Bila persepsi kita "Anas (maaf) bohong (dan/karena) ia adalah seorang koruptor", maka sekeras apapun bantahan Anas tidak penting bagi kita. Karena toh pada dasarnya, ia bukan pribadi yang jujur (sekali lagi menurut persepsi kita, lho).
Inilah titik krusial, titik penting bagi seorang penulis untuk mampu menyingkirkan persepsinya, baik yang positif apalagi yang negatif, terhadap seseorang dan fokus pada fakta atau pada jawaban apa yang sedang/telah terjadi ketika menulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada sang kompasianer, Kompas, dan Kompasiana karena telah menyajikan sebuah pelajaran dasar nan berharga hari ini. Untuk mas Anas Urbaningrum, penulis berpegang pada keputusan pengadilan, meski mesti menunggu lama dengan tingkat skeptis yang tinggi, sebelum menempelkan atau tidak menempelkan 'cap' koruptor.
Pelajarannya: hindari prasangka, bedakan opini dengan fakta.
(Dan maaf ya bila ada salah kata... :) ya...)
Selamat menikmati akhir pekan.
Makassar, 15 April 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H