Budaya Korea semakin terus menjamur seiring berjalannya waktu, memasuki persendian seluruh relung kehidupan masyarakat dan juga tertanam dengan rapih pada masing-masing setiap jiwa. Kendati demikian hal ini pun berhasil menciptakan istilah "Korean Wave" atau sering disebut juga sebagai Hallyu. Pemandangan ini sudah terjadi di seluruh penjuru dunia, bahkan Indonesia kerap menjadi salah satu penikmat terbesar pada ranah budaya tersebut. Dalam ranah ini yang menjadi aktor utama dalam menerima transaksi pertukaran budaya ialah para generasi milenial, yang sejatinya pada era seperti saat ini proses keluar masuknya budaya luar akan mendapatkan akses yang begitu mudah dengan hadirnya teknologi informasi yang disebabkan oleh arus globalisasi.
Korean Wave atau Hallyu pada dasarnya begitu banyak sekali bentuknya. Mulai dari musik, drama, film, fashion, variety shows, sampai dengan kuliner. semua unsur-unsur tersebut dikemasnya dengan  landasan nilai kebudayaan Korea yang sangat fundamental dan luhur. Maka sudah sangat tidak diragukan kembali bahwa semua hal yang berada dibawah naungan Korea dapat dipastikan sangat mendunia.
Pergeseran arus budaya tersebut pada dasarnya mampu merevolusi pola kehidupan, tingkah laku, sampai dengan struktur kehidupan pada suatu bangsa. Kita pun tentu mengetahui bersama bahwa ketika hadirnya budaya Hallyu di Indonesia, maka seluruh elemen yang ada seolah-olah secara otomatis bertansformasi. Dalam hal ini bisa kita ambil contoh maraknya fashion yang diadaptasi dari negeri Ginseng tersebut, Make-Up yang terus melakukan inovasi, Kuliner Korea yang terus meroket, dan bahasa Korea yang semakin merajarela.
Salah satu budaya Korean Wave yang kerap menjadi bahan perhatian masyarakat Indonesia ialah Drama Korea dan juga K-pop. Kedua hal tersebut mampu menjadi daya tarik yang sangat menggiurkan untuk tidak dilewatkan. Telah terbukti bahwa penikmatnya tak hanya  sebabatas dari golongan anak muda saja. Melainkan anak kecil sampai para orang dewasa.
Korean Wave sendiri sudah seperi menjadi jantung bagi kehidupan negara tersebut. Mengapa demikian? karena dengan hal ini mampu menjadi instrumen penting bagi majunya industri kreatif dan juga perekonomian Korea. Bahkan di satu sisi jika kita meninjau dari segi nilai sejarah, maka ketika mayoritas negara-negara Asia mengalami krisis keuangan pada tahun 1990-an. Pemerintah Korea memiliki siasat untuk mendirikan departemen khusus K-Pop yang berada di bawah naungan Kementerian Kebudayaan . Siasat ini pun pada kenyataannya terbukti berhasil dalam menyelematkan korea dari jurang kehancuran kala itu.Â
Indonesia dengan perolehan penduduk terbesar keempat di dunia, dengan adanya acuan nilai yang fantastis tersebut semakin menjadikan Indonesia sebagai salah satu objek  utama dalam  proses transfer produk Hallyu. Dengan maraknya Korean Wave yang pasarnya semakin meluas, pada hakikatnya hal ini mampu menjadi wadah yang begitu bernilai tinggi untuk menunjang roda perekonomian Korea Selatan. Mungkin bagi sebagian orang-oang yang sangat antusias akan budaya ini tentunya akan merasa perlunya merogoh kocek yang tidak sedikit demi menikmati produk-produk negeri ginseng. Inilah yang menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar bagi negara tersebut.
Dengan market yang semakin meluas, di satu sisi pihak Pemerintah Korea menilai ini adalah salah satu peluang yang sangat besar dan tidak boleh untuk dilewatkan. Sedangkan dari sektor Industri teknologi, otomotif, kuliner, pendidikan, dan sampai pada ranah pariwisata pun ikut mengambil peran dengan memaksimalkan peluag emas ini.
Seluruh nilai-nilai yang mampu disuguhkan oleh Korea Selatan berhasil menarik negara-negara lain untuk menjalin hubungan dipomatik, salah satunya adalah Indonesia yang telah menjalin hubungan kerja sama ini sejak tahun 1973. Bahkan hingga detik ini pun Korea Selatan menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah investasi terbesar di berbagai macam proyek industri yang ada di Indonesia. Hal ini pun ditandai dengan kesepakatan guna meningkatkan perdagangan bilateral yang sampai menembus angka 30 miliar dolar AS pada tahun 2022 mendatang (egsa.geo.ugm.ac.id, 2020).
Hallyu bisa disebut sebagai salah satu alat instrumen penting yang menjadi andalan bagi negara Korea Selatan untuk menjalin skema diplomasi publik. di Indonesia sendiri siasat ini sangatlah meraih kesuksesan yang begitu cemerlang. Negara tersebut terbilang sangatlah giat dalam mengupayakan Diplomasi Publik, bahkan hal ini terbukti dengan dialokasikannya anggaran yang bernilai fantastis pada sektor tersebut. Tidak sampai di situ, Pemerintah Korea Selatan secara tegas memberikan pernyataan bahwa mereka akan lebih fokus terhadap pelaksanaan diplomasi publik dengan melibatkan berbagai macam pihak yang salah satunya ialah mengandalkan siasat Korean Wave (Trisni, 2020).
Gambar 1. Gambar pada salah satu artikel di egsa.geo.ugm.ac.id. Sumber:egsa.geo.ugm.ac.id (n.d). Diakses melalui https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/30/fenomena-korean-wave-di-indonesia/
egsa.geo.ugm.ac.id. (2020, September 30). Fenomena Korean Wave di Indonesia. Retrieved Februari 9, 2021, from egsa.geo.ugm.ac.id: https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/30/fenomena-korean-wave-di-indonesia/
Trisni, S. (2020). Pencapaian Kepentingan Korea Selatan melalui Diplomasi Publik Korean Wave. e-journal.unair.ac.id, 131-133.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H