Percaya tidak kalau bahagia itu mudah? Coba kemarilah, mari kita baca artikel ini sampai tuntas.Â
Lalu mengapa Allah memberi kesusahan jika bahagia mudah didapatkan? Padahal Allah telah berjanji bahwa di balik kesulitan pasti ada jalan keluar yang begitu dekat dengan masalah kita. Dua kebahagiaan yang dijanjikan-Nya adalah kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Akan tetapi banyak dari kita yang belum menyadarinya atau bahkan sama  sekali tidak menyadari, padahal tercatat jelas dengan indah di QS Al-Insyrah yang berbunyi; "Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan." (QS. Al-Insyrah: 5-6)
Apa saja si yang membuat manusia sulit bahagia, dan merasa kegelihasan dalam hati sehingga ia sulit merasakan arti kebahagiaan?
Antonim dari bahagia itu sedih, nah biasanya sebab hati tak bahagia ya karena bersedih. Sebenarnya bersedih itu boleh saja dan ternyata bersedih juga memiliki dampak baik bagi diri kita, yaitu dapat membersihkan racun dan meluapkan emosi yang terpendam. Tapi, ada juga loh sedih yang dilarang, sedih yang dilarang adalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir (contohnya seperti belum bisa mengikhlaskan orang tercinta kembali ke pangkuan sang Ilahi), dan menunjukan kelemahan diri sendiri. Manusia yang larut dalam kesedihan hanya akan menunjukan dirinya lemah. Lalu cara menghilangkan kesedihan itu sendiri bagaimana?
1. Menyadari
2. Mengetahui
3. Mengingat Allah selalu bersama kita. Ingatlah Allah, maka kita akan tahu bahwa Allah bersama kita sebab tidak akan ada kesedihan dalam hati manusia jika dalam hatinya percaya dan taat pada Allah.
Lalu apa saja yang membuat hati terkadang merasa gelisah dan sulit untuk berbahagia?
1. Terlalu banyak mengeluh saat diberi ujian
Memang ujian dari Tuhan datangnya tanpa duga, pada siapa dan kapan waktunya kita tidak tahu. Itulah yang membuat mengapa banyk sekali manusia mungkin termasuk saya sering mengeluh akan ujian yang Tuhan berikan. Tapi, kalian tahu tidak, jika mengeluh adalah salah satu penyebab dari kegelihasan dalam hati kita? Ya, sebab pada saat itu, hati dikuasai oleh hawa nafsu yang tidak baik.
2. Kurang sabar