Mohon tunggu...
Maya Gian Sister
Maya Gian Sister Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S2

Saya Memiliki Hobi Menulis, Membaca, Bermain Game, Mendengarkan Music, Nonton Drakor, Nonton Anime, Cosplay dan banyak hal lainnya yang saya suka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Negatif Kpop, Anime, dan Games terhadap Generasi Z

21 Februari 2024   10:40 Diperbarui: 21 Februari 2024   10:41 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh Kpop, anime, dan game pada generasi Z telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Meski banyak penggemar yang menyukai ketiganya, tak bisa dipungkiri kalau ketiganya punya efek negatif. Dalam esai ini, kami mengeksplorasi dampak negatif Kpop, anime, dan game terhadap Gen Z.

Generasi Z terdiri dari orang-orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 yang tumbuh dan hidup di era teknologi canggih. Dalam beberapa tahun terakhir, budaya pop Korea (Kpop), anime Jepang, dan video game telah menjadi fenomena global dan sangat populer di kalangan Gen Z. Namun, terlepas dari popularitasnya, ada juga beberapa efek negatif yang timbul dari paparan berlebihan terhadap Kpop, anime, dan game.

Industri KPOP telah menjadi fenomena global dengan penggemarnya di seluruh dunia. Namun popularitas tersebut juga membawa dampak negatif. Salah satu dampaknya adalah citra tubuh yang sempurna dan standar kecantikan yang tidak realistis yang sering dihadirkan di industri. Hal ini dapat menyebabkan Gen Z menjadi tidak puas dengan penampilan mereka  dan mengembangkan masalah kepercayaan diri, gangguan makan, dan gangguan citra tubuh.

 Anime telah menjadi bagian integral dari budaya populer Jepang dan telah menarik minat banyak orang di seluruh dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa anime menampilkan stereotip yang merendahkan  kelompok tertentu seperti perempuan, minoritas, dan penyandang disabilitas. Penggambaran negatif ini dapat memengaruhi cara pandang Gen Z terhadap kelompoknya, memperkuat prasangka yang ada, dan menghambat inklusi sosial.

Gaming telah menjadi bagian penting dalam kehidupan Gen Z, baik dalam bentuk game online maupun  konsol. Namun, beberapa game online bisa membuat ketagihan. Gen Z mungkin menghabiskan banyak waktu  untuk bermain game, mengabaikan tanggung jawab dan aktivitas penting lainnya. Kecanduan judi juga dapat menyebabkan isolasi sosial,  keterampilan sosial yang buruk, dan  hubungan interpersonal yang buruk pada Gen Z.

Paparan  kekerasan dalam game yang terus-menerus juga dapat memengaruhi cara Gen Z menyelesaikan masalah, merespons konflik, dan mengatur emosi mereka dalam kehidupan nyata. Selain itu, beberapa game berisi konten dewasa yang tidak sesuai untuk Gen Z. Paparan  konten ini dapat memengaruhi cara Gen Z berperilaku dan berpikir, terutama jika mereka meniru adegan tersebut atau menganggapnya sebagai hal yang lumrah.

Dampak terhadap Kecanduan dan Isolasi Sosial, Generasi Z yang terlalu banyak terpapar budaya Kpop, anime, dan game dapat mengalami kecanduan yang kuat terhadap konten tersebut. Mereka mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu  untuk mengikuti idola K-pop, menonton anime, atau bermain game, dan akibatnya mengabaikan interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan membentuk hubungan interpersonal yang sehat, dan pengabaian tanggung jawab sosial.

 Dampak terhadap gangguan kesehatan mental. Paparan  berlebihan terhadap dunia Kpop, anime, dan gaming dapat berdampak buruk pada kesehatan mental Gen Z. Elemen anime dan video game yang tidak realistis  yang menggambarkan tubuh  sempurna dan kehidupan  ideal mungkin tampak seperti standar yang tidak realistis bagi Gen Z. Hal ini dapat menyebabkan masalah  harga diri, kecemasan, dan depresi. Selain itu, konten bertema kekerasan dan gelap di anime dan game juga dapat memengaruhi kesehatan mental Gen Z.

 Dampak terhadap nilai dan norma Kpop, anime, dan game seringkali menampilkan konten yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat umum. Beberapa konten  mungkin berisi kekerasan, konten seksual berlebihan, atau bahasa yang tidak pantas. Ketika Gen Z  terpapar secara berlebihan pada konten semacam itu, mereka dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang tidak sehat atau tidak sejalan dengan budaya mereka. Hal ini dapat memengaruhi cara berinteraksi dengan orang lain dan memahami konsep etika dan moral.

Dampak terhadap menurunnya prestasi akademik, Keterlibatan  berlebihan dalam Kpop, anime, dan game juga dapat memengaruhi prestasi akademis Gen Z. Waktu yang dihabiskan untuk menonton dan bermain dapat mengurangi waktu yang seharusnya dihabiskan untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kualitas hasil pembelajaran, meningkatnya ketidakhadiran, dan kurangnya motivasi untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi. Selain itu, beberapa game bersifat adiktif dan dapat mengganggu fokus belajar Gen Z.

Saat menghadapi dampak negatif Kpop, anime, dan game, penting bagi Gen Z dan orang tuanya untuk memahami bahwa tidak semua dampak itu negatif. Hal ini juga mempunyai efek positif seperti meningkatkan kreativitas, mengembangkan minat terhadap budaya populer, dan memperluas pemahaman tentang dunia. Namun, penting untuk mengenali dan mengelola potensi dampak negatif  agar Gen Z dapat  menjaga keseimbangan, kebahagiaan, dan perkembangan yang sehat.

Singkatnya, meskipun Kpop, anime, dan game memiliki basis penggemar yang besar di kalangan Gen Z, penting  untuk menyadari potensi dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh keterlibatan  berlebihan dalam budaya-budaya tersebut. Contoh dampak negatif yang dapat terjadi antara lain kecanduan, isolasi sosial, gangguan jiwa, dampak negatif terhadap nilai dan norma, serta penurunan prestasi akademik. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z dan orang tuanya untuk tetap seimbang dan  terhubung dengan dunia nyata sambil mengonsumsi budaya pop ini, serta mengutamakan kesehatan dan keseimbangan dalam hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun