Mohon tunggu...
M Fuad Hasyim
M Fuad Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Filsafat Universitas Indonesia

Seorang Mahasiswa Filsafat yang menggeluti bidang psikologi, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat pikiran, eksistensialisme, sastra, budaya, dan teologi keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilusi Takdir dan Ketidakmungkinan Perubahan

14 April 2023   22:00 Diperbarui: 14 April 2023   22:03 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali, kita dicekoki dengan kata-kata naif bahwa "Takdir bisa diubah kalau kita berusaha". Benarkah begitu? Mari kita balik pertanyaan tersebut.

Apa yang membuktikan bahwa takdir bisa diubah?

Kita bahkan tidak pernah tau apa yang dimaksud dengan takdir, bagaimana takdir berjalan, dan apakah benar takdir itu juga bergantung pada kehendak manusia?

Di dunia ini yang akan kita temui adalah pertanyaan tanpa jawaban. Setiap jawaban yang diajukan akan menimbulkan pertanyaan berkepanjangan. Apabila kita lebih jeli memahami makna takdir, secara singkat takdir adalah suatu kehendak yang menentukan dari awal hingga akhir. Lalu, kehendak siapa yang bisa menentukan itu?

 Jawaban yang bisa diajukan dengan pasti adalah kehendak dari Tuhan.

Tuhan memiliki kehendak mutlak atas apapun yang akan telah dan sedang kita lakukan. Bisa jadi Tuhan telah menulis kehidupan kita dari awal hingga akhir, cerita sedih dan sukses kita, dan sekarang Tuhan sedang duduk menikmati tinta tulisan-Nya mengering bersama terwujudnya takdir.

Atau bahkan, jangan-jangan Tuhan juga sedang ikut campur dengan mengubah takdir yang telah ditulis menjadi takdir baru yang sesuai keinginan-Nya.

Toh, Dia kan Tuhan, yang memiliki kekuasan Mutlak atas makhluk Ciptaan-Nya. Kan gak ada masalah?

Harusnya kita sadar bahwa kita sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk mengubah takdir. Kita harus yakin bahwa peristiwa yang ditetapkan oleh takdir tidak dapat diubah oleh semua jenis agensi manusia. Manusia tidak akan pernah bisa mengubah takdirnya sendiri ataupun takdir orang lain.

Perasaan manusia yang mampu mengubah jalan hidupnya adalah sebuah ilusi yang kalau terlalu jauh malah akan semakin membuat manusia lupa akan Tuhannya. Itulah mengapa ada ilusi takdir.

Takdir adalah rangkaian peristiwa yang sudah ditentukan sebelumnya, dan kita hanya ada untuk menaatinya. Ketiadaan kemampuan untuk melawan takdir adalah bukti bahwa kita hanyalah "wayang" yang bergerak dengan benang ilusionis.

Takdir memang tak layak dipikirkan terlalu dalam, karena takdir sejatinya hanyalah ilusi yang memabukkan. Layaknya fatamorgana di tengah padang pasir, takdir adalah oase bagi para musafir yang kehausan.

Lagi-lagi, pertanyaan yang harus diingat adalah, Apa yang membuktikan bahwa takdir bisa diubah?

Coba bayangkan dan pahami analogi berikut ini.

Ketika kita ingin mengadakan suatu kegiatan di kampus, tentunya kita harus membuat proposal kegiatan dan menyerahkannya kepada pihak yang akan bertanggung jawab. Apabila proposal kita diterima oleh mereka, maka kita bisa melaksanakan kegiatan tersebut dengan aman dan lancar. Namun, apabila proposal kita ditolak, maka kita tidak bisa melaksanakan acara tersebut sama sekali.

Analogi tersebut sangat sesuai untuk menjelaskan bagaimana konsep tentang takdir dipahami. Kita bisa bertindak apapun, sebenarnya adalah atas Kehendak Tuhan. Bukan atas kehendak kita pribadi.

Kita bisa melakukan ini dan itu, bergerak dan berbicara, menulis dan membaca, ataupun mengambil keputusan, pada dasarnya bukan atas kehendak kita sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan.

Perasaan kita untuk melakukan ini dan itu, hanyalah sebatas "ilusi" yang Tuhan berikan agar kita tetap merasa hidup. "Ilusi" tersebut yang menjadikan kita bisa tetap berusaha dan bekerja keras mencapai apa yang kita inginkan.

Jadi, perasaan bahwa kita bisa melakukan ini dan itu hanyalah sebuah ilusi agar kita bisa tetap merasa hidup. Itulah yang disebut Ilusi takdir.

Apa yang bisa membuktikan bahwa takdir bisa diubah?

Tidak ada yang bisa membuktikannya. Nikmatilah takdirmu, Cintailah Takdirmu, Walaupun itu Menyakitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun