Mohon tunggu...
Muhammad Gilang Pratama
Muhammad Gilang Pratama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan PGMI di STAI Al-Anwar Sarang Rembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Perubahan Kurikulum : Pengalaman Seorang Gen-Z

18 Desember 2024   07:42 Diperbarui: 18 Desember 2024   07:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh perubahan kurikulum yang terlalu sering, diperlukan solusi yang komprehensif. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

  • Periode transisi yang lebih panjang: Memberikan waktu yang cukup bagi guru dan siswa untuk beradaptasi dengan kurikulum baru.
  • Involvmen semua pihak: Melibatkan guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dalam proses penyusunan dan implementasi kurikulum.
  • Evaluasi yang berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas kurikulum dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
  • Peningkatan kapasitas guru: Memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi guru agar mereka dapat mengimplementasikan kurikulum baru dengan efektif.
  • Stabilitas kebijakan: Menghindari perubahan kurikulum yang terlalu sering dan memastikan bahwa setiap perubahan didasarkan pada kajian yang mendalam dan melibatkan berbagai pihak.

Kesimpulan

Perubahan kurikulum adalah hal yang wajar dalam konteks perkembangan zaman. Apalagi tujuan perubahan kurikulum adalah perubahan yang lebih baik. Namun, perubahan harus dilakukan secara hati-hati dan terukur. Jarak yang singkat, survei yang kurang serta kesiapan yang tidak matang menyebabkan hilangnya tujuan dari perubahan kurikulum sendiri. Dengan melibatkan semua pihak dan memberikan waktu yang cukup untuk beradaptasi, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Bagaimana pendapatmu? Apa kamu juga memiliki pengalaman terkait hal ini? Coba ceritakan dalam di kolom komentar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun