Mohon tunggu...
Moch. Khafidz
Moch. Khafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seniman

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku adalah Aku!, Sebuah Deskripsi Diri

5 Oktober 2022   00:04 Diperbarui: 5 Oktober 2022   00:07 2221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Untuk pertama tama, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua yang telah membaca sedikit tentang diary atau deskripsi dari diri saya.

Aku, aku adalah aku. Bukan dia, kalian atau mereka. Aku adalah seorang yang suka berteman dengan siapa saja. Hai, perkenalkan nama saya Mh. Khafidz al banan, umur saya sekitar 18 tahun 9 bulan. 

Saya salah satu penggemar musik rock, metal, surf rock dan beberapa jenis musik blues. Kebanyakan dari baju atau kaos saya, Bahkan dari merchandise band - band rock atau metal yang sering di dengar khalayak pada umumnya. Meskipun saya penggemar musik rock dan metal, sejatinya ketika sedih, musik yang saya dengar ya musik mellow si hahaha.

Saya dilahirkan dikeluarga yang biasa biasa saja, tapi tetap selalu bersyukur apa adanya. kalian tahu kan? orang yang selalu bersyukur adalah orang yang sangat beruntung di dunia ini? yapss betul!. aku adalah seorang imigran dari surga, yang di selundupkan oleh ayah ku lewat kamar pengantin, di malam yang sangat berbahagia, yaitu malam pertama. tepat nya saya di utus oleh Tuhan Yang Maha kuasa, untuk berjuang keras di dunia ini pada hari rabu, 3 Desember 2003. 

Cukup mengesankan bukan? untuk seorang saya yang tidak bisa apa apa sampai saat ini. oke selanjutnya, saya akan menceritakan perjalanan hidup saya sedari saya sekolah di sebuah taman kanak-kanak yang sederhana dan cukup untuk dikatakan sekolah yg ber akreditasi B. 

Saya bersekolah di taman kanak-kanak Al huriyyah, Kembangan Selatan, Jakarta Barat. Kemudia orang tua saya mengutus saya setelah saya menginjak umur 7 tahun, untuk menimba ilmu di sebuah sekolah Dasar yang bisa dikatakan "sekolah standar nasional", yaitu SDN Kedoya Selatan 04 Pagi. 

Setelah melalui berbagai proses panjang, berbagai hal yang sulit lagi menyulitkan, dan beberapa cerita suka dan duka yang telah saya jalani selama 6 tahun penuh di sekolah tua itu, akhirnya saya lulus di tahun 2016. Kemudian, orang tua saya menyuruh saya untuk melanjutkan pendidikan saya di sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah. 

Tetapi, dengan tegas saya menolak! Dengan dalih " Mau pesantren atau sekolah biasa saya tetap saja bandel ". Perspektif bodoh macam apa yang telah keluar dri akal fikiran saya, sehingga mengecap diri saya seperti itu haha. Setelah di fikir fikir lagi, sepertinya sekolah formal tidak terlalu buruk di benak saya meskipun realita nya ya seperti yang sudah kalian pahami sendiri. 

Akhirnya saya bersekolah di sebuah madrasah tsanawiyah negeri, Tepat nya di MTS NEGERI 12 JAKARTA. Sekiranya 3 tahun berlalu, saya habiskan waktu untuk belajar, menambah wawasan, dan hal hal lain seperti main, nongkrong, bercanda bersama teman seperjuangan, tak terasa waktu kelulusan pun tiba.

 Akhirnya saya lulus dari sekolah tua yang penuh cerita itu, dengan nilai yang cukup, Cukup membuat pusing orang tua lebih tepatnya hahaha. Peroleh aspek nilai akademik yang saya dapat ternyata tidak sesuai dari harapan dan ekspetasi orang tua dan terutama dari diri saya sendiri, tapi alhamdulillah Tuhan Maha Baik, masi memberikan kesempatan saya untuk bisa bersekolah di sekolah negeri lanjutan yang bisa dibilang cukup bagus. 

Setelah berusaha dan berdoa, juga di bantu dengan usaha usaha seperti doa orang tua, akhirnya saya pun bisa di Terima di MAN 12 JAKARTA, Salah satu MAN favorit di Jakarta Barat sampai saat ini.

Hingga tak terasa, waktu yg dilalui begitu cepat. Akibat dari wabah virus corona, kegiatan sekolah saya bahkan sedunia pun di berhentikan. 

Sangat tidak asik memang, yang seharusnya menjadi momen momen dan kenangan berharga saya dan teman teman saya untuk mengukir cerita malah harus di kubur dalam dalam semua cerita dan kenangan itu. 

Tapi tak apa, bagi saya bukan halangan jika sebuah virus bisa menghapus segala kenangan bersama teman teman saya. Karena, saya masi bisa bercengkrama, bermain, menghabiskan waktu bersama mereka di malam hari, dengan bahasan yang semrawut. 

Walau ketidak jelaskan mereka membuat saya terkadang tidak masuk di akal, tetapi bagi saya mereka adalah salah satu penyemangat hidup saya. Oke lanjut cerita, tibalah saya menginjak kan kaki di kelas 12. Waktu dimana energi, fikiran, fisik dan mental di paksa benar benar kuat, untuk berjuang mati matian belajar giat, demi mengukir masa depan cerah, yaitu mendapat Perguruan tinggi negeri yang di inginkan. 

Salah satu Perguruan tinggi yang saya dambakan adalah Universitas padjajaran, namun apa daya potensi akademik saya dan juga restu dari orang tua saya memendam jauh jauh angan angan dan mimpi saya menginjak kan kaki di universitas padjajaran. Ya apa boleh buat, UIN Jakarta solusinya hahaha. 

Akhirnya, saya memutuskan untuk berjuang mendapatkan bangku kuliah di UIN Jakarta, semua jalur saya coba meskipun beberapa kali saya mengalami kegagalan. Namun, bagi saya kegagalan ada suatu keberhasilan yang tertunda. Tak patah semangat saya mengejar dan meraih mimpi itu, dan akhirnya sekali lagi, Tuhan Maha Baik, Tuhan Maha Asik. 

Alhamdulillah saya bisa di Terima di UIN Jakarta, di prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi. Salah satu prodi yang saya dambakan sejak kelas 12, ya walau tertarik dengan prodi itu karena motivasi dari kaka kelas sih hehehe. 

Setidaknya perjuangan saya yang sebelumnya gagal, telah terbayarkan. Ketika tahu pengumuman bahwa saya di Terima di UIN Jakarta, bagi saya itu merupakan sebuah kabar berita yang menggembirakan. Saya tidak habis fikir, kok bisa ya saya di Terima dan di nyatakan lulus hahaha. Awalnya Memang saya tidak mempercayai akan hal itu, namun setelah saya cek pengumuman, dan benar saja saya di nyatakan lulus. 

Memang benar menurut para pemikir, usaha tidak akan menghianati hasil. Ya meskipun terkadang hasil nya pun tidak sesuai ekspetasi kita, tetapi pastinya itu sudah jalan yang terbaik yang Tuhan berikan kepada kita. 

"Fortis fortuna adiuvat" begitu mungkin kira kira perkataan para ahli filsuf Yunani, yang artinya - keberuntungan berpihak pada mereka yang berani gagal dan mengambil resiko -.

Mungkin sekian dulu saja, sedikit dari deskripsi dan perjalanan hidup saya. Kalo mau tahu lebih lanjut bisa WA saya, adakan jadwal ngopi kita diskusi hahahaha.

Maaf, dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun