Aku menulis tentang anggur
Pada sebuah angin sore
Dibawanya pada kursi kosong
Yang tengah meringkuk dingin
Dan kedinginan
Di seberang jalan,
Aku melihatmu menggenggam kenangan
Mengelus dan membuangnya
Pada botol yang kau lempar jauh
Terbawa rindu yang tak lagi peduli
Pada racau bibirmu yang manis
Aku melihat kau menyeberangi jalan itu
Meneguk anggur yang kutulis
Lalu kau memintaku meneguk bibirmu
Dan bertanya:
"Kau tak rela?"
Aku hanya menatap gumpalan dahaga
Yang meletup di antara desau dadamu
Sedang kau,
Memintaku mereguknya.
Lalu, sore itu berlalu
Membuang waktu dan rindu
Sebab kau masih berdiri
Menunggu bibirmu kuteguk.
Jakarta, 290118
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H