Mohon tunggu...
M Fuad Hasyim
M Fuad Hasyim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Filsafat Universitas Indonesia

Seorang Mahasiswa Filsafat yang menggeluti bidang psikologi, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat pikiran, eksistensialisme, sastra, budaya, dan teologi keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kesendirian Sebagai Keniscayaan Hidup

23 Februari 2023   16:27 Diperbarui: 23 Februari 2023   16:35 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan terhubung sepenuhnya dengan diri kita sendiri, mungkin rasa sakit itu, rasa lapar akan kesepian itu bisa ditahan. Dan ketika kita telah menghadapi diri kita sendiri, dan mengetahui bahwa kita sudah cukup, maka kita dapat menjangkau orang lain dan menemukan hubungan sejati dan kepemilikan sejati.

Mungkin hal terbaik adalah menerima kesepian dan memberi ruang untuk itu, seperti yang kita lakukan untuk semua perasaan yang kita rasakan.


Menjadi hidup berarti berada di dalam tubuh, dan berada di dalam tubuh berarti terpisah dari semua tubuh lainnya. Dan berpisah berarti sendirian. Ini berlaku untuk setiap makhluk, dan ini berlaku untuk manusia lebih dari makhluk lain mana pun. Dia tidak hanya sendiri; dia juga tahu bahwa dia sendirian, dia sadar akan siapa dia. Karena itu, dia mengajukan pertanyaan tentang kesendiriannya. Dia bertanya mengapa dia sendirian dan bagaimana dia bisa mengatasi kesendiriannya. Dia tidak tahan; tapi juga tidak bisa menghindarinya. Sudah menjadi takdirnya untuk menyendiri dan menyadarinya... Adalah kehebatan manusia bahwa dia berpusat pada dirinya sendiri. Dia terpisah dari dunianya, dan mampu melihatnya. Hanya karena memang demikian, dia dapat mengetahui dunia, dan mencintai serta mengubahnya. Hanya dia yang sendirian yang bisa mengaku sebagai laki-laki. Inilah kehebatan, dan inilah beban manusia.

Paul Tillich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun