Mohon tunggu...
Mas W
Mas W Mohon Tunggu... -

Aku seorang manusia yang lucu dan pengen berubah. Hehehe

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Unik! Strategi Politik Ala Jokowi: 'Parkir Bus'

19 April 2014   03:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anda masih ingat siapa juara Piala Eropa 2004?
Yunani.
Betul sekali, negara berjuluk "Negara Para Dewa" itu berhasil membungkam tuan rumah Portugal dengan skor 1-0.

Pertandingannya sendiri amat membosankan.
Bagaimana tidak membosankan, hampir selama 90 menit Yunani ditekan habis-habisan oleh Portugal.
Portugal yang kala itu dimotori bintang sepak bola Eropa macam Luis Figo, Rui Costa dan Cristiano Ronaldo terus membobardir pertahanan Yunani.
Sepanjang pertandingan Angelos Charisteas dkk terpaksa bertahan total.
Mereka cuma mengandalkan serangan balik.
Meski terpaksa bertahan total, akhirnya Yunani berhasil menang 1-0 dan trofi juara Eropapun dibawa pulang ke negaranya.

Nah, taktik bertahan total dalam permainan sepak bola seperti yang diperagakan Yunani tersebut dikenal dengan nama "STRATEGI PARKIR BUS".
Tim yang menggunakan taktik ini biasanya akan menempatkan 7 sampai 8 pemainnya didaerah pertahanan.
Hanya ada 1 atau 2 pemain di lapangan tengah. Mereka ditugaskan membangun serangan balik yang cepat.

Karena ketatnya pertahanan, lawan akan kesulitan mencetak gol. Setelah sekian lama gagal mencetak gol, biasanya lawan akan frustasi dan lengah.

Ternyata strategi ala 'Parkir Bus' juga digunakan dalam politik.
Politisi yang menggunakan strategi bertahan total ini tidak banyak.
Setahu saya baru Jokowi saja yang mempraktekkannya.

Strategi yang digunakan Jokowi bukan strategi parkir bus saja tetapi menggunakan strategi SUPER PARKIR BUS.
Kenapa dikatakan super parkir bus?
Karena faktanya Gubernur DKI ini tak pernah menyerang balik para penyerangnya.

Seperti kita ketahui, Jokowi adalah politisi paling bersinar dalam 2 tahun ini.
Gayanya yang lain daripada yang lain mampu merebut hati rakyat.
Bahkan banyak yang mendesak agar ikut nyapres tahun 2014.

Akibat kemonceran politiknya, politisi PDIP ini menjadi sasaran serangan rival politiknya.
Tak kurang nama Ruhut Sitompul, Nurhayati Assegaf, Ramadhan Pohan bahkan Amin Rais ikut andil menyerang.

Anehnya meskipun diserang bertubi-tubi, Jokowi tak tertarik untuk membalas.
Seakan Jokowi bertahan total ala parkir bus dalam sepakbola.

Seperti pemain Portugal yang frustasi karena selalu gagal mencetak gol ke gawang Yunani, Nurhayati cs juga frustasi.
Serangan mereka tak mampu meruntuhkan simpati publik pada Jokowi.

Karena sudah frustasi, serangan pemain Portugal makin kacau dan akhirnya lengah.
Begitupun dengan Nurhayati cs, karena selalu gagal menjatuhkan Jokowi akibatnya serangan Nurhayati cs menjadi mengelantur.
Asal ucap.
Seperti Nurhayati yang menyangkutkan Jokowi dengan musibah kebakaran 1000 rumah di Kelapa Gading.
Ada juga Amin Rais yang blunder dengan menyamakan Jokowi dengan Estrada.

Karena serangannya ngawur, para penyerang mantan Walikota Solo ini malahan menjadi bulan-bulanan publik.
Publik tak segan-segan mengungkit keburukan Nurhayati cs.
Seakan ungkitan keburukan Nurhayati cs dari publik ini menjadi serangan balik yang taktis dari Jokowi.
Dan Gooooollll.....!
Publik berhasil menjatuhkan Nurhayati cs.

Sebenarnya banyaknya serangan kepada Jokowi juga ada manfaatnya.
Seperti laga Portugal-Yunani, penonton tanpa disadari akan lebih memperhatikan ke area lapangan Yunani ketimbang area lapangan Portugal.
Hal itu disebabkan gencarnya serangan portugal sehingga pertandingan lebih banyak berlangsung di area lapangan Yunani. Area lapangan Portugal sendiri seakan dilupakan penonton.

Begitu juga akibat serangan gencar Nurhayati cs. Publik akan lebih perhatian pada kinerja Jokowi.
Sebaliknya publik malahan lupa pada apa-apa yang sudah dikerjakan Nurhayati cs.
Mana ada yang tahu hasil kerja Ruhut atau Ramadhan Pohan?
Media tak ada yang menulisnya.
Publik tak tertarik membahasnya.

Itulah analisa strategi politik Jokowi.
Meskipun menyangkutkan dengan strategi permainan sepak bola, namun penulis sendiri meyakini Jokowi tidak meniru strategi dari situ.
Penulis lebih meyakini, strategi bertahan total ala Jokowi itu dikarenakan Ia tak mau menyakiti orang lain.
Tak mau menyakiti karena tak terbiasa menyakiti.
Mungkin inilah buah didikan yang kuat dari orang tuanya.

Oh iya...
Dalam sepakbola, biasanya tim yang agresif menyerang adalah tim yang haus kemenangan.
Apakah itu pertanda bahwa politikus yang agresif menyerang berarti orang yang haus jabatan/kekuasaan?
Berarti Jokowi termasuk yang tidak haus jabatan/kekuasaan dong.
He..he..he..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun