Sambil beristirahat , pasukan RPKAD menyusun rencana penyerangan.
Menurut intelijen, ada 3000 pemberontak dengan beberapa tank panser dan RPG/bazzoka.
Menurut intelijen pula, suku setempat(termasuk pemberontak amat takut dengan HANTU PUTIH.
Sosok hantu putih dengan bau bawang putih.
Maka strategi itu dipakai.
Pasukan memakai jubah putih longgar yang diberi kayu diatas kepala agar melambai jika kena angin.
Tak lupa rantai bawang putih.
Dengan naik kapal yang dihitamkan, sesampai dipinggir danau pasukan hantu putih RPKAD meloncat menyerbu pos terdepan musuh.
Setelah menaklukan pos itu, pasukan menyerbu ke dalam markas pemberontak.
Mendapat serangan hantu putih, pemberontak kaget dan tertegun.
Jiwa tempur mereka hilang. Mereka mengira diserang hantu betulan.
Pasukan RPKAD terus menembaki musuh yang tertegun kaget.
Selang setengah jam 3000 pasukan musuh dilumpuhkan dan ditawan beserta keluarganya.
Puluhan pemberontak tewas. Dari RPKAD terluka 1 tentara.
Beberapa jam kemudian pasukan PBB yang lain datang.
Mereka takjub dengan kesuksesan RPKAD itu.
Atas peristiwa itu, Pasukan KONGA III mendapat gelar LES SPIRITESSES, pasukan yang bertempur dengan cara tidak normal.
Keesokan harinya, Komandan KONGA III dan komandan RPKAD dipanggil Komandan Pasukan PBB, jendral Kadebe Ngeso dari Ethiopia.
Sang Jendral memuji kesuksesan dan kecerdikan Pasukan KONGA III.
.
Heroik bukan?
Seandainya ada yang memfilmkan kisah ini, tentu filmnya akan meledak dan mengharumkan nama TNI dan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H