Menarik juga  tulisan Ibu Julia, salah seorang Kompasianer, yang berjudul "Jangan Lupa 17 Mei Hari Anti Homophobia Internasional (IDAHO)" (tayang pada tanggal 14 Mei 2012).
Tulisan beliau juga senada dengan beberapa tulisan lain di Kompasiana dengan tema homophobia dan atau IDAHO (gunakan fasilitas "cari" yang terletak di sisi kanan atas layar PC/netbook/laptop untuk menemukan tulisan-tulisan tersebut).
Setelah membaca tulisan Ibu Julia, timbul beberapa pertanyaan dalam benak penulis dan telah disampaikan di kolom komentar pada tulisan beliau.
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan.
***
Ibu Julia, kami ingin bertanya beberapa hal.
Pertama, bisakah kami mengkases SUMBER via internet atas beberapa pernyataan/frasa/kata kunci (berhuruf kapital) berikut:
1. "Pembuktian melalui penelitian antropogenetika sudah banyak sekali dilakukan, beRATUSAN bahkan beRIBUan, jika kita ingin menelusurinya".
2. "...karena perilaku homoseksual adalah INTERAKSI antara genetik + lingkungan + kondisi instriksik seseorang (misalnya hormon seseorang)"
3. "Dengan BANYAK PENELITIAN yang menunjukkan bahwa HOMOSEKSUAL ADALAH KETURUNAN, dengan berbekal ini aktivis advokasi homoseksual melakukan gerakan melawan asosiasi psikiater"
mohon bantuan tautan-tautan yang ibu ketahui sebagai tambahan bahan yang sedang kami kumpulkan lewat bantuan kata kunci "homosexuality - heredity" di google.com
Kedua, karena kami awam soal SCIENCE, maka kami ingin bertanya tentang ada tidaknya KEPASTIAN ILMIAH dalam pengertian temuan atau teori ilmiah pasti berlaku selama-lamanya dan tidak mengalami perubahan.
Ketiga, apakah pernyataan asosiasi psikiater tentang " homoseksual adalah sebuah penyakit mental, atau mental disorder," TIDAK ILMIAH (tidak melalui berbagai penelitian ilmiah) sehingga harus diubah? Ataukah DULUNYA (dinyatakan) ilmiah namun karena perubahan zaman sudah tidak ilmiah lagi?
Keempat, Ibu Julia menulis: "Hal ini disebabkan karena perilaku homoseksual adalah interaksi antara genetik + lingkungan + kondisi instriksik seseorang (misalnya hormon seseorang)." Apakah FAKTOR GENETIK merupakan faktor yang DOMINAN? Bila ya, apakah dominasi faktor tersebut tidak dapat dikalahkan oleh faktor-faktor lain (satu lawan banyak) seiring tumbuhkembangnya seseorang hingga dewasa/matang secara intelektual dan emosional?
Kami sangat senang bila Ibu Julia berkenan memberi pencerahan atas beberapa soal yang masih membuat kami bingung. Kami terbuka menerima jawaban berupa komentar di bawah, tulisan baru (mohon tautannya, ya, Bu), atau melalui fasilitas inbox/pesan.
Semoga Ibu selalu dalam kondisi sehat wal afiat.
Salam
:D
***
Penulis akhirnya memutuskan untuk 'memindahkan' serangkaian pertanyaan di atas ke satu halaman tersendiri dengan maksud agar Kompasianer lain yang mungkin tidak sempat membaca tulisan Ibu Julia namun memahami topik yang ditanyakan langsung  turun tangan memberi pencerahan setiap saat di halaman ini.
Salam :D
***
Update: 16 Mei 2012
Ibu Julia rupanya berkenan menjawab pertanyaan penulis (15 Mei 2012) dengan memberi tiga tautan berikut:
1. http://allpsych.com/journal/homosexuality.html
2. http://en.wikipedia.org/wiki/LGBT_social_movements
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Conversion_therapy
serta saran untuk mencari kata kunci sex orientation genetics – atau sex orientation heredity di http://scholar.google.co.id.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H