Mohon tunggu...
Muhammad Ghalih
Muhammad Ghalih Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemuda Pelopor Pendidikan

Muhammad Ghalih adalah seorang mahasiswa PhD pada Jurusan Business and Management di Southern Taiwan University of Science and Technology (STUST). Selain itu, ia juga seorang akademisi dan profesional yang berdedikasi di bidang pendidikan dan berfokus pada penelitian tentang manajemen rantai pasok halal. Ghalih berperan penting sebagai Direktur Afkar Institute dan Pendiri Ghalih Foundation di Indonesia. Dengan pengalaman luas dalam mengajar dan penelitian, Ghalih aktif berkontribusi pada berbagai konferensi internasional, termasuk membahas integrasi manajemen rantai pasok halal dengan ESG dan SDGs.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Kampung Study Abroad, Why Not?

19 Juni 2024   21:59 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:08 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya seorang profesional muda pendidikan yang telah menyelesaikan gelar master dan sekarang sedang memburu gelar doktor di Taiwan, dan dengan kesempatan ini saya ingin membahas pentingnya mengejar pendidikan ke luar negeri. Saya berasal dari sebuah kota kecil yang cukup pelik dengan berbagai jenis keterbatasan, tetapi itu tidak pernah membuat saya takut untuk mengejar impian saya yang terkait dengan pendidikan.

Mereka yang tidak percaya bahwa saya bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri adalah orang-orang yang tinggal di kampung. Mereka berpendapat bahwa tidak mungkin seorang pemuda dari kampung seperti saya bisa bersaing dengan anak-anak kota besar, apalagi dengan orang-orang dari luar negeri. Namun, saya percaya bahwa tekad dan disiplin sangat penting untuk mengejar impian. Saya mulai belajar bahasa Inggris sendiri dan mencari informasi tentang beasiswa serta mempersiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan.

Setelah saya diterima di universitas di Taiwan untuk melanjutkan pendidikan magister, perjalanan saya tidaklah mudah. Saya harus beradaptasi dengan banyak hal di sana; lingkungan baru, bahasa asing, dan kurikulum pendidikan yang berbeda dengan di Indonesia. Meskipun demikian, semuanya itu tidak pernah memadamkan semangat saya untuk belajar dan meraih kesuksesan. Selama saya belajar di Taiwan, saya sangat bersyukur atas sejuta pengalaman berharga yang tidak hanya memperluas cakrawala akademis saya tetapi juga memperkaya wawasan saya tentang dunia.

Studi luar negeri membawa banyak peluang baru bagi saya. Saya bisa berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara, belajar tentang budaya mereka, dan membangun jaringan internasional yang sangat bermanfaat bagi masa depan saya. Selain itu, studi luar negeri juga mengajarkan saya kemandirian, tanggung jawab, dan ketekunan. Semua keterampilan ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan karier profesional saya.

Karena itu, saya akan mendesak kaum muda di daerah pedesaan untuk tidak takut bermimpi besar dan berani mengambil langkah untuk melanjutkan pendidikan mereka ke luar negeri. Meskipun mungkin akan ada banyak rintangan, semuanya itu sepadan dengan hasil akhir yang akan datang.

Pendidikan adalah kunci yang bisa membuka banyak pintu kesempatan, dan melanjutkan pendidikan ke luar negeri adalah salah satu cara terbaik untuk mencapai pendidikan berkualitas.

Baik desa maupun luar negeri, kenapa tidak? Ayo buktikan bahwa generasi desa juga bisa bersinar di panggung dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun