Mohon tunggu...
Muhammad Hamzah
Muhammad Hamzah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Kajian IHSAAN | Madrasah Al-Imtiyaaz | Makassar English Plus (MEP) | Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) | Pesantren Modern IMMIM | Aktivasi IKHLAS | Pelatihan Shalat | Kota Makassar, Sulawesi Selatan |

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kegaduhan Pak SBY

31 Mei 2011   01:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:02 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahlah, Pak SBY. Berhentilah membuat gaduh dengan press conference bapak.

Biarkan kami, rakyat, bekerja memeras keringat membanting tulang di tengah sistem ekonomi liberal yang bapak terapkan dengan tenang.

Sejak press conference bapak soal "pelanggaran etika" anak buah bapak (yang rupanya sudah dilaporkan sejak bulan November tahun lalu...[btw, Bapak, kenapa sih lambat banget menangani anak buah bapak sendiri? Hairan deh!] kepada bapak) segala jenis media sosial maupun massa mulai gaduh.

Eh, bukannya meredakan kegaduhan, entah angin apa yang masuk, bapak membuat lagi press conference yang ...alamak... gimana membahasakannya, ya.... 'gak mutu! SMS gelap dan atau akun anonim twitter kok diurusin, di-press conference-kan menggunakan fasilitas negara sehingga rakyat seantero negeri dari lapisan atas hingga bawah yang tadinya gelap soal ini karena bukan bagian dari masyarakat melek internet jadi ngeh!

Duh!

Kami tahu, kok, Pak, bila ada hal (peristiwa, berita, isu, fitnah, de el el) yang langsung mengarah dan  'menohok' dan atau menyakiti hati dan perasaan Bapak, maka Bapak langsung bersikap reaktif, bergerak cepat, menggerakkan institusi negara, dan yang paling penting, berpidato, tapi kemudian bersikap sebaliknya bila hal tersebut menimpa rakyat kebanyakan yang telah memilih bapak...

Tapi... jangan sering-sering 'begitu', Pak. Bisa-bisa, semakin sering bapak 'begitu', maka semakin cepat dan semakin kuat rasa kecewa, dongkol, dan jengkel menggumpal di dada dan kepala rakyat...

O iya, Pak. Tolong hentikan kegaduhannya dan berhentilah memulai kegaduhan.

Kami mau bekerja dengan tenang tanpa curhat Bapak yang mulai mengganggu karena membuat gaduh!

:-)

Makassar, 31 Mei 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun