Kalau ditanya soal cara saya pilih sekolah, otomatis saya akan kembali melihat bagaimana karakter anak tersebut. Soalnya, sekolah tidak hanya untuk sekadar memanen nilai untuk jenjang berikutnya, tetapi juga sesuai kebutuhan anak atau tidak.
Sekolah juga seharusnya bukan tempat dimana orang tua menaruh kepercayaan penuh dalam hal materi pembelajaran, karena di rumah adalah tempat untuk mengeskplor lebih banyak lagi soal materi yang sudah diterima di sekolah.
Mengapa demikian?
Karena guru di sekolah mengampu tidak hanya 1 anak, anak kita, tetapi juga anak-anak lainnya. Otomatif fokus terhadap satu anak boleh dibilang tidak 100%. Mayoritas guru hanya lebih cepat mengenal, mana anak yang pintar, kooperatif dan mana yang "selalu cari perhatian dengan tingkahnya."Â
Saya rasakan betul saat pertengahan 2019 dimana anak minta sekolah karena ingin punya teman. Karena tadinya saya berharap anak bisa home schooling saja, ternyata tidak bisa. Kondisi jiwa dan lingkungan rumah saya tidak mendukung.
Pilih Sekolah TK
Berikut tips sederhana dari saya saat pilih sekolah TK untuk anak saya:
1. Lokasi Tidak Terlalu Jauh
Hal ini untuk memudahkan kami sebagai orangbtua agar bisa cepat mendatangi sekolah jika ada apa-apa. Baik itu saat anak sakit atau mungkin ada keperluan yang lupa dibawa sama anak.
2. Sesuaikan Bujte, Jangan Paksakan!
Ini penting untuk menjaga kewarasan orang tua sehari-hari. Karena bujet yang tidak sesuai dengan kondisi finansial otomatis membuat orang tua disibukkan untuk mencukupi. Hal ini tentunya akan mengurangi waktu dengan anak ketika di rumah.Â
3. Lihat Kurikulum Sekolah
Ini penting untuk mengetahui di sekolah akan diajarkan apa saja. Sesuai atau tidak. Orang tua berhak bertanya jika kemudian ada jenis materi yang dianggap ekstrim untuk usia TK atau sejenisnya.Â
Karena yang akan menjalani adalah anak kita jadi tetap kita harus mempertimbangkan kondusi psikis dan mental anak juga, siap atau tidak menghadapi kurikulum demikian.
4. Aturan Dijalankan dengan Baik
Contohnya di sini adalah soal antar jemput. Pastikan anak-anak dijemput oleh orang yang sudah diinformasikan sebelumnya ke sekolah.
Misalnya akan dijemput si ayah. Maka guru kelas arau pihak sekolah tidak akan memberikan ijin kepada anak untuk keluar pagar jika si ayah belum datang menjemput.Â
Jika pun ada pergantian personil, orang tua harus bekerja sama dengan memberikan informasi sebelumnya ke guru kelas atau pihak sekolah.
5. Jumlah Anak Per Kelas Tidak Banyak
Hal ini untuk meminimalisir anak menjadi tidak terpantau dengan baik oleh guru mata pelajaran atau guru kelas.Â
Anak-anak juga lebih nyaman belajarnya karena tidak terlalu ramai yang dikhawatirkan .alah terdistraksi dengan tingkah-laku teman sekelasnya sendiri.Â
Pilih Sekolah yang Menumbuhkan
Semua tips yang saya sampaikan di atas itu hanya sekadar teknisnya saja. Paling penting adalah pilih sekolah yang menumbuhkan untuk anak zaman now.
Mereka perlu tempat yang bisa mengeksplorasi bakat dan minat mereka agar lebih terasah lagi. Contoh sederhananya anak saya.Â
Dia senang dengan membaca dan menghafal serta ngomong di depan kamera. Beruntung karena sekolahnya memberikan kesempatan sehingga kini di usia TK dia tak lagi malu untuk bicara di depan kamera, sudah lancar membaca dan hafalannya pun semakin bertambah.Â
Namun, perlu diingat bahwa pihak sekolah harus selalu terbuka dengan orang tua, begitupun sebaliknya. Sehingga jika ada masalah dengan anak bisa cepat dicari solusinya.
Pilih sekolah yang menumbuhkan tidak selamanya dengan biaya mahal. Banyak kok sekolah yang biasa saja tapi menerapkan kurikulum yang sama seperti di sekolah-sekolah elit.Â
Tidak perlu berkecil hati jika kondisi finansial tidak memungkinkan anak untuk sekolab di sekolah elit, karena bukan itu tujuan utama sekolahkan anak.
Orang tua juga tidak perlu menjadikan sekolah anak sebagai ajang pamer gengsi karena itu hanya akan membebani anak secara tidak langsung.Â
***Â
Well, dimanapun bersekolah, anak yang memang sudah memiliki kecerdasan tinggi, pasti akan terlihat. Ibarat mutiara, dimanapun dia ditempatkan dia akan tetap berkilau dan berharga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H