"...Kabar cukup mengerikan datang dari dunia perfilman Hollywood. Aktor UGLY BETTY dan STEP UP 3-D, Michael Brea ditahan karena tuduhan pembunuhan yang dilakukannya kepada ibunya sendiri. Pembunuhan ini dilakukan dengan memenggal kepala sang ibu dengan sebuah samurai sepanjang 3 kaki..."
Itulah petikan berita terkini dari salah satu situs penyaji berita hiburan. Bukan isi beritanya yang mengganggu pikiran saya. Berita mengenai pembunuhan dengan menggunakan sebilah atau sebuah 'samurai' sudah sering diangkat di berbagai media nasional, termasuk TV. Justru istilah 'samurai' yang digunakan oleh rekan-rekan jurnalislah yang menjadi perhatian saya. [caption id="attachment_77093" align="alignright" width="180" caption="Tom Cruise menggenggam sebilah pedang dalam film "The Last Samurai""][/caption] Setahu saya, di jaman modern sekarang, tidak ada satu samurai pun yang tersisa. Sehingga tidak mungkin seseorang membunuh dengan menggunakan 'sebilah samurai'. Yang bisa digunakan untuk melukai orang atau memenggal kepala adalah 'pedang samurai', bukan 'samurai'. Samurai adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan (1). Sebagai perwira militer, seorang samurai dilengkapi dengan beberapa jenis senjata. Salah satunya adalah berupa pedang panjang bermata satu yang disebut 'katana' (2). Jenis pedang inilah yang sering "dituduh" sebagai 'samurai' oleh rekan-rekan jurnalis media lokal. Katana biasanya dipasangkan dengan pedang yang lebih pendek yang disebut dengan 'shoto' atau 'wakizashi'. Pasangan keduanya disebut dengan 'daisho' yang biasa digunakan oleh kelas ksatria samurai. Pasangan pedang tersebut mewakili kekuatan sosial dan kehormatan pribadi samurai. [caption id="attachment_77094" align="alignleft" width="210" caption="Sepasang pedang tradisional Jepang, 'katana' (kiri) dan 'shoto' (kanan)."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H