Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ayat Puasa Hanya Memanggil Orang Beriman

28 April 2021   22:08 Diperbarui: 28 April 2021   22:21 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil ketika akan masuk bulan Ramadan, saya selalu mendengarkan ayat ini:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," QS Al- Baqarah ayat 183

Nah, dari ayat ini jadi diskusi ringan saya sama bapak dulu waktu masih seumuran SMP-SMA. 

"Pak, kok yang disapa hanya orang beriman?"

"Memang maunya yang disapa siapa?"

"Ya, harusnya wahai hamba-hambaku gitu."

"Hmm, masalahnya ini memang menyangkut keimanan seseorang, Nak. Begitu banyak manusia yang Allah ciptakan tetapi tidak semua memelihara iman di dalam dadanya."

"Aku termasuk orang beriman yang dipanggil itu nggak, Pak?"

"Ya tergantung. Punya iman nggak? Tahu kenapa iman yang diutamakan saat akan menjalankan ibadah puasa?"

"Kenapa tuh Pak?"

"Orang diajak berlapar-lapar dan haus seharian sementara makanan ada di sekitar kita dan imbalannya cuma Allah yang tahu, kira-kira kuat nggak? Apalagi kalau kita merasa sudah puasa dengan baik tetapi ternyata amalannya tidak diterima. Lelahnya itu apa semua orang sanggup menerimanya dengan keyakinan bahwa Allah sayang sama hambaNya?"

"Hmm iya juga ya, Pak. Kita nggak pernah tahu puasa kita diterima atau tidak tetapi wajib hukumnya bagi yang mengimani rukun iman yang enam itu."

"Nah, tidak semua orang memahami dengan iman makna puasa yang diharapkan oleh Allah. Jadi, banyak yang malas atau bahkan menipu dirinya sendiri tetapi yang diperoleh hanya lapar dan haus semata di dunia."

"Lalu, bagaimana dengan yang lemah, sakit, orang tua dan anak-anak yang belum bisa puasa? Apakah tidak beriman?"

"Hmm, beda itu permasalahannya."

"Jelasin dong, Pak."

"Memanggil hambanya yang beriman sesuai dengan QS Al Baqarah ayat 183 ini tidak bisa semata-mata ditafsirkan berdasarkan terjemahannya saja. Semua aturan dalam agama kita ada penjelasannya. Bahkan kamu menguap saja itu ada aturannya, apatah lagi ini perkara puasa, aktivitas yang menahan seorang hamba dari makan, minum dan melakukan aktivitas maksiat lainnya secara sadar.

Ada aturan bagi mereka yang lemah, orang tua, ibu melahirkan dan nifas, anak-anak jika dipaksakan maka akan memberikan bahaya bagi diri mereka. Nah, di sinilah kemudian kita benar-benar diuji lagi imannya bahwa Allah itu Maha Penyayang."

"Wah, iya ya Pak. Saya sampai lupa bahwa Allah punya sifat yang tidak mungkin menyusahkan atau memberatkan hambaNya sekalipun di mata orang lain itu sesuatu yang sangat menyiksa." 

*** 

Dari diskusi panjang dengan bapak saat kecil, pelan-pelan saya belajar menahan lapar. Pesan yang paling saya ingat dari bapak dulu, "Allah tuh pengen kamu merasakan gimana susahnya mau makan tidak ada yang bisa dimakan. Kalaupun ada itu bukan milikmu." 

Nah, sejak saat itu selalu semangat untuk menghadapi bulan Ramadan. Selalu meyakini bahwa ketika saya menjalankan puasa berarti saya termasuk orang yang beriman, meyakini bahwa banyak hikmah dan manfaat puasa yang sudah ditetapkan-Nya. 

Bahkan saya ingat candaan beberapa teman sekolah saya seperti ini, 

"Hai orang-orang beriman, yang nggak beriman tidak hai."

Maka, ketika menganggap beriman, yuk taat dan jadilah hamba yang dicintai-Nya apalagi di bulan Ramadan penuh rahmat ini. Sebab tak akan ada jaminan bahwa tahun depan keimanan kita dipanggil lagi dengan Ramadan yang seperti hari ini, bukan?

Selamat berpuasa wahai orang beriman. 

Sampai jumpa di jannah-Nya yang dipenuhi hamba yang berpuasa... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun