4. Dinamika Hukum Rentan untuk Diciderai oleh Segelintir Oknum.
Masih terpatri dalam ingatan kita bagaimana dinamika kasus pelik yang ditangani oleh Hakim Kang Yo Han dan Kim Ga On. Bagaimana otoritas Korea Selatan selaku aktor utama dalam penegakan disiplin hukum justru malah melanggar hukum yang telah dirangkai sedemikian rupa tersebut.Â
Tecetusnya sebuah hukum untuk ditaati agar terciptalah sebuah keharmonisan dalam kehidupan ini.Â
Pemerintah sebagai pihak yang berwenang dan masyarakat selaku objek dari hukum tersebut sejatinya bekerjasama guna terciptanya harmonisasi antara keduanya.Â
Namun ironisnya, apa jadinya bilamana penegak hukum justru melanggar hukum tersebut?.Relasi kuasa yang cenderung mempermainkan nilai hukum sekaligus menciderai akan nilai fundamental tersebut berpotensi mampu meyebabkan  depresiasi pada panggung kehidupan.Â
5. Nilai Politik yang Mengakar pada Seluruh Nafas Kehidupan.
Tanpa kita sadari dalam setiap hembusan nafas kehidupan ini terhimpun konsep politik. Kata siapa politik hanya bagi kalangan pemangku kebijakan publik ataupun mereka yang berkecimpung di dunia pemerintah saja.Â
Makna sekaligus pesan politik pada hari ini sudah semakin meluas sekali. Nilai politik secara perlahan memasuki relung pada sektor kehidupan, dimulai dari pendidikan, kesehatan, hingga sosial budaya sekalipun.Â
Begitupun melalui alur cerita keseruan yang tergambar pada drama The Devil Judge, dimulai dari karakter yang dibawakan oleh ketiga Hakim yang memiliki latar belakang karakter berbeda, pengambilan studi kasus yang begitu erat berdampingan dengan realita pada saat ini, serta alur cerita yang dipenuhi oleh nilai politik maupun hukum.Â
Maka, jangan diherankan bahwa dari awal hingga akhir episode kita disuguhi oleh citra rasa politik yang begitu kental di dalamnya. Ya, begitulah realita pada kehidupan saat ini.
Pada drama The Devil Judge begitu banyak sekali pemaknaan hidup sekaligus pembelajaran yang bisa kita petik di dalamnya, khususnya seputar ranah hukum sekaligus politik.Â