Wonogiri (08/02/2023) - Masalah keuangan tidak selalu terjadi di kawasan perkotaaan, kawasan perdesaan pun tidak luput dari adanya masalah keuangan. Terdapat perbedaan antara masalah keuangan yang terjadi di kawasan perkotaan dengan perdesaan, tetapi permasalahan keuangan di pedesaan yang paling menonjol adalah masih minimnya wawasan atas literasi keuangan yang dimiliki oleh masyarakat desa. Salah satu penyebab terjadinya masalah ini adalah masih kurangnya tingkat pendidikan yang dimiliki warga pedesaan, baik pemahaman terkait literasi keuangan itu sendiri dan pemahaman terkait cara yang dapat mereka lakukan untuk mempelajari literasi keuangan.
Literasi keuangan adalah kebutuhan mendasar yang perlu dimiliki setiap orang sebagai upaya untuk mengeleola keuangan dengan baik sehingga terhindar masalah keuangan. Masalah keuangan tidak semata mata berasal dari nominal pendapatan, tetapi bisa berasal dari kesalahan pengeleloaan keuangan seperti kesalahan penggunaan kredit, tidak terdapat rencana keuangan, dan mengalami penipuan. Semakin berkembangnya zaman, literasi keuangan semakin mendapat perhatian terutama di negara-negara maju, dimana hal ini menyadarkan kita bahwa 'melek' keuangan adalah suatu hal yang sangat penting. Bahkan edukasi literasi keuangan sudah direncanakan untuk menjadi salah satu program nasional. Berbagai riset yang dilakukan menunjukan rendahnya tingkat literasi di negara negara maju, terlebih lagi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini merupakan hal yang patut untuk diperhatikan, terlebih literasi keuangan memberikan dampak positif untuk kondisi keuangan negara.
Sebagai wujud tanggapan mengenai persoalan tersebut Moratulus Gregorius Damor, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro mengadakan penyuluhan mengenai edukasi literasi keuangan di Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Penyuluhan yang diadakan adalah salah satu program monodisiplin Kuliah Kerja Nyata yang dilakukannya. Penyuluhan literasi keuangan tersebut diadakan dengan mengumpulkan warga Desa Watangrejo di tiga hari yang berbeda dan tiga tempat yang berbeda, yaitu di Hari senin 16 Januari 2023 berlokasi di balai dusun Pringwatang Kulon yang diikuti warga dusun Pringwatang Kulon, Pringwatang Wetan, serta Pepet, di hari selasa 17 Januari 2023 berlokasi di balai dusun Nglancing yang diikuti warga dusun Nglancing, Ngelorejo, serta Masan, dan terakhir di hari senin 23 Januari 2023 berlokasi di balai desa Watangrejo yang diikuti warga dusun Pelem serta Tlogorejo. Dalam penyuluhan ini digunakan poster yang ditampilkan dengan proyektor dan poster fisik yang dibagikan sebagai media pembantu dalam memaparkan materi kepada warga.
Masyarakat memberi respon yang antusias selama mengikuti penyuluhan ini karena warga memiliki keinginan untuk menaikan kondisi ekonomi mereka dan merasa materi yang dibawakan dapat membantu mereka dalam mewujudkan upaya mereka tersebut. Diakhir kegiatan penyuluhan, warga menunujukan respon yang positif dengan bertanya dan mengungkapkan terima kasih. "Untuk bapak bapak semua yang ada disini, materi yang disampaikan oleh mas Damor tadi bisa diterapkan dalam rumah tangga ya, keluar dan masuknya uang itu penting untuk diketahui, tidak selalu masalah jumlah uangnya tapi juga pertanggungjawaban untuk istri juga.", kata Bapak Sunarso salah satu warga dusun Pringwatang Wetan. Warga desa Watangrejo berharap dengan edukasi yang diberikan ini mereka dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik lagi dengan membuat perencanaan keuangan dan terhindar dari tindak kejahatan seperti penipuan dan investasi bodong.
Penulis  : Moratulus Gregorius Damor / 12030119130214
DPL Â Â Â Â : Aghus Sofwan S.T., M.T.,Ph.D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H