Mohon tunggu...
Ajoull M. Fajrul Hidayat
Ajoull M. Fajrul Hidayat Mohon Tunggu... -

Praktisi komunikasi kreatif yang memiliki hobi menulis, disain grafis, musik, disain web dan videografi. Saat ini aktif di Surau Baitul Amin (baitulamin.org), Depok, sebagai anggota tim pelatihan dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piala Dunia 2022 di Kota Depok

7 Juli 2010   01:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:02 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala Dunia 2010 yang saat ini berlangsung di Afrika Selatan memberikan keuntungan bagi negara tersebut di berbagai bidang. Kegiatan akbar tersebut, baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak, juga memberikan manfaat yang tak ternilai bagi seluruh bangsa di dunia. Apa yang terjadi di Afrika Selatan sesuai dengan misi yang diajarkan Islam, Rahmatan Lil ‘Alamin, memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia. Melihat nilai positif tersebut, Piala Dunia 2010 dijadikan model dan modal dasar sebuah pelatihan di Surau Baitul Amin, Depok. Pelatihan yang dinamakan Anshor-man ini dilaksanakan sejak Selasa (6/7) kemaren hingga Kamis (8/7) besok. Anshor, sebutan untuk santri sekaligus tim pengelola surau, adalah peserta pelatihan ini. Mereka diajak untuk memahami dan mempraktekkan langsung proses pelaksanaan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Afrika Selatan telah melalui tiga tahapan besar untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia 2010. Tahapan ini meliputi inisiasi, implementasi dan operasi. Ketiga tahapan inilah yang diikuti oleh anshor dalam pelatihan melalui metode simulasi mutakhir. “Metode ini kita namakan Simulasi dalam Simulasi.”, terang Jusron Faizal, salah satu lead fasilitator pelatihan. Jusron menerangkan bahwa metode ini hasil brainstorming tim perencana pelatihan selama berminggu-minggu. Mumet Yang Mengasikkan Simulasi tahap inisiasi telah dilalui anshor sejak Rabu (30/7) malam lalu dan berakhir menjelang dibukanya pelatihan pada Selasa (6/7) pagi kemarin. Dalam tahap inisiasi ini, seluruh anshor yang berjumlah 54 orang dibagi dalam 5 kelompok. Tiap kelompok berperan menjadi delegasi sebuah negara yang masing-masing mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Delegasi ini diminta untuk menyajikan konsep dan perencanaan terbaik untuk mencapai sebuah obyektif. Obyektif ini telah ditentukan oleh FIFA yang diperankan oleh fasilitator pelatihan. Tahapan ini berhasil menggali kreatifitas anshor yang selama ini terpendam. Para anshor ini sebelumnya selalu sukses sebagai tim pelaksana berbagai kegiatan akbar yang diselenggarakan SBA seperti Tabligh Akbar & Festival Marawis 2008 dan Festival Baitul Amin 2010. Namun untuk menyusun konsep kreatif dan proposal sebuah kegiatan, mereka mengaku baru kali ini mendalaminya. “Seumur hidup saya, ini adalah pertama kalinya saya bikin proposal. Kalau nukang saya jago, tapi namanya ngonsep baru kali ini.”, aku anshor bernama Muchtarom pada saat presentasi proposal. Kenyataannya, proposal kelompoknya justru berhasil terpilih sebagai pemenang. Tahap implementasi disimulasikan dalam pelatihan hari pertama kemarin hingga Rabu (7/7) sore ini. Dalam simulasi kali ini, tim anshor berperan menjadi sebuah perusahaan yang ditunjuk oleh negara sebagai komite atau panitia penyelenggara Piala Dunia 2022. Mereka ditempatkan dalam struktur kepanitiaan. Kali ini mereka harus mengimplementasikan konsep dan acuan umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan FIFA. Perencanaan kerja dan koordinasi antar bidang menjadi materi yang mengawali tahapan ini. “Saya lebih milih kerja ngelas dibandingkan bikin perencanaan kayak gini. Pusing! Ha ha ha…”, ujar anshor bernama Akem sambil tertawa. Dalam pelatihan, ia ditempatkan di bidang pendanaan dimana salah satu tugasnya adalah mencari sponsor kegiatan. Simulasi tahap implementasi ini dibuat dengan arahan prematur sehingga para anshor harus menebak-nebak tentang apa yang harus dilakukan. Namun dengan cara ini mereka justru mampu menyusun perencanaan lapangan dan melakukukan koordinasi antar pihak dengan cara mereka sendiri. “Sebenarnya proses ini sebenarnya mengasikkan. Tapi awalnya memang bikin mumet.”, ujar Suyadi mengenai tahap perencanaan kerja sambil tersenyum. Ia juga salah seorang anshor yang menjadi peserta pelatihan. Matang Dalam 13 Jam

Sesi ice breaking
Sesi ice breaking
Hari ini (7/7) para anshor akan menyelesaikan tahap implementasi dengan melakukan persiapan lapangan termasuk gladi bersih. Tahap operasional sendiri rencananya akan dilaksanakan pada malam hari nanti dengan menggelar pertandingan futsal antar “negara” yang didahului dengan berbagai hiburan. Sesi ini kemudian ditutup dengan acara nonton bareng pertandingan Piala Dunia 2010 antara Spanyol dan Jerman. Hingga kemarin malam, seluruh peserta pelatihan telah mendapatkan banyak kemajuan. Perencanaan yang mereka susun dinilai telah siap untuk diaplikasikan dalam tahap operasional. Semua itu mereka temukan sendiri dalam waktu hanya sekitar 13 jam. “Perencanaan yang mereka susun sangat matang dan melebihi requirements. Semuanya tinggal diuji coba di lapangan.”, terang Ardiansyah Aidil, salah satu lead fasilitator yang berperan sebagai perwakilan FIFA. Menyebarkan Kebaikan Bagi Umat Manusia Anshor yang menetap di SBA memiliki beragam latar belakang. Diantara mereka ada yang putus sekolah, alumni pesantren, sarjana agama dan lulusan perguruan tinggi lainnya. Selain mendalami tasawuf Islam melalui tarekat (metode dzikir) Naqsyabandiyah, surau juga menjadi wadah mereka untuk mempraktekkan berbagai ilmu terapan praktis seperti pertukangan, perbengkelan dan event management. Pengurus Surau Baitul Amin Sawangan, H. Akhmad Syukran Bestari, menjelaskan bahwa Anshor-man adalah pelatihan capacity building untuk para anshor. Pengusaha yang senang membaca Al-Qur’an Bayan itu menambahkan bahwa pelatihan membekali anshor untuk mengelola surau dan melayani ribuan jamaah surau secara lebih profesional. Mereka juga diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan sosial bagi masyarakat. “Pelatihan Anshor-man adalah ajang pembekalan anshor untuk siap dalam kehidupan nyata. Dengan demikian anshor dapat melaksanakan misi yang harus diemban setiap muslim yaitu menyebarkan kebaikan bagi seluruh umat manusia.”, terang Bestari saat pembukaan pelatihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun