Sebagai contoh, saat metode penilaian kinerja kantor yang berubah dari nilai kehadiran menjadi output kerja per hari menyebabkan presensi absen di setiap pagi dan sore hari hanya menjadi nilai tambahan selain penilaian output kerja yang diperoleh dalam satu hari.
Untuk sebagian orang yang hanya memanfaatkan absen sebagai tanda hadir tanpa perlu menghasilkan ide, produk maupun hasil yang bermanfaat pada hari itu, hal ini akan menjadi ancaman dalam kelangsungan kinerja kantornya. Selain harus mulai bekerja yang selama ini dijauhi, ia juga harus mampu memberikan laporan yang detail dalam satu hari.Â
Para pekerja dengan pola pikir luas akan melihat sisi terang dengan adanya perturan ini. Hal yang penting adalah bagaimana memanfaatkan waktu seoptimal mungkin sehingga ia dapat memperoleh output kerja yang baik dalam satu hari.Â
Manajemen waktu yang baik akan membuat karir nya akan semakin baik. Selain itu pengembangan kinerja berbasis output akan bermanfaat dalam evaluasi kerja apa yang memang dapat bernilai positif dan yang tidak bermanfaat sama sekali.
Pandangan yang berbeda membuka ide yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya. Hal inilah yang memberi nilai positif terhadap pola pikir dan aktivitas.Â
Perubahan yang mendukung perbaikan akan sangat penting dalam menunjang kinerja. Dalam berpikir positif akan terbuka peluang-peluang baru untuk arah hidup lebih baik.
Belajar dengan melakukan (Learning by doing)
Dalam menanggapi perubahan terkadang perlu penyesuaian terlebih dahulu. Hal yang sulit untuk dilakukan bila perubahan ditanggapi dengan tergesa bahkan saat belum memahaminya secara utuh. Kemampuan untuk dapat mengikuti perubahan disebut daya adaptasi.Â
Sama halnya dengan tanaman maupun hewan dalam dunia flora fauna. Setiap makhluk memerlukan penyesuaian terhadap kondisi yang baru untuk mampu bertahan hidup.Â
Hal ini membutuhkan waktu, sehingga banyak yang terkadang tak sabar dan tergerus oleh perubahan yang terjadi. Pilihannya hanya belajar sambil bekerja atau menunggu perubahan berlalu.Â