Mohon tunggu...
M Hadi Saputra
M Hadi Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli

Alumni Mahasiswa Linkage program Magister ITB dan Hiroshima University Alumni Mahasisiwa Kehutanan UGM Tertarik dengan IPTEK Kehutanan dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Alpha, Generasi Strawberry dan Bullying

3 Juni 2023   13:54 Diperbarui: 3 Juni 2023   13:58 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1990-2000 ada masa terakhir generasi milenial. Tergantikan oleh generasi z yang kini sudah beranjak menjadi bapak ibu atau orang tua muda. Kini adalah masa bagi gen Alpha yaitu generasi yang lahir pada rentang tahun 2000-2020. Masa-masa bagi kelompok usia sekolah yang masih belajar mengenai kehidupan. 

Hasil penelitian menunjukkan satu gejala khusus yang memberikan generasi Alpha yang di sebut generasi strawberry. Generasi yang manis dengan ide cemerlang namun rapuh secara mental dari beragam arah. Orang tua mereka yang cenderung termasuk golongan milenial dan generasi z memiliki cara pandang yang lebih permisif dan adaptif pada perubahan zaman. Hal ini mendorong keragaman cara pikir bagi anak-anak generasi alpha. Uniknya di indonesia, pendidikan dan keterbukaan atas informasi belum merata. Sehingga banyak generasi tahun 2000an yang yang terbawa pengaruh pengasuhan masa penjajahan namun memiliki akses informasi tak terbatas, sehingga minim kontrol dan cenderung liar. 

Hal ini yang memunculkan bullying atau perundungan banyak terjadi. Kasus ini meningkat dan belum tertangani serius baik dari pihak sekolah maupun dalam lingkup kecil rumah tangga. Banyak faktor yang mendorong bullying seperti perhatian yang minim oleh orang tua yang haus akan gadget. Kondisi ini membentuk karakter anak yang berkembang dalam informasi namun tidak terdukung oleh arahan yang tepat. 

Sekolah pun terkesan membiarkan karena maraknya pelaporan "kekerasan" yang pada dasarnya adalah bentuk didikan namun dijadikan pidana bagi orang tua yang miskin akan ilmu. 

Akhirnya bullying berlanjut hingga pada taraf kekerasan dan kasus yang di luar nalar. Indonesia sedang krisis perhatian dan tindakan nyata bagi para pemerhati pendidikan untuk dapat lebih mawas akan hal ini. Mulai dari keluarga dukungan sekolah dan regulasi para pengambil kebijakan untuk lebih harmonis dan sinergis dalam memerangi mental lemah yang menghiasi tangan-tangan mungil titipan sang Maha Pemberi. 

Akhir kata, mari lihat sejenak kasus ekstrim yang merenggut nyawa 9 orang siswa di wilayah Texas Amerika yang disebabkan perundungan pada siswa berprestasi namun cenderung mendapat perlakuan verbal yang tidak pantas. Hal yang menjadi alarm peringatan bagi bangsa Indonesia agar terhindar dari penyesalan di akhir nanti. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun