Kegiatan ini merupakan rangkaian dari 31 kegiatan Program Matching Fund yang diusulkan oleh Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pendanaan tahun 2022 dengan ketua pengusul Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T. yang melibatkan 31 Dosen dan 155 mahasiswa.Â
Kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan 7 terkait Pengolahan Limbah Wisata dengan koordinator Edwin Ramadhani Sampurna, S.ST., M.T. yang terdiri dari 4 sub kegiatan. Kegiatan ini merupakan sub kegiatan 7.3 terkait Pengolahan limbah organik menjadi Kascing.Â
Pengolahan limbah organik menjadi Kascing adalah kegiatan mengolah limbah rumah tangga sejenis limbah organik yang akan dijadikan media makanan cacaing yang nanti akan dijadikan pupuk komposit yang berguna untuk tumbuh kembang tanaman seperti bunga dan tumbuhan tumbuhan berbuah, Kascing ini juga dapat membantu perekonomian warga desa simoketawang dan juga menambah pemasukan anggaran desa dari program kascing ini dilaksanakan oleh 1 Dosen yaitu Maula Nafi, S.T., M.T. dari program studi Teknik Mesin bersama 5 mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari program studi Teknik Mesin antara lain Wisnu Herico Aji R.K, Bintang Tries Nanda N., Triawan Doni W., Trisfandi Kharisma F., Nazarudin Salman M.
Dilatarbelakangi dari desa berkembang menjadi desa mandiri dengan  memanfaatkan tanah desa yang selama ini tidak termanfaatkan menjadi Wisata  Kampung Kelengkeng. Upaya membenahi desa kecil ini mendapat banyak  apresiasi dari berbagai pihak hingga dari Ibu Bupati Sidoarjo pada 2021.Â
Sektor peternakan di Desa Simoketawang pada beberapa dekade terakhir sudah berfokus pada pembangunan untuk memenuhi pangan dan juga pada isu kesehatan dan lingkungan. Akan tetapi, peternakan yang ada di Indonesia di dominasi oleh peternakan rakyat yang masih menggunakan sistem konvensional dan sederhana.Â
Oleh karena itu, peternakan di Indonesia masih kurang memperhatikan pada limbah hasil peternakan yang dapat berdampak bagi lingkungan. Permasalahan utama dari sektor peternakan adalah limbah ternak yang masih menjadi masalah  yang  serius,  karena  hanya  dibiarkan  menjadi  limbah  disekitar kandang atau pun dibuang langsung ke lingkungan sekitar.
 Limbah ternak  yang dibiarkan begitu saja akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan berpotensi menjadi masalah sosial. Maka perlu di adakan pengolahan limbah peternakan agar menjaga lingkungan, salah satunya pupuk organik.
Limbah peternakan bisa menjadi potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pengolahan limbah peternakan untuk menjadi pupuk organik bisa menggunakan sistem pengomposan cacing atau vermicomposting. Pengolahan vermicomposting lebih efektif dibandingkan pengolahan limbah yang dibiarkan begitu saja atau proses dekomposisi secara alami.Â
Hal ini akan membantu pengurangan limbah peternakan yang menjadi masalah lingkungan dan masalah sosial. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah membuat masyarakat bisa memanfaatkan limbah peternakan ataupun limbah sampah organik rumah tangga dan juga limbah wisata kelengkeng desa simoketawang sehingga sampah yang tadinya tidak berguna bisa menjadi bermanfaat dan menambah penghasilan masyarakat
DUDI (Dunia Usaha dan Industri) atau mitra sasaran dari kegiatan ini adalah Desa Simoketawang dengan sasaran Karang Taruna Desa Simoketawang Dan Masyarakat desa Simoketawang yang berjumlah 30 orang karang taruna dan 15 orang masyarakat desa Simoketawang