pun, silaturahim tidak boleh putus. Begitu juga pandemi, jangan sampai jadi penghalang kita untuk bertukar kabar dengan keluarga. Silaturahim harus jalan terus karena seperti itulah bukti bahwa kita lahir memiliki silsilah keluarga yang harus dijaga agar terus rukun dalam keadaan apa pun.Â
Dan seharusnya, silaturahim tidak perlu menunggu Lebaran untuk dilakukan, bukan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H