Pamekasan, 1/8/2024 – UMKM gerabah di Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, kembali mencuri perhatian dengan kesuksesannya dalam menembus pasar internasional. Meskipun menggunakan alat produksi yang sederhana, produk gerabah dari desa ini telah berhasil diekspor ke berbagai negara. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kualitas dan inovasi bisa melebihi keterbatasan alat yang digunakan.
UMKM ini terletak di Desa Durbuk bagian Dusun Pakong yang dipimpin oleh Ibu Pusia, yang memulai usaha gerabahnya dengan alat-alat tradisional. Penggunaan alat sederhana seperti kayu, kain batik dan oven pembakaran manual tidak menghalangi semangatnya untuk menciptakan gerabah berkualitas tinggi. "Kami memang menggunakan alat yang sederhana, namun dengan keterampilan dan kreativitas serta semangat, kami bisa menghasilkan produk yang bersaing di pasar internasional," kata Ibu Pusia.
Selama kunjungan, mahasiswa KKN IAIN Madura dan KKNT UIM Pamekasan menyaksikan secara langsung proses pembuatan gerabah dan mendiskusikan teknik pemasaran yang diterapkan. Pengrajin berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka dapat memperluas jangkauan pasarnya.
Koordinator KKN IAIN Madura posko 08 Desa Durbuk, Ahmad Syukron Jazilan mengungkap bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa dalam mendukung pengembangan UMKM lokal serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu, mengagumi terhadap kemampuan UMKM ini dalam memadukan teknik pembuatan tradisional dengan strategi pemasaran modern. Sementara itu, salah satu mahasiswa KKNT UIM posko 7, Abd. Latif Menyatakan bahwa kunjungan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana mendapatkan jaringan luas dalam memasarkan UMKM ini.
Produk gerabah dari Desa Durbuk dikenal karena kualitas kerajinan tangan dan desainnya yang simpel. Para pengrajin menggunakan teknik tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Mereka fokus menciptakan produk gerabah cobek yang telah mendapat tempat di pasar internasional, termasuk Malaysia dan Afrika. Selain itu, pemasaran gerabah cobek juga menjangkau ke daerah di luar Pamekasan, seperti Kalimantan, Bondowoso, Situbondo, Genjeran, Bangkalan, Ketapang dan Sampang. Setiap produk dikerjakan dengan cermat dan penuh perhatian pada detail, meskipun alat yang digunakan tidak modern.
Kunci dari kesuksesan ekspor ini adalah kualitas produk. Meskipun alat produksi yang digunakan sederhana, para pengrajin terus berupaya untuk meningkatkan kualitas walaupun desainnya sesimpel mungkin. Mereka juga fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi standar internasional dalam hal kualitas dan keamanan produk.
Para pengrajin dan Ibu Pusiya berencana untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan menjajaki pasar baru. Mereka juga ingin mengembangkan produk-produk baru yang bisa memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. "Alhamdulillah, kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dan mengeksplorasi desain-desain baru untuk mempertahankan posisi kami di pasar internasional. Biasanya setiap harinya kami dapat memproduksi gerabah kurang lebih 100 gerabah," ujar Ibu Pusia.
Kisah sukses UMKM gerabah Desa Durbuk membuktikan bahwa keterbatasan alat bukanlah halangan untuk meraih sukses di pasar global. Dengan kreativitas dan dedikasi, mereka telah mampu mengubah alat sederhana menjadi produk yang dihargai di seluruh dunia. Keberhasilan ini tidak hanya membawa dampak positif bagi pengusaha lokal tetapi juga bagi ekonomi desa secara keseluruhan.
Dengan terus berinovasi dan beradaptasi, diharapkan UMKM gerabah Desa Durbuk dapat terus berkembang dan memperluas jangkauan pasar mereka. Kesuksesan ini juga menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha kecil lainnya yang ingin menembus pasar internasional.